Bab 13 : Mark Lim

28 3 0
                                    






Happy reading




Deg.

Keraguannya semakin bertambah setelah masuk lebih dalam ke rumah itu. Nam Jaemin menelan saliva nya dengan susah payah, rahangnya bergetar, matanya melebar tidak menyangka. Ia memperhatikan sekeliling rumah itu yang sudah terlihat seperti istana baginya.

Orang-orang berdiri di dekatnya yang terlihat sangat berbeda dengan dia. Bisa dilihat dari penampilan sekaligus cara mereka berbicara. Jaemin rasa itu bukanlah sebuah pesat ulang tahun biasa, ia seperti diundang ke sebuah pesta dansa, namun dia yang akan menjadi pelayan di sana bukan tamu.

Matanya mencari-cari kesana kemari untuk menemukan seseorang yang ia kenal atau Jung Juri. Dia bertanya-tanya kemana gadis itu. Tapi, nihil semuanya tampak asing. Ia tidak mengenal satupun orang di sana. Dia memutuskan untuk mencari Yangyang. Entah kemana laki-laki itu, ia juga tidak menemukannya.

Setelah berpikir ia memutuskan untuk keluar rumah lagi. Berusaha untuk menghubungi Jung Juri dan menanyakan tentang keberadaan gadis itu. Namun, saking gugup dan bingungnya, ia sampai menabrak pelan seorang pelayan yang berjalan dibelakangnya. Hingga nampan besi itu menghantam lantai marmer dan mengeluarkan bunyi logam yang berdesing.

Dengan wajah panik dan jantung yang berdetak semakin kencang ketika ia menyadari bahwa suara itu membuat hampir seluruh orang di ruangan melihat kearahnya. Nam Jaemin cepat-cepat membungkuk 90 derajat di depan pelayan, ia tidak berani menatap semua orang.

"Maaf. Saya minta maaf," ucapnya kepada si pelayan laki-laki.

Dengan kaki yang bergetar dan langkah lebar ia berjalan menuju pintu keluar. Dia tidak bisa, ia terlalu takut dan ragu. Ia berusaha untuk menyingkirkan perasaan itu tapi dia selalu berpikir bahwa ini bukan tempatnya. Dan ia tidak boleh berada disini.

"Jaemin!" Dia berhenti. Kali ini benar-benar mendengar sebuah suara berat dan serak memanggilnya. Nam Jaemin menoleh untuk mencari orang si pemilik suara itu.

"Yo!"

Dia berbalik ketika suara itu terdengar lagi. Nam Jaemin dapat melihat seorang laki-laki jangkung berjalan kearahnya. Dengan poni yang menutupi dahi, Mark Lim berjalan sambil sedikit melambai kearah Nam Jaemin.

"Hey, dude. When you come?" Dia bertanya. Tangannya ia rangkulan ke pundak Nam Jaemin.

"Let's go there. Juri is waiting for you." Mark Lim melangkah sambil menggiring Nam Jaemin melintasi ruangan yang dipenuhi oleh orang-orang bermartabat.

Sekitar lima belas langkah mereka berjalan, akhirnya Nam Jaemin dapat melihat orang-orang yang ia kenal. Teman-teman sekelasnya yang berkumpul dan saling berbincang, menikmati jamuan yang sudah disediakan. Dia juga melihat Yangyang dan Jeno di sana. Dan, seketika ia bisa bernapas lega. Ia pikir ia akan tersesat.

Nam Jaemin menarik kedua sudut bibirnya. Ia melihat sahabatnya, Jung Juri dalam balutan gaun berwarna peach menjuntai panjang diatas mata kaki dan lengan transparan dari gaun itu turun diatas pergelangan tangan sang gadis.

Dia berjalan menghampiri Jung Juri setelah ia mengucapkan terima kasih kepada Mark Lim. Laki-laki itu hanya membalasnya dengan senyuman tipis lalu berdiri ditempatnya sejenak, memperhatikan Nam Jaemin menghampiri gadis itu.

Story In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang