Mobil mewah yg terparkir tepat didepan gedung sekolah elit itu menarik perhatian setiap siswa yg keluar dari dalam sekolah. Sang pengemudi yg tengah bersandar pada mobilnya dgn tenang menunggu seseorang untuk keluar dari dalam sana juga.
"Papa?"
Untuk pertama kalinya, First datang ke sekolah Perth untuk menjemput anaknya saat pulang sekolah. Perth beberapa kali menoleh ke kanan kiri merasa aneh dgn kehadiran papanya yg secara tiba-tiba.
"Apa yg papa lakukan disini?"
"Gadis gadis disekolahmu ternyata sangat cantik dan imut."
"Paaa!!"
Seketika Perth menutup kedua mata First dgn tangannya mendengar apa yg dikatakan oleh papanya. First hanya tertawa melihat wajah anaknya yg panik.
"Apa aku sudah terlalu tua untuk mereka?"
"Pa cukup, aku tidak ingin memiliki ibu tiri."
Perth mulai membuka pintu mobil papanya untuk masuk, begitu pun dgn First yg juga sudah duduk dibalik kemudi.
Hubungan ayah dan anak tersebut semakin hari semakin membaik. Tidak ada lagi pengabaian oleh First terhadap Perth. Sang anak pun tidak lagi menyimpan apapun yg dia rasakan sendirian. Cukup melegakan meskipun terkadang Perth masih sedikit takut jika saja ketika dia terbangun dari tidur dan First akan kembali mengabaikannya seperti sebelumnya.
"Apa kita akan pergi ke makam ayah?" Perth menyadari kemana arah mobil yg dibawa oleh First.
"Tentu saja. Bukankah kau slalu mengunjunginya setiap hari?" First melirik Perth yg tersenyum sangat manis padanya.
"Kita harus membeli bunga lebih dulu kalau begitu?"
"Bunga? Untuk apa?" First mendapat lirikan tajam dari anaknya atas pertanyaannya itu.
"Tentu saja untuk ayah. Papa tidak romantis sekali."
Perth meminta papanya untuk berhenti di toko bunga langganannya. Sementara Perth memilih milih bunga yg dia inginkan, First hanya diam memperhatikan anaknya.
"Buat ini menjadi seikat bunga yg cantik."
Perth memberikan beberapa tangkai bunga mawar dark pink pada Racha, gadis cantik anak dari pemilik toko tersebut.
"Kenapa kau tidak mengikatnya sendiri? Bukankah aku sudah mengajarimu?"
"Apa kau sudah bosan mengikatkan bunga untukku?"
Racha hanya berdecih mendengar perkataan Perth, seakan sudah biasa dgn godaan tersebut. Sembari tangannya mengikat bunga, mata Racha beberapa kali melirik kearah First yg bersandar pada mobilnya diluar.
"Siapa?" Racha menunjuk First dgn matanya, diikuti oleh Perth yg langsung melihat kemana arah mata Racha.
"Itu Papa ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsteady (FirstKhaotung) ✔️
FanficKetika sebuah rumah tidak lagi bisa di jadikan untuk tempat pulang. Kemana lagi aku harus pergi? Sesulit itukah menerimaku? "Aku juga tidak mau seperti ini, papa boleh membenciku semau mu. Tapi bolehkah aku mendapatkan satu saja pelukan darimu? Aku...