Kambuh

513 66 7
                                    

Angin malam menerpa kulit wajah mereka, rambut mereka terkibas oleh angin kencang   di udara malam yang sejuk.

"WUHUUU!" teriak Doyoung.

Entah kenapa pemuda itu sangat senang sekali padahal bisa dilihat beberapa jam yang lalu dirinya sangat terpuruk, merasa sangat sendiri tak ada yang menemani, dan merasa tidak dihargai.

Iya, karena hal itu lah Haruto mengajak Doyoung berjalan-jalan sejenak ke luar sambil hunting jajanan.

"Haruto, anginnya kencang banget!" lanjut Doyoung dengan tutur kata yang kurang jelas karena mulutnya selalu terkena angin setiap kali ia membuka mulutnya.

"Haruto! Kenceng banget anjing bawa motor!"

Doyoung kesal karena tidak mendapat balasan dari orang yang sibuk membawa motor itu.

Merasa tidak direspon akhirnya Doyoung memukul pundak pemuda tersebut.

"Kalo diajak ngomong itu respon!" ucap Doyoung susah payah.

"Hah?! Lu mau makan?!" jawab sang empu ngawur.

"Hah?! Ngomong apa anjing?!" tanya Doyoung lagi dengan penuh emosi.

"Kok anjing?!"

"Eh, bangsat lu ngatain gua anjing?!"

Ah, tampaknya kedua pemuda ini harus membersihkan kedua telinga mereka masing-masing.

Dibawanya Doyoung oleh Haruto ke sebuah caffee. Doyoung turun dari motor Haruto sambil menatap kagun dekorasi yang tertampang pada setiap sudut caffee itu.

Lampu redup yang tergantung pada atap caffee, rak buku-buku di ujung sudut, dan oh! Betapa terkejutnya Doyoung ketika atap-atap caffee bermunculan bintang-bintang cantik dan bahkan berubah warna seperti ala-ala angkasa.

"Keren caffenya." puji Doyoung.

"Keren kan? Setiap malam pasti ada aja temanya, kalo hari ini temanya angkasa. Tapi kalo besok lain lagi temanya." jelas Haruto.

"Ih gua suka tau yang angkasa-angkasa gitu..." ucap Doyoung dengan riang.

"Suka? Cantik ya angkasa tuh?" saut Haruto yang masih sibuk memandang Doyoung mengagumu langit-langit caffe.

"Iya, cantik banget." jawab Doyoung tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun.

"Lebih cantik lu sih kata gua." kata Haruto dengan tersenyum tipis.

"Ngomong apa lu?" tanyanya kaget mendengar perkataan Haruto namun hanya dibalas senyuman manis dari sang empu, bahkan wajahnya mulai memerah karna tersipu malu.

"I-ini b-erubahnya tiap malam doang?" tanya Doyoung mengalihkan pembicaraan.

"Iya, Doy. Tapi lu belum liat lantai duanya! Mau liat?" pancing Haruto.

"Ih! Mau dong." jawab Doyoung bersemangat.

Merasa puas akan jawaban Doyoung, Haruto akhirnya mulai menyusun strategi dalam kepalanya.

"Mba, matcha latte satu sama kopi kaya biasa ya mba satu di tempat biasa."

Pesan Haruto dengan santai kepada pelayan dari jarak jauh. Kemudian ia menarik tangan lembut Doyoung dan berlari menaikki anak tangga satu persatu.

Suasana tenang dan sepi sangat mendukung kedua anak Adam ini menghabiskan waktu bersama dengan tenang.

Lantai dua pada caffee tersebut benar-benar sangat memanjakan mata dengan dekorasi yang sama seperti sebelumnya tetapi yang lebih menarik adalah buku-buku dan printilan mainan yang ada di sana. Belum lagi karpet bulu yang melapisi lantai dan sofa-sofa empuk yang bertebaran dimana-mana.

MIXED FEELINGS [HARUBBY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang