4. Tired

518 53 11
                                    

"....setelah itu anda ada satu lagi rapat dgn para direksi setelah makan malam."

"Baiklah, kau boleh pergi."

"Oh yah satu lagi."

Wanita yg mengenakan heels berwarna biru itu memutar kembali tubuhnya saat mengingat ada satu hal lagi yg lupa dia sampaikan pada atasannya itu.

"Beberapa saat yg lalu Tuan Mark menelfon, beliau mengatakan kalau pihak sekolah menghubunginya tapi beliau sedang berada diluar kota jadi tidak bisa datang ke sekolah."

"Sekolah?"

First melihat sekretarisnya dgn tatapan bingung. Sekolah? Sekolah siapa yg dia maksud. Kalau itu sekolah Perth, kenapa mereka tidak langsung menghubunginya melainkan orang lain.

"Iya. Putra anda terlibat perkelahian disekolah dan pihak sekolah meminta anda untuk datang."

"Kenapa mereka tidak menghubungiku secara langsung?"

"Saya juga kurang mengerti. Mungkin putra anda memasukkan nomor ponsel tuan Mark sebagai walinya."

"Baiklah, kau boleh pergi."

First merobohkan badanya sesaat, emosinya sedikit naik membuat kepalanya mulai sakit. Bukan karena ulah anaknya yg berkelahi disekolah, tapi lebih pada kenyataan bahwa dirinya seakan tidak dianggap sebagai wali sah atas anaknya sendiri. Bagaimana mungkin Perth bisa melakukan hal itu padanya. First sadar memang selama ini dia cukup mengabaikan anak tunggalnya itu, tapi bukan berarti dia juga tidak ingin ikut campur dalam kehidupan anaknya.

 First sadar memang selama ini dia cukup mengabaikan anak tunggalnya itu, tapi bukan berarti dia juga tidak ingin ikut campur dalam kehidupan anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil berwarna silver itu berhenti diparkiran sekolah yg cukup mewah. Hanya dgn melihat mobil mobil mewah yg berjajar disana sudah dipastikan sekolah itu dihuni oleh anak-anak dari keluarga kaya.

Langkah kaki First terhenti tepat didepan sebuah ruangan di ujung koridor. Kehadirannya langsung disambut oleh tatapan dari Perth yg sudah duduk berhadapan dgn salah seorang guru disana. Dan juga seorang murid lainnya dgn wajah babak belur yg duduk disebelah Perth. Orang tua murid tersebut pun sudah siap memaki First yg baru muncul dari balik pintu.

"Maaf saya terlambat."

First duduk disamping Perth yg hanya menunduk tidak berani melihat papanya.

"Sekarang bisa jelaskan kenapa kalian berkelahi?"

"Dia yg memukulku lebih dulu, aku tidak melakukan apapun."

Perth melirik kearah bocah tersebut, anak itu terus mengoceh menuduh Perth yg memulai keributan.

"Kenapa kau memukulnya?"

~ 1 jam yg lalu ~

"Aku tidak mengerti kenapa kau masih mau berteman dgn anak aneh itu. Apa kau berhutang sesuatu padanya?"

"Aku membutuhkannya untuk membantuku lulus dgn nilai yg bagus."

"Apa kau tidak takut?"

"Maksudmu?"

Unsteady (FirstKhaotung) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang