10. Keluarga Alan yang Rumit

12 3 0
                                    


"Kalau Mikayla kotak pandora atau labirin. Alan adalah palung marina"

-Noura Rarea-


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bawa Khai kerumah sakit sekarang" teriak Alan dengan lantang. Dan itu mendapat tatapan protes dari Mikayla.

"Urusan gua belum selesai sama bajingan itu. Dan bisa nggak lo ga usah ikut campur" jawab Mikayla masih menatap Alan dengan tajam .

Khai dibantu oleh Dean dan Bembi untuk bangun. Saat akan melewati Mikayla dan Alan. Khai berhenti. Khai mengambil tangan Mikayla dan meletakkan gantungan kunci itu di tangan Mikayla. Setelah itu mengelus kepala Mikayla sambil tersenyum kecil.

"Obatin tangan lo. Gua ngga suka liat tangan lo luka"

Semua orang yang mendengar itu bingung. Padahal tangan Mikayla terluka juga karena terkena serpihan vas yang Mikayla hantamkan ke kepala Khai. Dan Khai masih peduli dengan Mikayla.

"Gua obatin" ucap Alan menari tangan Mikayla. Tapi, dengan cepat Mikayla menghempaskan tangan Alan.

"Jangan sok peduli sama gua"

Setelah mengatakan itu Mikayla berbalik dan mengajak Langga untuk pergi dari sana.


💫💫💫


Inti Rangkes memutuskan untuk kerumah Khai karena setelah dari rumah sakit Khai langsung pulang ke rumahnya. Mereka pun langsung menuju ke kamar Khai. Rumah Khai sangat sepi. Kedua orang tuanya jarang di rumah. Karena urusan pekerjaan.

"Gimana kepala lo?" tanya Alan sambil duduk di salah satu sofa di kamar Khai.

"Gua nggak akan mati atau hilang ingatan cuma karena vas bunga" jawab Khai santai kepada Alan.

"Apaan ya. Kepala lo hampir retak kata dokter" Bembi menimpali dimana dia sudah sibuk menyalakan TV dan juga PS.

"Retak ?" tanya Dean yang baru masuk kedalam kamar Khai. 

"Tapi, kalau di pikir - pikir kalau Mikayla memang ingin lo mati kayaknya dia ga mungkin nargetin kepala bagian samping lo. Kan dia dibelakang lo tadi" jawab Dean dengan analisanya.

"Iya juga sih. Mikayla bisa ngehantem kepala belakang lo" balas Bian menimpali. Khai hanya terkekeh pelan sambil memegang bagian samping kepalanya yang ada perban sekarang.

"Dia nggak mungkin bunuh gua. Dia hanya akan nyakitin gua doang" jawab Khai santai dan itu menimbulkan pertanyaan dari yang lainnya.

"Maksud lo?" tanya Dean penasaran.

MikaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang