"apa kau yakin dia memang keponakanmu?"
Mix berbisik pelan pada Khaotung yg sedang duduk berdua dengannya memperhatikan sosok remaja laki-laki yg tengah menikmati semangkok mie instan buatan Khaotung. Perth beberapa kali melihat kearah Khaotung dan Mix dgn senyumnya yg manis. Senyum khas milik Ray itu benar-benar diwarisi oleh anak laki-lakinya. Meskipun keseluruhan wajahnya sangat menjiplak First, tapi mata dan senyumnya masih sepenuhnya milik Ray.
"Lihat saja wajahnya yg sangat mengintimidasi itu, ya meskipun senyumnya sangat manis. Tapi tetap saja dia mencurigakan, kita juga harus tetap berjaga-jaga."
Khaotung hanya melirik malas kearah Mix yg terus mengoceh dan meragukan tentang Perth. Bukan tanpa alasan, pria itu hanya ingin waspada siapa tau anak berseragam sekolah itu memanglah orang jahat.
"Jangan jangan dia-"
"Mix tolong hentikan pikiranmu itu. Dia memang keponakanku, dia juga menunjukan foto ayahnya padaku dan itu memang benar saudaraku."
"Terserah kau saja, tapi jangan salahkan aku untuk tidak memperingatkanmu jika suatu saat terjadi hal buruk padamu."
Khaotung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menanggapi sahabatnya yg masih percaya tidak percaya pada sosok dihadapannya yg mengaku sebagai putra dari Ray Kanaphan saudara kembar Khaotung.
Tiga pria dgn setelan jas kerja lengkap dgn sepatunya duduk gelisah setelah perdebatan kecil yg terjadi diantara mereka sejak pagi buta. Salah satu pria itu bahkan sudah menggacak rambutnya berkali-kali karena frustasi bercampur marah.
"Aku sudah mengatakan padamu berkali-kali kalau kau tidak bisa merawat Perth, biar aku saja. Kau lihat apa yg terjadi sekarang, hah?"
Mark yg sudah tidak sanggup menahan amarahnya karena keponakan tersayangnya tidak pulang sejak kemarin siang. Entah kemana perginya bocah itu setelah mengatakan pada papanya kalau dia akan menginap dirumah Mark. Tapi kenyataan berkata lain, Perth sama sekali tidak datang ke rumah pamannya itu. Jangankan untuk datang, memgirim pesan singkat saja juga tidak.
"Sekarang apa yg akan kau lakukan? Kemana kau akan mencari Perth? Kalau sampai terjadi sesuatu yg buruk pada keponakanku aku akan membunuhmu dgn tanganku sendiri."
Mark tidak henti-hentinya menghujani First dgn kemarahannya. Sementara First hanya diam tidak bisa melawan setiap kata yg dikatakan adik iparnya itu. Niat awal ingin menjemput Perth dirumah Mark ternyata berubah menjadi drama karena Perth yg menghilang entah kemana.
Setelah pertengkarannya dgn sang anak kemarin siang, First tidak bisa bernafas dgn tenang. Bagaimana tidak, anak tunggalnya itu untuk pertama kalinya meluapkan apa yg dia rasakan selama 17 tahun hidupnya. Perasaan bersalah pun menghantui First setelah itu. First yg menyadari keegoisannya selama ini bermaksud untuk memperbaikan hubungannya dgn sang anak. Tapi sayang Perth justru menghilang tanpa jejak, ponselnya pun tidak dapat dihubungi sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsteady (FirstKhaotung) ✔️
FanfictionKetika sebuah rumah tidak lagi bisa di jadikan untuk tempat pulang. Kemana lagi aku harus pergi? Sesulit itukah menerimaku? "Aku juga tidak mau seperti ini, papa boleh membenciku semau mu. Tapi bolehkah aku mendapatkan satu saja pelukan darimu? Aku...