01

3.5K 202 70
                                    

Sore hari di taman pinggir kota yang ramai, setiap sudut dipenuhi oleh orang-orang yang menikmati waktu mereka bersama teman, keluarga, atau hewan peliharaan. Shin Junghwan, yang sebelumnya tengah menikmati jalan-jalan sore bersama anjing golden retriever milik temannya yang di titipkan padanya, tiba-tiba mendapat insiden yang tak terduga. Anjing bernama Ravi itu, dengan naluri alaminya, mengejar kucing, dan dalam kekacauan itu, tali yang mengikat anjing itu terjatuh, menyeret Shinyu ke belakang dan membuatnya terjatuh dengan tidak lembut.

"Duhh..." desah Shinyu kesakitan saat merasakan rasa pedih dari luka di lututnya yang tergores kasar oleh tanah keras. Dengan gerakan perasaan yang kasar, ia membersihkan tubuhnya yang kotor oleh tanah. Ravi, si anjing yang kembali pada Shinyu, memandanginya dengan mata penuh penyesalan, seolah meminta maaf atas kelakuannya yang nakal.

"Sudah kukatakan jangan sembarangan berlari seperti itu," ucapnya, suara lembutnya terdengar sebagai bentuk teguran pada Ravi. Meski awalnya ingin memarahi, melihat mata lucu Ravi membuatnya mengurungkan niatnya.l

"Kau baik-baik saja?" tanya pemuda asing dengan nada khawatir sambil mengulurkan tangannya pada Shinyu yang masih terduduk di atas tanah.

Shinyu mendongak dan melihat pemuda dengan mata tajam namun penuh kebaikan itu menawarinya bantuan. Meski merasa malu, Shinyu hanya menggeleng lembut sebagai tanda terima kasih dan bangkit dengan tenaganya sendiri.

"Aku baik-baik saja- Ahhkk!" ucapnya lalu berbalik. Namun, sebelum dia sempat melangkah, kakinya terasa nyeri, hampir membuatnya terjatuh lagi. Untung saja, pemuda yang hendak menolongnya tadi sigap menangkap Shinyu yang tubuhnya oleng ke belakang. Pemuda itu mendekap Shinyu dari belakang dengan lembut.

"Makanya, tidak usah sok kuat," ujar pemuda itu sambil tersenyum.

"A-Apa sih!" kesal Shinyu, wajahnya memerah karena malu.

Pemuda tadi dengan cermat mengubah posisi Shinyu agar dapat membopongnya dengan nyaman, lalu menuntunnya ke kursi taman yang ada di pinggir jalan taman itu. Dengan penuh perhatian, pemuda itu mendudukkan Shinyu dan melepaskan sepatu di kakinya yang terluka. Dengan hati-hati, dia mengeluarkan botol air mineral dan sapu tangannya dari tasnya, lalu mulai membersihkan luka di lutut Shinyu.

"Itu..." ucap Shinyu, terharu dengan perhatian pemuda itu.

"Tenang saja, sapu tangan ini bersih," jawab pemuda itu dengan senyum ramah, seolah paham dengan apa yang Shinyu maksud.

"Kau sendirian?" tanya pemuda itu, memecah keheningan.

"Aku datang dengan temanku, tapi dia sedang pergi ke toilet- Auh! Sakit..." ringis Shinyu karena perih saat air mengaliri lukanya. Setelah itu, dia mengeringkan luka tersebut dengan sapu tangannya.

"Lukanya sudah dibersihkan. Sebaiknya kau hubungi temanmu untuk membelikan penutup luka dan antiseptik untuk lukamu itu," tutur pemuda itu dengan ramah.

"E-eoh...iya, terimakasih banyak sudah mau menolongku," jawab Shinyu dengan rasa terharu.

"Aku harus pergi sekarang, aku ada pekerjaan," ujar pemuda itu sambil buru-buru pergi, meninggalkan Shinyu sendirian. Shinyu menatap punggung pemuda itu berlalu menjauh, menghilang di antara keramaian sore hari di taman itu.

"Sayang sekali, aku belum tahu namanya," Manik cantiknya menangkap satu objek tidak asing di dekat kakinya. Itu sebuah tanda pengenal. Shinyu mengambilnya dan membaca siapa pemiliknya.

"Eoh? Ini adalah tanda pengenal di sekolahku?" Shinyu terkejut saat menyadari bahwa itu adalah Kartu Pelajar yang sama dengan miliknya. Itu artinya dia dan pemuda tadi satu sekolah. "Kim Dohoon? Ah! Jadi pria tadi itu Kim Dohoon?!" keterkejutannya bertambah saat mengetahui nama pemuda tadi.

[✓] Save Me, Save You | Doshin ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang