delapan

105 35 3
                                    

Semarang, April 2015

Gumaya Tower Hotel

Alana berlarian di selasar yang menghubungkan Noble Court Restaurant dengan The Grand Ballroom, di belakangnya seorang perempuan muda berseragam suster berwarna biru muda mengawasi setiap pergerakannya.

Sampai di ujung eskalator Alana memutar badannya lalu kembali berlari menuju Noble Court, sampai di depan Noble Court anak itu kembali berlari  ke arah ballroom.

Hingga akhirnya tepat di belokan lift, Alana tidak bisa menghentikan langkahnya lalu menabrak seorang perempuan yang baru saja keluar dari lift.

Bruk!

Alana jatuh terduduk, tanpa menangis ia langsung berdiri lalu kembali berlari masuk ke dalam Noble Court.

"Nenek.." Seru Alan memanggil perempuan yang hidupnya sudah lebih dari setengah abad.

Perempuan yang dipanggil nenek oleh Alana menyambut Alana ke atas pangkuannya.

"Huaa..." Tangis Alana pecah.

"Loh ada apa sayang?"

"Tadi Alana nabrak orang bu di dekat lift." Suster Alana yang bernama Ida menjawab pertanyaan nenek Alana.

"Sakit?" Tanya nenek  sambil mengusap air mata Alana.

Alana menggeleng.

"Terus kenapa nangis?"

Alana diam berpikir jawaban apa yang akan ia berikan ke neneknya.

Sedangkan di belakang mereka, perempuan yang tadi ditabrak Alana sudah berdiri dengan wajah khawatir.

--

Rahayu terkejut saat anak perempuan yang jatuh terduduk karena menabrak kakinya langsung bangkit berdiri dan berlari masuk ke dalam restoran. Ia mengikuti anak tersebut karena khawatir anak itu mengalami sakit pada pantat atau tulang ekornya.

Melihat anak itu sedang menangis dipangkuan perempuan yang rambutnya sudah memutih meyakinkan Rahayu kalau anak itu tengah dipangku oleh neneknya.

"Maaf ya bu, tadi adeknya jatoh tabrakan sama saya di dekat lift." Ucap Rahayu yang sudah berdiri di dekat mereka.

"Ooh.. iya mba. Seharusnya saya yang minta maaf karena cucu saya udah nabrak mba. Dia nggak bisa diam sukanya bergerak."

"Alana minta maaf sama tantenya." Ibu itu menyuruh agar anak kecil di pangkuannya meminta maaf kepada Rahayu.

Alana, dia mengusap sisa air mata di wajahnya lalu turun dari pangkuan neneknya.

"Maaf ya tante, Alana nggak sengaja." Ucap Alana sambil mengambil tangan kanan Rahayu lalu mencium punggung tangan Rahayu.

Rahayu terkesan dengan cara Alana meminta maaf kepadanya, Rahayu lalu berjongkok agar bisa sejajar dengan Alana. Ia merapihkan poni Alana seraya mengelus kepalanya.

"Ia anak cantik, maafin tante juga ya. Pantat kamu sakit nggak?"

Alana menggeleng.

"Bener nggak sakit?" Rahayu meragukan respon Alana karena anak itu tadi menangis.

Alana tersenyum, ia melirik ke arah neneknya dengan bibir mengerucut ia seperti meminta persetujuan. Begitu melihat neneknya mengangguk, Alana langsung mencium pipi kanan Rahayu.

Rahayu sedikit kaget karena tidak menyangka Alana akan mencium pipinya, lalu ia tertawa.

"Maaf bu, mungkin nanti bisa dicek ya Alana jatuhnya duduk takutnya tulang ekor kenapa-kenapa." Ujar Rahayu kepada neneknya Alana.

KETIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang