Udara malam yang menusuk hingga ke dalam kulit halus pemuda November itu memberikan sensasi dingin yang tak terduga. Padahal, siang tadi, cuaca begitu terik dan panas, namun malamnya, angin berubah menjadi menusuk tulang. Shinyu mengusap kulitnya sendiri, berusaha menghangatkan tubuh yang merinding karena dingin.
Di penyebrangan lampu merah yang relatif sepi, Shinyu menunggu dengan sabar, berdiri bersebelahan dengan seorang wanita yang tampak lemah itu. Wanita itu membawa banyak kantong belanjaan, tampaknya baru saja pulang dari belanja untuk kebutuhan dapurnya.
Tiba-tiba, angin malam berembus dengan kencang, menghempaskan topi yang dikenakan Shinyu dari kepalanya. Shinyu menggerutu kesal, sebelum bergerak cepat untuk menangkap topi yang terbang tak jauh dari area penyebrangan.
“Seandainya angin bisa membawa perasaanku pada Dohoon, segalanya akan jadi lebih mudah,” gumamnya, sambil membersihkan topinya dari debu malam, lalu memakainya kembali.
Namun, di tengah kekesalannya, bunyi klakson mobil tiba-tiba menggema, diikuti dengan derap ban yang mendadak menghentikan aliran pikirannya.
•••
“Dohoon! Tenanglah!” seru Youngjae, yang belum sempat membayar taksi, melihat Dohoon menyelinap masuk ke rumah sakit yang baru saja ia kunjungi tadi malam.
Bagaimana Dohoon bisa tenang di saat seperti ini?
Ibunya tercinta, satu-satunya keluarga yang dimilikinya, tiba-tiba masuk ke rumah sakit. Dunia seolah runtuh di hadapannya. Alasan tunggal yang membuatnya bertahan hidup dan berjuang keras selama ini hanya untuk Ibunya. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada Ibunya, Dohoon merasa ia tidak akan sanggup melanjutkan hidupnya sendirian.
“IBU!!” tanpa permisi, ia membuka pintu ruangan tempat Ibunya dirawat, seperti yang dikabarkan rumah sakit sebelumnya sebelumnya.
Di dalam ruangan, terdapat sebuah brankar, dan Ibunya Dohoon tertidur di atasnya, ditemani oleh seorang pria tampan nan manis yang sangat dikenalnya, yang duduk di samping Ibunya dengan wajah khawatir.
“Shinyu? Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya, terkejut melihat Shinyu di sana.
“Eoh? Dohoon?” jawab Shinyu dengan keterkejutan yang sama.
“Ini pertama kalinya dia menyebut namaku.” pikir Shinyu, merasakan getaran emosi dalam dirinya.
Dua pemuda itu saling bertatapan sejenak, terdampar dalam kebingungan yang sama. Akhirnya, Youngjae yang menyusul, memecah keheningan sesaat di ruangan itu.
“Apa yang sedang kau lakukan, Dohoon?” tanya Youngjae, terkejut karena pemuda yang lebih muda itu hanya diam terpaku di ambang pintu.
“Dan apa yang membawamu kemari?” tanya Dohoon pada Shinyu, mencoba memahami kehadirannya di situ.
“Aku yang menemani wanita ini ke sini sebagai walinya,” jawab Shinyu, menjelaskan alasan kedatangannya.
Dohoon menghampiri brankar tempat Ibunya tertidur dengan lemah.
“Dai ini.. Ibuku..” gumamnya, tatapan penuh keprihatinan terpancar dari matanya.
“Ibumu?!” kaget Shinyu, refleks menutup mulutnya dengan tangan. Kejadian apa yang sedang terjadi?
“Kau yang memanggil ambulans dan menemani ibuku, bukan?” tanya Dohoon.
Shinyu mengangguk, “Ya, aku melakukannya karena orang-orang di sekitar hanya melihat tanpa berusaha membantu,” jelaskannya.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Dohoon, ingin memahami situasi dengan lebih jelas.
“Tadi, di penyebrangan, ada mobil yang mengebut dan hampir menabrak ibumu. Untungnya, mobil itu berhasil berhenti dan tidak menyentuhnya secara langsung. Namun, ibumu pingsan karena shock. Saat ini, keadaannya sudah stabil. Kami hanya menunggu hingga beliau sadar,” jelas Shinyu kepada putra wanita yang sudah ia tolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Save Me, Save You | Doshin ♡
FanficSave Me, Save You Dohoon ♡ Shinyu ♡Doshin♡ TWS: • Start : 18.03.2024 • Finish : 24.03.2024 Remake! Untuk versi Jumil, Binhao, Hajeongwoo (Querencia) bisa cek di profil aku ya! ©itsmyhalluniverse2024