11

915 111 1
                                    

"Ketika seorang pria memelukmu dengan perasaan, ia akan memberikanmu kenyamanan yang tak tergantikan dan berusaha meyakinkanmu bahwa kamu pantas dilindunginya." lantunan kata-kata dari sebuah adegan drama malam di televisi meresap ke dalam benak Shinyu, sementara ia duduk sendirian di ruang tengah saat makan malam. Shinyu terhanyut dalam pemikirannya tentang insiden dua hari yang lalu ketika ia dan Dohoon terjebak di dalam kamar mandi, dan bagaimana Dohoon memeluknya dengan lembut penuh perasaan. Dadanya berdebar tidak teratur saat ia mengingat semua momen bersama Dohoon. Ini bukan kebiasaan Shinyu, dan semuanya bermula sejak malam itu ketika mereka terkunci di kamar mandi.

Setelah menyelesaikan makan malamnya, Shinyu berniat kembali ke kamarnya untuk belajar seperti biasa. Namun, ketika ia baru naik satu anak tangga, suara berat Sang Ayah memanggilnya dari ruang depan. Panggilan itu seketika menghentikan langkahnya, dan Shinyu berbalik untuk menghampiri Sang Ayah yang memanggilnya, merasa terganggu dari pemikirannya yang terdalam.

"Ada apa, Ayah?" tanya Shinyu, suaranya sedikit gemetar karena kecemasan yang mengendap di dalam hatinya.

"Duduklah, kemari," ajak Mingyu, menunjuk kursi di sebelahnya di meja tempat Shinyu baru saja makan malam. Shinyu menuruti ajakan itu dengan hati yang berat, duduk di seberang Ayahnya Ia menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata tajam pria tua lajang itu, seperti yang selalu dilakukannya setiap kali berhadapan dengan Mingyu.

"Kau sudah memutuskan universitas mana yang ingin kau masuki?" tanya Mingyu tanpa basa-basi, memotong keheningan yang tegang di antara mereka. Tidak peduli betapa lama mereka tidak bertemu atau tidak bertukar kabar, Mingyu selalu langsung pada tujuan, tanpa menghiraukan apakah Shinyu memiliki keinginan atau impian tersendiri. Tapi Shinyu sudah terbiasa dengan sikap ini; ia sadar bahwa pria yang telah mengadopsinya tidak pernah benar-benar menganggapnya sebagai anak yang di inginkannya.

"Aku belum menentukannya, Ayah," jawab Shinyu dengan suara serak.

"Kalau begitu, setelah lulus kamu akan Ayah kuliahkan di Kanada, tempat Ayah kuliah dulu," lanjut Mingyu, tanpa memberikan kesempatan pada Shinyu untuk menyampaikan pendapat atau keinginannya. Rencana tersebut telah lama disampaikan oleh Mingyu, namun Shinyu selalu menolak dengan alasan ingin tetap tinggal dan mengejar ilmu di tanah kelahirannya. Mingyu pun memberikan syarat bahwa Shinyu harus mendapatkan beasiswa dari salah satu universitas terbaik agar dapat melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Tapi mengapa Mingyu kini memberikan kabar seperti itu lagi, tanpa memperdulikan keinginan atau pendapat Shinyu?

"Ta-tapi, Ayah bilang aku boleh kuliah disini jika aku mendaptkan beasiswa kan?" Shinyu mencoba menegaskan kembali opsi yang telah disampaikan oleh Ayahnya.

"Memang benar. Tapi melihat nilai dan peringkatmu yang semakin menurun setiap tahunnya, Ayah tidak yakin kamu bisa mendapatkan beasiswa itu. Karena itu, mulai besok kamu harus datang ke tempat kursus Bahasa Inggris yang sudah Ayah daftarkan," jawab Sang Ayah dengan tegas, tanpa memberikan ruang bagi penolakan dari Shinyu.

"Aku tidak mau, Ayah!" Shinyu menolak dengan suara yang meninggi, merasa tidak bisa menerima paksaan Ayahnya.

Mata Sang Ayah menyiratkan kekecewaan ketika mendengar penolakan keras dari Shinyu. "Jadi, kamu sudah berani membantah Ayah, hm?" tegurnya dengan suara yang tenang namun penuh kekuatan.

"Bu-bukan seperti itu, Ayah, maksudnya... Aku sungguh-sungguh akan bisa mendapatkan beasiswa itu dan masuk ke Universitas manapun yang Ayah inginkan. Jadi, aku mohon, Ayah, percayalah padaku. Aku yakin aku akan bisa membuatmu bangga," ucap Shinyu dengan nada penuh keyakinan, berusaha meyakinkan Ayahnya agar tidak memaksanya untuk pergi ke luar negeri.

Sang Ayah terdiam sejenak, merenungkan kata-kata yang baru saja didengarnya dari Shinyu. Kepalanya mengangguk pelan, lalu ia bangkit dari duduknya. "Aku akan percaya padamu, lakukanlah," ucapnya sebelum meninggalkan Shinyu yang masih duduk dalam keheningan.

[✓] Save Me, Save You | Doshin ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang