– Disarankan untuk dengerin lagu Right Now dari One Direction–
Happy reading
Suasana ramai. Sebuah Restaurant bernuansa klasik itu sangat ramai pengunjung. Ruangan yang dipenuhi meja dan kursi bersama dengan bar mini yang berdiri di tengah-tengah ruangan menampakkan kemewahannya. Lampu-lampu gantung berbahan kaca membuat ruangan itu menjadi sangat elegan.
Para manusia, laki-laki dan perempuan mengenakan pakaian yang sangat rapi. Penuh dengan barang-barang yang bermerek. Untuk di Restaurant kelas atas itu sudah menjadi hal yang biasa. Orang-orang berlalu lalang mengenakan pakaian, sepatu, dan arloji yang sangat mahal. Memesan makanan dan minuman yang harganya juga terbilang mahal.
Sangat cocok jika dilihat dari segi penampilan mereka.
Seorang anak remaja laki-laki duduk di atas kursi dengan punggung yang membungkuk dan tangan di atas meja saling bertautan. Dia dengan tatapan yang polos menelusuri ruangan bernuansa klasik itu sambil terkagum-kagum dengan mulutnya yang terbuka. Memperhatikannya dengan seksama mulai dari corak lantai hingga langit-langitnya.
Lalu dia melihat ke arah seorang pria bongsor di depannya. Sangat karismatik dan modis. Arloji rantai berwarna silver itu terpasang di pergelangan tangan kirinya. Suit berwarna hitam rapi dengan dasi panjang berwarna senada itu terlihat di tengah-tengahnya.
Nam Jaemin lalu melihat penampilannya sendiri. Ia memakai kaos putih dengan warna sedikit pudar di padukan dengan celana kain hitam, dan sepatu Converse yang sedikit kotor. Sangat sederhana, tidak mewah, dan biasa saja. Di bandingkan dengan pengunjung yang lain, mungkin penampilannya sangat buruk. Jika pamannya itu tidak menyertainya, mungkin Jaemin sudah dikira pengemis yang akan meminta makanan di Restaurant mewah.
Sebenarnya Nam Jaemin tidak menyangka akan dibawa ke tempat yang mewah seperti ini. Dia cukup takut untuk menginjakkan kaki ke tempat yang seperti ini, karena semua orang memandangnya, hampir semua orang membicarakannya, dan hampir semua orang menertawakannya. Semua orang bisa melihat bahwa anak remaja itu miskin hanya dari cara berpakaiannya.
Dan sejujurnya Nam Jaemin sudah bersikeras untuk menolak ajakan dari sang paman. Dia udah mengeluarkan berbagai macam alasan untuk menolaknya, tapi pamannya itu lebih bersikeras untuk mengajaknya ke sini. Jadi apa boleh buat, tidak ada yang bisa Jaemin lakukan selain mengiyakan ajakan itu.
Jika dibandingkan. Nam Siwon lebih keras kepala daripada Nam Jaemin. Tapi di atas Nam Siwon masih ada adiknya. Wanita yang merupakan ibu kandung dari Nam Jaemin itu memiliki kepala yang sudah seperti batu saking kerasnya.
Anak remaja laki-laki itu menelan ludah ketika seorang waiters menghampirinya. Pelayan laki-laki itu memberikan sebuah buku menu kepada Nam Siwon dan Nam Jaemin. Dia sebenarnya tidak ingin melihatnya, ia tidak tahu, ia tidak mengerti. Tapi ia penasaran, jadi ia memutuskan untuk mengintip sedikit.
Nam Jaemin tidak mengenali menu-menu makanan itu, semuanya terlihat baru dan sangat asing. Ia pikir di dalam Restaurant itu menjual berbagai macam menu makanan Korea, namun ternyata tidak. Makanan western lebih dominan dari pada makanan Korea.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk memilih menu, Nam Siwon sudah menentukan menu yang ingin ia pesan. Berkata kepada waiters itu dengan suara yang berat dan sedikit serak. Dia menunjuk beberapa menu yang ada di dalam buku itu, kemudian si waiters mencatatnya dengan teliti. Sementara Nam Jaemin menatap bingung, ia tidak tahu apa yang ditunjuk oleh sang paman. Jadi dia memilih untuk kembali menutup buku menu itu dan membiarkan sang paman yang memilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story In The Rain
Novela Juvenil❝Ketika sang hujan menyimpan sebuah cerita kelam dari si pengagumnya.❞ Tentang hujan. Tentang cinta. Tentang keluarga. Tentang pertemanan. Dan, tentang si pengagumnya.