ALKISAH H

4.1K 18 0
                                    

Bahkan Tina bilang selalu mendapatkan bonus lebih dari gaji nya dan beberapa kali dibelikan barang. Yang lebih parah nya, bahkan untuk hari minggu yang harus nya dia libur, sekarang selalu pergi bekerja, dan begitu sampai rumah setidak nya ada sekali dia bertelepon dengan pak Omar. Entah hanya menanyakan sudah makan atau belum, atau saling bercerita.

Api cemburu benar benar terasa berkobar dalam diriku, tapi pernah sekali aku nyeletuk ke dia. "Telepon an mulu mah sama bapak nya Aydin"
"Ih papa. Namanya juga ini si bos nelpon. Kan mama yang ngerawat anaknya" ucap dia
Penampilan tina juga terlihat semakin terbuka dari biasanya. Bahkan kadang pakaian nya saat pulang bekerja terlihat kancing atas kemeja nya cukup terbuka, sehingga akan terlihat sedikit belahan yang dimiliki nya. Aku juga pernah berkomentar soal itu, tapi dia bilang ini biasa saja.

Akhirnya setelah hampir 3 bulan aku pun menemukan kecurigaan. Kecurigaan dimana saat aku mau memanggil istriku dan Rasya yang sedang dikamar kami untuk makan malam, ternyata terdengar sedang menelpon. Aku yang awal nya mau membuka pintu yang sudah sedikit terbuka menghentikan langkah ku.
"Ahh bapak bisa aja"
"..."
"Yaudah besok deh. Tapi itu aja ya"
"..."
Apa maksud percakapan mereka? Jujur saja sebagai suami sudah pasti pikiran ku langsung kemana mana, apalagi mendengar dialog seperti itu. Tapi ku tepis jauh jauh pikiran buruk ku.
Seminggu setelah percakapan yang kudengar itu, Tina makin sering lagi kedengaran sedang telponan dengan pak Omar. Dan entah berapa kali kudengar percakapan ambigu dari yang keluar dari mulut nya sampai akhirnya aku pun benar benar penasaran apa yang terjadi. Setelah dia tidur dan terlihat cukup pulas, aku mencoba mengecek handphone nya. Ternyata di kasih pin. Aku berpikir keras karena tidak tahu sama sekali. Ulang tahun dia. Salah. Ulang tahun pernikahan kami. Salah. Ku coba sekali lagi, tanggal lahir Rasya, anak ku. Terbuka!
Perlahan aku mencoba membuka WhatsApp nya dan ternyata chat pak Omar ada dipaling atas. Lagi lagi aku benar kaget dibuat nya.
"Makasih ya"
"Iya pak"
"Besok jangan lupa"
"Hehe siap pak"

Lalu ada lagi yang lebih ambigu
"Tin, susu si Aydin abis, besok jangan lupa ya beli di supermarket biasa"
"oke pak."
"Sama punya saya juga jangan lupa hihihi"
"Haha bapak ihh.."

Bukan nya berlagak bodoh, justru aku sangat curiga dengan maksud percakapan mereka. Terlihat aneh sekali. Aku benar benar terbakar cemburu, marah, kecewa. Tapi hanya membaca chat imereka saja justru membuat penis ku naik. Bagaimana mungkin pikiran ku yang jelas jelas cemburu tapi penis ku terangsang?!
Aku semakin penasaran ada apa sebenar nya. Ku coba lagi membuka lebih jauh percakapan mereka. Semua benar benar membuat ku curiga. Lalu aku pindah ke gallery handphone nya. Begitu ku buka, ternyata banyak sekali foto Tina disana, dan lebih kaget nya, bahkan tidak sedikit yang menggunakan bra seperti memamerkan payudara nya yang besar. Ku cek satu persatu sampai berhenti di beberapa foto Tina yang sedang selfie dengan Aydin, seperti nya ada dikamar anak itu. Ku geser ku geser, dan satu yang membuat aku kaget.

____________

CERITA INI SUDAH TERSEDIA VERSI FULL NYA DI karyakarsa.com/clementid
(Bisa langsung kunjungi karyakarsa.com lalu login atau daftar pake akun google, lalu search @clementid di sana. Akan muncul profil author lengkap dengan seluruh karya disana)
Dapat full pdf ratusan halaman (ada 2 jenis, dengan tambahan gambar atau hanya teks saja sesuai kebutuhan) + dapat koleksi video yang dikurasi khusus oleh tim project clementid.
JANGAN LUPA VOTE YA!

39. ISTRIKU DAN MAJIKANNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang