Bab 1 : Mengintip dari balik tirai

80 11 0
                                    



Happy Reading


"Mana Nam Jaemin?!" tanya seorang laki-laki yang kini berdiri di ambang pintu. Dengan mata terbuka lebar menyusuri setiap sudut kelas untuk menemukan si pemilik nama yang baru saja ia panggil.

Netra itu menangkap seorang anak laki laki yang duduk tak jauh dari tempat ia berdiri. Laki-laki berambut coklat itu menghembuskan napas samar lalu ia tersenyum tipis. Ia melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah, menghampiri anak laki-laki yang tengah duduk tanpa mengindahkan kehadirannya.

Dia berdiri dibelakang, menyeringai ketika melihat apa yang dilakukan si anak lelaki itu. Kedua tangannya tersembunyi di kedua saku celana miliknya. Sembari mendengkus, ia sedikit tidak percaya bahwa ia tengah dihiraukan.

"Woi! Budek!"

Dia, yang memiliki nama Jaemin itu seketika terperanjat. Napasnya sedikit cepat dengan mata yang melebar melihat kehadiran sesosok pria jangkung di sampinganya.

Jaemin melepaskan kedua earphone yang sedari tadi bertengger ditelinganya. Laki-laki itu menghentikan kegiatannya. Meletakkan pensil diatas buku gambarnya, Jaemin menatap Felix dengan sebuah pertanyaan yang tidak ia utarakan.

Felix memasang wajah sombong sembari melirik ke dua orang temannya yang selalu setia mengikutinya kemana saja. Dia melihat sebuah sketsa gambar yang kini menjadi kurang cantik sebab ada sebuah coretan lurus melintang karena ulahnya tadi.

Tanpa berbasa-basi lagi Felix langsung saja mengeluarkan uang kertas 2 lembar dari sakunya dan diberikan kepada Jaemin. Anak laki-laki yang diberikan uang itu seolah-olah langsung mengerti apa yang harus ia lakukan. Dengan uang itu, Jaemin harus pergi ke kantin, membeli 3 makanan pesanan Felix dan temannya.

Dia berdiri, mengantongi uang itu. Kemudian segera beranjak ke kantin tanpa sepatah kata. Namun, sebelum ia benar-benar pergi dari sana, Felix menahannya, memberi Jaemin tatapan dingin.

"Lo tau kan gue pesan apa biasanya?" tanya Felix, ia meragukan Jaemin.

Lagi-lagi ia tidak menjawab pertanyaan Felix dengan sebuah kalimat ataupun kata. Ia mengangguk sekali sebagai jawaban bahwa ia tau. Felix mendorong kecil bahu Jaemin, menyuruhnya untuk segera ke kantin dan kembali dengan cepat.

Laki-laki dengan rahang tajam itu seketika kembali mendengkus. Mengeluarkan ponselnya dan segera duduk di kursi kosong dimana saja.

Salah satu dari ketiga laki-laki itu membuat pergerakan, dia seperti tengah mencari sesuatu namun karena ia tidak menemukan jawabannya ia memutuskan untuk bertanya, "Kalian dari tadi ngeliat Haruto gak sih? Tumben tuh anak gak masuk."

Bukannya mendapatkan jawaban ia malah mendapatkan tatapan dingin dari Felix dan helaan dari Hyun-Suk. "What?!" kernyit Chenle.

Hyun-Suk mendecak. "Dia pindah," jawabnya singkat.

"Tiba-tiba banget. Gak ngasi kabar apa-apa." Dia memutar bola mata.

"Udah seminggu lalu dia ngasi kabar, tapi lo gak masuk. Makanya jangan liburan mulu! Pantes nilai anjlok," sarkas Hyun-Suk.

"Yee lu kayak bagus-bagus aja nilai lu!" Chenle melemparkan buku yang entah punya siapa ke arah Hyun-Suk tapi laki-laki itu masih bisa menghindar.

Story In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang