Sedih, seneng, hancur, bahagia, marah? Mana yang lebih mendominasi?
Doyoung hari ini perasaannya campur aduk. Mau marah karena dia telat bangun, seneng karena bundanya mengirimkan makanan kesukaannya, hancur dan sedih karena dapet nilai di bawah rata rata, dan bahagia karena dia bakal ditraktirin matcha sama temennya di kantin.
"Yehh giliran matcha aja langsung nyegir lu!" Timpa Junkyu melihat wajah bersinar Doyoung yang sedang sibuk mengaduk ngaduk matcha dinginnya itu.
"Hehehe ya maaf, makasih ya Junkyu!" Jawab Doyoung.
"Iye iye yang penting lu seneng dah!" Balas Junkyu lagi.
Junkyu heran, temannya yang satu ini memang paling tidak bisa jika dapat nilai yang nyaris sempurna bahkan meskipun itu 90, semua nilai harus sempurna. Tapi sialnya hari ini Doyoung bahkan tidak menyentuh rata rata dinilai kimianya membuat dia frustasi dan bahkan meremas rambutnya sampai rontok.
Apa dia gila? Pikir Junkyu, ia hanya menggeleng geleng saja melihat kelakuan temannya yang gila nilai itu.
Namun Junkyu tidak secuek itu, dia sadar pasti ada tekanan yang diberikan dari berbagai pihak atau bahkan dirinya sendiri yang menyebabkan dia gila nilai. Tapi tidak sampai menyakiti diri sendiri kan?
"GILA YA KYU! KALO MATCHA ORANG UDAH GUA NIKAHIN TAU!" Teriak Doyoung tiba tiba membuat Junkyu terkejut.
"Orang gila! Lu udah gila jangan tambah lagi gilanya!"
Doyoung tipe orang yang kalo minum tuh paling ga bisa langsung abis, seruput dikit udahan seruput dikit udahan. Bel udah mau bunyi aja masih sisa setengah.
Tadi Junkyu udah duluan jalan balik ke kelas karena dia tadi ada urusan sebentar, katanya sih baru inget dipanggil wali kelas.
Kini Doyoung sedang jalan kembali ke kelas dan yang paling ngeselin dirinya harus ngelewatin kelas kelas yang lain, yang ramenya minta ampun di depan kelas. Jadi mau gamau harus ngelewatin anak anak kelas lain.
Mungkin kalian bertanya dimana letak ngeselinnya. Tapi bagi doyoung yang introvet dan punya kecemasan tersendiri kalo lagi di tempat yang ramai ini merupakan masalah yang sangat amat besar.
Lihat, Doyoung bahkan berjalan sambil menunduk dan tangannya terlihat bergetar.
BRAKKKK!
"Kalo jalan bisa hati-hati ga sih ANJING?!"
Seketika itu tubuh Doyoung terasa lemas total, bagaimana tidak? Matcha yang seharusnya masih berada di genggamannya tertumpah.
Dia tidak sengaja menabrak seseorang.
Kini orang orang mulai mengerumuni mereka berdua karena kericuhan tersebut.
"Anjir itu Haruto?"
"WOI HAHAHAHA ANJING KOCAK BANGET!"
"Haruto gue..."
"Itu siapa deh yang nabrak Haruto?"
"Perasaan gue caper ke Haruto ga sampai nabrakin diri juga deh...too much ga sih?"
Doyoung bingung, pikirannya mulai kacau. Dia mulai berdiri dan mengambil sampah botol plastik matchanya itu. Begitu juga dengan pemuda yang tidak sengaja ditabrak Doyoung, Haruto yang sibuk dengan seragam putihnya yang kini sudah berwarna hijau.
"A-aduh m-maaf gua ga sengaja." Lirih Doyoung.
Bukannya menanggapi permohonan maaf Doyoung, Haruto kini melepas satu persatu kancingnya dan meninggalkan baju hitam polos yang masih tertempel di badannya.
"Gua gamau tau ya bangsat, cuci seragam gue! Hilangin noda ijo ijo tai ini. Kalo sampai. masih ada yang nempel awas aja lo!" Ucap Haruto penuh penekanan, seragamnya ia lempar ke muka Doyoung dengan kasar.
Kemudian Haruto meninggalkan tempat.
Doyoung hanya bisa berpasrah, tangannya semakin bergetar, yang ia harapkan kali ini hanya Junkyu datang menyelamatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIXED FEELINGS [HARUBBY]
Fanfictionseries. "Lu cuman main-mainin gua ya?" Kita memang tidak pernah bertemu, tapi pertemuan kita adalah sesuatu hal yang benar-benar ingin aku ulang kembali lagi dan lagi. Aku, mau kamu. Kamu boleh pergi tapi jangan lupain aku, ingat aku kemana pun kamu...