Terkadang kita hanya bisa merencanakan namun perihal keputusan kita hanya bisa meminta kepada sang pencipta terhadap doa doa yang telah kita untaikan serta munajab kepada ilahi Robbi.
Seorang lelaki tengah gelisah perihal hari ini siap tak siap iya harus menerima setiap keputusan dari gadis yang akan dia ta'arufkan hari ini.
"Bismillah, permudahkan yaallah"
"Tenang kal Abah yakin niat yang baik akan dibalas dengan hal baik pula, percaya kepada takdir Allah selalu berdoa insyaallah hari ini dipermudah"
Haikal yang mendengar lantas memegang dadanya yang berdetak kencang lantaran Nerves mungkin. "Iyaa Abi, bism- loh umma kenapa menangis toh?"
"Dulu setelah kamu lahir umma pernah bilang ke abi gmna nanti kalau Haekal udh berkeluarga pasti dia jarang untuk selalu ada dirumah temani umma kalau Abi pergi dakwah" nangis umma Ratna bukan berarti tangis tak bahagia tapi melepas anak tunggal satu satunya rasanya sulit sekali.
"Umma Haikal janji setelah keputusan dari Adira nanti iya atau tidaknya umma akan tetap selalu Haikal bahagiin, jdi jangan khawatir umma akan dapat menantu yang baik" terang Haikal sambil memberikan kedipan sebelah mata kepada ummanya.
Nyai Ratna berhamburan kepelukan putra tunggal nya itu sembari mengaminkan langkah baik yang insyaallah semoga mendapatkan jawaban yang baik pula"Aamiin"
"Yasudah ayo kita berangkat nanti kita terlambat"
-------
Fatma dan Adiba sudah mengetahui tentang niat baik dari Haikal untuk meminang putri dan adik dari Fatma dan Adiba itu. Ntah cara apa Adiba membujuk Adira untuk mau bercerita perihal lamaran dari kluarga kyai safir. Fatma yang mendengar pun malah bahagia. Setidaknya meskipun keputusan nya ada ditangan Adira tapi Fatma tetap bahagian karena yang ingin melamar anaknya adalah pria baik dan pandai agama. Setidaknya bisa mengajar Adira untuk menjadi lebih baik lagi."Dir, sudah solatkan? Jangan lupa untuk tetap berdoa di setiap langkah apalagi dalam niat yang baik"
"Alhamdulillah sudah bunda" jawab Adira sedari tadi ia hanya memandang kearah kakaknya itu. Seharusnya kakaknya lah yang menikah duluan, tapi dengan izin Adiba ia mempersilahkan Adira untuk mendahului nya.
Fyi guys kalau ditempat kami itu adik yang mau melangkahi dalam perihal menikah harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari kakaknya dan membayar dengan sepaket lengkap baju.
"Lo knp lihatin gw, gw terlalu cantik mmng"
"Maaf ya Dib gw harus langkahi Lo dulu"
"Ululu adik gw lucunya, jangan lupa ya kasi gw ponakan yang gembul dan buntal buntal ya 5 mungkin cukup hehe iya ngk Bun?"
"Mau berapapun karunia yang Allah berikan, bunda terima"
"Bunda ma ngk bisa iyain aja omongan Diba"
Bunda Fatma hanya terkekeh melihat anak pertamanya itu yang terus mengomel tanpa babibu Fatma merangkul kedua putrinya menciumi pucuk kepala mereka secara bergantian tanda bahagia jika ia berhasil mendidik mereka dengan penuh kasih sayang.
"Sudah sudah ayo turun sebentar lagi mereka datang"
------
Kluarga kyai safir sudah datang sejak 30 menit yang lalu. Tidak disangka yang datang lebih dari 10 orang padahal ini acara ta'arufan belum acara besarnya. Hal itu membuat hati Adira berdebar kencang menandakan iya sedikit malu karena banyak yang melihat kearahnya.
"Masyaallah cantik sekali toh anak mu fat" puji nyai Ratna
"Terimakasih rat, omong omong yang Haikalnya yang mana ya sayang banget ini pemuda didepan saya ini tampan tampan sekali loh ini sampai saya ngk tau yang mana mau dijadiin mantu hehe"
KAMU SEDANG MEMBACA
All To Well Fatimahku (on going)
Romance"Adira tidak cocok dengan kamu Gus" "apanya yang tidak cocok?" "Adira ngk pandai ngaji Gus" "saya ajarkan" "Adira ngk pandai masak sama kerjaan rumah" "saya cari istri bukan pembantu" "a-adi" "apalagi alasan mu Adira dengarkan ucapan saya, mau atau...