04

990 134 4
                                    

"Hai, Dohoon," sapa Shinyu, menorehkan senyumannya pada seorang kasir di minimarket itu.

"Ada yang bisa saya bantu?" jawabnya datar.

Shinyu merasa diabaikan lagi oleh Dohoon, meskipun insiden yang terjadi kemarin masih terngiang di benaknya. Mungkin saja Shinyu sudah memiliki trauma dan merasa kehilangan kesuciannya jika Dohoon tidak datang menolongnya saat itu. Namun, Dohoon masih saja bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.

Dan yang lebih menyebalkan, Shinyu ingat bahwa Dohoon sudah melihat tubuhnya yang sudah tidak karuan saat itu.

"BENAR-BENAR MEMALUKAN!!" desisnya, wajahnya memanas setiap kali ia teringat akan kejadian itu, berpikir tentang apa yang Dohoon pikirkan tentangnya saat itu. Dohoon sudah hampir melihat semuanya!

"Ini saja?" tanya Dohoon, disambut anggukan dari Shinyu.

Setelah selesai melakukan pembayaran, Shinyu kembali ke meja ramyeon dan menyerahkan dua cup ramyeon dan dua kaleng cola di hadapan Dohoon.

"Makanlah di meja itu. Ini bukan tempat untuk makan," ucap Dohoon.

"Makanlah bersamaku," pintanya Shinyu.

"Aku tidak-"

"Sstt! Tidak ada penolakan kali ini!" Shinyu mengunci ucapan Dohoon dengan jari telunjuknya menempel di bibir Dohoon, mendapatkan tatapan tajam dari lawan bicaranya. Sedikit takut, tapi Shinyu harus nekat jika tidak ingin ramyeonnya dibuang sia-sia.

"Cepat!" Shinyu menerobos ke balik meja kasir dan menarik lengan Dohoon membawanya ke meja makan di dalam minimarket itu, pemadangan langsung menampilkan suasana malam hari di luar minimarket itu.

"Apa yang kau lakukan?"

"Duduk dan makan saja. Aku tidak bisa makan sendirian. Aku tidak akan bisa menelannya jika makan seorang diri," jelasnya, meskipun agak aneh. Yang penting, Dohoon mau makan dengannya.

"Aku harus bekerja,"

"Tidak ada pelanggan lain tuh?" sahutnya, berkeliling mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut minimarket yang sepi itu.

Dohoon berdecak, menatap Shinyu dengan malas.

"Aku tidak akan pulang sebelum kita habiskan ramyeon ini. Aku bahkan bisa mengikuti ke rumahmu jika kau tidak mau makan denganku," ancamnya.

"Kau mengancamku?" alis Dohoon berkerut.

"Enggak tuh? Aku hanya memberikan sebuah penawaran untukmu."

Setelah beberapa saat terdiam berpikir, Dohoon akhirnya ikut duduk tepat di sebelah Shinyu dan langsung memakan ramyeon itu. Shinyu tersenyum senang, menatap Dohoon dengan mata berbinar, ikut memakan ramyeon itu dengan mood yang sangat baik.

"Terima kasih, Dohoon. Karena sudah menolongku kemarin, aku bahkan tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi jika kau tidak datang," ucapnya dengan penuh perasaan tulus.

"Hn," respon Dohoon singkat, lalu melanjutkan menyeruput ramyeonnya dengan nikmat.

Shinyu memutar bola matanya kesal dengan respons singkat Dohoon.

"Sudah habis. Jika milikmu sudah habis, pulanglah, jangan mengganggu pekerjaanku," ujar Dohoon.

"Dia benar-benar tidak menganggapku?!" batin Shinyu.

"Dohoon," Shinyu menahan lengan Dohoon yang hendak pergi kembali ke meja kasirnya.

"Aku benar-benar ingin berterima kasih padamu, aku berhutang budi karena kau sudah menolongku dua kali. Bisakah aku melakukan sesuatu untuk membalas budi mu? Aku rasa dengan ramyeon ini tidak akan cukup," tawaran dari Shinyu membuat Dohoon menatapnya penuh minat.

[✓] Save Me, Save You | Doshin ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang