03

1K 149 31
                                    

Shinyu baru saja meminjam beberapa buku dari perpustakaan sekolahnya, bukan untuk mengerjakan tugas, melainkan hanya sebuah buku random tentang bagaimana cara menjalani kehidupan yang baik yang ia temukan saat sedang beristirahat di ruangan yang sejuk itu. Dengan langkah ringan, Shinyu meninggalkan perpustakaan sambil menenteng buku yang ia pinjam tadi.

Tiba-tiba, mata Shinyu menangkap sosok punggung yang ia kenali sedang membawa banyak barang yang sepertinya itu suruhan dari seorang guru untuk membantu membawakannya. Senyum simpul terukir di wajahnya saat Shinyu bergerak mendekati sosok itu, bersedia untuk memberikan bantuan.

"Dohoon, sini biar aku bantu," ujar Shinyu dengan sopan, tangan sudah mulai meraih beberapa barang yang menumpuk tanpa menunggu persetujuan Dohoon. Dohoon hanya menghela napas pelan setelah menatap Shinyu, lalu dengan hati-hati melangkahkan kakinya menuju tempat tujuan.

"Ini mau dibawa kemana?" tanya Shinyu dengan penuh rasa penasaran, matanya berbinar ingin tahu.

"Ikut saja," jawab Dohoon singkat, memberikan sedikit petunjuk tanpa melihat ke belakang.

Shinyu menyadari bahwa barang-barang yang dibawa oleh Dohoon bukanlah barang baru, melainkan barang yang sepertinya sudah tidak akan digunakan lagi. Dari ekspresi Dohoon dan jalannya menuju lantai dasar di luar gedung sekolah, Shinyu menduga barang-barang ini akan dibawa ke gudang.

Dan benar seperti yang diduga sebelumnya, Dohoon membawa barang-barang tersebut ke gudang sekolah. Shinyu mengikuti langkah-langkah Dohoon, menemani perjalanan menuju sudut ruangan gudang. Ketika tiba di sana, Shinyu membantu meletakkan barang-barang tersebut di lantai dengan perasaan lega, meskipun sedikit merasa berat. Shinyu kemudian mulai memikirkan betapa mudahnya Dohoon membawa barang-barang tersebut. Dia tak bisa tidak kagum dengan kekuatan yang dimiliki Dohoon.

Dohoon menepuk tangannya dengan ringan sebagai tanda selesai, lalu dengan langkah mantap hendak berjalan keluar, tanpa sepatah kata pun kepada Shinyu.

"Hei! Bukankah menurutmu ini sudah terlalu kejam?" seru Shinyu dengan nada kesal, mengekspresikan ketidakpuasan atas sikap Dohoon yang tidak mengucapkan terima kasih.

Dohoon berhenti melangkah lalu berbalik menghadapi Shinyu. Dengan tatapan datar, ia menyimak keluhan Shinyu. Shinyu, sambil tersenyum sinis, mendekati Dohoon dengan langkah mantap.

"Kau bahkan tidak mengucapkan terima kasih setelah aku membantumu membawa barang-barang itu," ujar Shinyu, mencoba menyoroti ketidaksopanan sikap Dohoon.

"Aku tidak memintamu menolongku, jadi mengapa aku harus berterima kasih padamu?" jawab Dohoon dengan suara yang tetap tenang, namun jelas mengungkapkan keputusannya.

Shinyu terdiam, matanya terbelalak dalam ketidakpercayaan atas respons tegas yang diberikan oleh Dohoon. Emosinya terkuras habis. Bagi Shinyu, ini adalah pengalaman pertama kali ia menemui seseorang seantisosial Dohoon.

"Aku mendekatimu karena niat baikku untuk menjadi temanmu dan membangun kedekatan. Bukankah seharusnya kau memberikan respon yang positif?" Shinyu mencoba menjelaskan, tetapi Dohoon hanya memiringkan kepalanya dengan seringai tipis yang muncul di salah satu sisi bibirnya. Senyuman itu, walaupun tipis, menimbulkan rasa ketegangan dalam diri Shinyu. Ia merasa kebingungan akan arti dari senyuman itu, dan tak tahu apa yang akan dilakukan Dohoon selanjutnya. Baginya, Dohoon adalah sosok yang sulit diprediksi.

"Kau berusaha mendekatiku dan ingin berteman denganku dengan alasanmu ingin terlihat peduli sebagai teman sekelas, tapi aku membuatmu kesal," ujar Dohoon dengan nada datar, mengungkapkan kesadaran atas efek dari sikap dinginnya.

"Apa?" Shinyu terkejut mendengar penjelasan langsung dari Dohoon.

"Tidak usah khawatir. Berteman dengan orang sepertiku tidak akan ada gunanya untuk hidupmu. Lebih baik kau cari teman kencan yang bisa kau perhatikan daripada harus memperhatikan aku," lanjut Dohoon dengan penuh keyakinan.

[✓] Save Me, Save You | Doshin ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang