"Apa yg harus aku lakukan Ray?"
First menyandarkan punggungnya, matanya terpejam dgn tangannya yg memijat pelan pelipisnya sendiri. Kepalanya terasa berat setelah kedatangan orang tuanya beberapa waktu yg lalu.
Setelah sekian tahun mengabaikan First, kini mereka datang dan meminta pengakuan sebagai orang tuanya. Kemana saja mereka selama ini, mereka hanya datang disaat membutuhkan uluran tangan dari First.
Entahlah, First tidak tau harus berbuat seperti apa. Disatu sisi dia masih menginginkan keluarganya, tapi disisi lainnya dia juga membenci mereka. Jika saja Ray ada disini bersamanya mungkin First akan sedikit merasa lebih baik dan bisa mendapat beberapa saran yg tepat.
"First"
Ditengah pikirannya yg sedang mengharapkan Ray berada disisinya, Khaotung tiba-tiba muncul dihadapan First. First sempat berpikir apakah Ray memang sengaja mengirimkan Khaotung untuk menggantikan posisinya. Selain Ray di masalalu yg slalu datang setiap kali First berada pada titik terendah hidupnya, kini Khaotung seakan melakukan hal yg sama.
"Khao.. Apa yg kau lakukan disini?"
Khaotung mengangkat tangannya yg membawa beberapa dokumen yg diminta oleh First, First benar-benar melupakan hal itu.
"Benar, aku memang membutuhkan itu semua."
First meraih apa yg diserahkan oleh Khaotung. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan rapat penting itu. Suduh cukup untuk meratapi bebannya, First kembali menegakkan badannya.
"Terima kasih. Aku harus pergi sekarang, aku akan menemui mu lagi nanti."
Setelah merapikan semua yg dia butuhkan, First bergegas meninggalkan ruangannya dan juga Khaotung yg masih berdiri dgn senyumnya disana.
Beberapa orang sudah meninggalkan ruang rapat, hanya meninggalkan First, Mark, dan dua orang lainnya yg juga teman lama First dan Ray. Hari ini terasa sedikit lebih berat dari biasanya dan membuat First tidak terlalu fokus dgn pekerjaannya.
"Aku dengar Ray memiliki saudara kembar."
Salah satu pria berjas rapi itu mulai membuka pembicaraan santai antar teman. Mark yg juga berada disana dan mendengar pertanyaan itu hanya bisa menatap First yg sama sekali tidak berniat menjawab.
"Apa mereka benar-benar mirip?" satu pria lainnya ikut menimpali.
"Dari sepengetahuanku, jika kita memiliki saudara kembar maka kita juga akan menyukai apa yg di sukai oleh saudara kita. Ray sangat menyukaimu, apa saudaranya juga menyukaimu?"
First yg awalnya hanya diam saja kini mulai menatap kedua pria itu secara bergantian. Apa urusan mereka tentang perasaan orang lain.
Tapi pernyataan temannya memang ada benarnya, First juga pernah membaca tentang hal itu. Dan nyatanya Khaotung sepertinya memang memiliki perasaan lebih padanya, First menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsteady (FirstKhaotung) ✔️
FanfictionKetika sebuah rumah tidak lagi bisa di jadikan untuk tempat pulang. Kemana lagi aku harus pergi? Sesulit itukah menerimaku? "Aku juga tidak mau seperti ini, papa boleh membenciku semau mu. Tapi bolehkah aku mendapatkan satu saja pelukan darimu? Aku...