Apakah kita bisa keluar dari sini...
Ice melirik ke Taufan dengan wajah datarnya. Ice pun menghampiri sang kakak dan duduk disampingnya, dengan tenang Ice mengelus kepala sang kakak dengan senyumannya.
Saat Taufan melihat Ice, dia melihat seorang wanita yang tidak lain ialah ibu mereka.
Ya, Taufan melihat Ice seperti ibu mereka yang sedang menenangkan anaknya yang sedang sedih maupun ketakutan.
Tidak lama kemudian Taufan menangis dan memeluk Ice dengan erat sambil memanggil nama ibu mereka.
" Ibu... Taufan rindu... "
Mendengar Taufan yang memanggil ibu mereka dengan suara lirih, juga membuat Ice mengeluarkan setitik air mata.
Ice berusaha untuk menenangkan Taufan dengan menyanyikan lagu yang biasa ibu mereka nyanyikan untuk mereka waktu kecil. Dan lama kelamaan akhirnya Taufan tertidur di pelukan Ice.
Saat Ice sudah menaruh Taufan di atas kasur, lagi dan lagi monitor pembunuh itu muncul. Ice dapat merasakan kalau ada sesuatu yang tidak beres, dan ya betul saja. Saat monitor itu sudah nyala– yang pertama kali Ice lihat adalah Duri dan Sori yang terikat di kursi.
Mata Ice langsung melotot dan menggertakkan giginya dengan penuh amarah–
" Ice, lihatlah apa yang telah kau lakukan. "
" Aku ?! "
" Ya, jika kau mau bergabung denganku dari awal, maka semua ini tidak akan terjadi. "
" Bukannya kau telah menjebak keluargaku dengan pilihan gila mu itu. "
" Menjebak ? "
" Kau tidak pernah menaruh racun di pisau yang tertancap di badan Gempa kan ? "
" HAHAHAHAHA, kau memang sangat pintar ya, Ice. Karena itulah aku menyukaimu. Bukan saja karena kekuatan mu tetapi kami juga membutuhkan kepintaran mu, Ice. "
" Aku tidak habis pikir, siapa sebenarnya kau ini ?! "
" Jangan khawatir, Ice. Akan ada saatnya kau tau... "
Belum sempat lagi Ice mengucapkan kata lagi, monitor itu sudah mati dengan senyuman seringai pembunuh itu.
Ice sangat tercengang, dia lemas selemas lemasnya–
Dia sangat berpikir keras siapakah yang mengetahui tentang kekuatannya spesialnya itu, karena seingatnya Ice tidak pernah memberitahu kepada siapapun kecuali ibu mereka.
Mau diingat sekeras bagaimanapun, Ice tidak bisa mengingat apapun. Namun, Ice tidak memikirkan itu, dia hanya memikirkan bagaimana caranya untuk melindungi keluarganya.
Karena secara tidak langsung, ucapan pembunuh itu ada benarnya. Karena dirinya, semua keluarganya harus menerima konsekuensinya, namun di lain sisi kejadian ini bukan sepenuhnya salah Ice.
Di sisi lain ; Halilintar dan Frostfire sedang gelisah karena pembunuh itu berhasil menangkap Duri dan Sori. " Bagaimana caranya mereka menangkap Duri dan Sori padahal kita semua selalu bersama ?! "
Mendengar pertanyaan kedua si sulung tentu juga membuat mereka heran.
" Terakhir mereka berada dimana ? "
" Kalau tidak salah mereka berada di lorong perpustakaan. "
" Perpustakaan ? "
" Iya, tadi baginda lihat saat kita semua berada di depan pintu keluar, Sori memanggil Duri untuk mengikutinya ke lorong perpustakaan. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa harus aku yang tersisa [ Discontinued ]
Gizem / Gerilim7 bersaudara ini sedang berliburan, yaitu Halilintar, Taufan, Gempa, Blaze, Ice, Duri, Solar, Frostfire, Glacier, Supra, Sori, Gentar, Sopan Mereka sedang berlibur di suatu tempat yang sangat ingin mereka kunjungi. Namun siapa sangka, tempat yang me...