"Jadi? Dia udah nyampe di kota ini?" Rion menatap Caine didepan nya, setelah mendengar kabar bahwa 'teman' nya itu menelpon Caine, ia mengajak Caine untuk berbicara empat mata di ruangannya.
"Udah, aku udah kirim lokasi rumah kita, tinggal kita tunggu aja dia dateng." Rion mengangguk kan kepalanya lalu kembali menatap Caine.
"Caine, makasih."
"Untuk?" Caine bingung ketika mendengar Rion yang mengatakan kata terima kasih kepadanya.
"Apapun itu, aku berterima kasih kepada mu, karena semua yang kamu lakukan untuk keluarga ini, makasih."
"Bukan apa-apa, bukan kah seharusnya aku yang mengucapkan kata itu, kepada mu?"
Rion menggeleng kan kepalanya, ia merasa bahwa semua yang ia lakukan, tidak setara dengan apa yang dilakukan oleh Caine, terkadang ia terlalu ceroboh ketika melakukan sesuatu sampai Caine harus turun tangan untuk membantu nya, dan usaha yang dilakukan oleh Caine untuk seluruh anggota nya itu tidak setara dengan apa yang ia lakukan kepada mereka.
"Itu belum berarti apa-apa, dari apa yang kamu lakukan untuk mereka semua selama ini Caine."
Caine hanya mengangguk kan kepalanya lalu beranjak pergi dari ruangan itu dan meninggalkan Rion yang masih menatap nya.
..
"Souta..," Souta yang mendengar Caine memanggil nya, mengalihkan pandanganya, karena enggan menatap wajah pria lebih dewasa dari nya itu.
"Masih marah?"
"Yang kamu liat aja gimana?"
"Yahh, padahal tadi aku mau bikinin kamu permen dalgona, tapi ternyata kamu nya masih marah." Souta mengalihkan pandanganya kepada Caine sebentar lalu kembali menatap ke arah yang lain.
"Mau bikinin Souta berapa?"
Caine tersenyum, sepertinya bujukan itu akan berhasil.
"Ya..., Souta mau nya berapa?"
"Yang banyak ya Caine, buat Souta stok nanti dikamar." Caine tertawa melihat raut wajah binar milik Souta yang ia perlihatkan kepadanya.
"Yaudah, Souta mau bantuin?"
"Enggak, Souta mau disini aja, mau main game mafia."
"Yaudah."
Caine melangkah menuju dapur untuk membuat permen dalgona yang sudah ia janjikan kepada Souta. Lalu ia mempersiapkan beberapa bahan lalu membuatkannya.
"Caine, lagi bikin apa?" Caine menoleh kepada Kei yang sekarang sedang menuju dirinya yang sedang fokus membuat permen dalgonanya.
"Permen, buat Souta." Kei mempercepat langkahnya lalu mengambil beberapa permen itu untuk ia makan nanti.
"Astaga, itu punya Souta, Kei..," Kei menunjukan senyuman konyolnya lalu menggerakkan tangan nya membentuk dua jari.
"Piece, aku juga mau." Caine menghela napasnya, lalu mengiyakan ucapan itu.
"Sarangbeo, Caine." Kei meninggalkan dapur itu ketika ia berhasil membawa beberapa permen dalgona untuk ia simpan dikamarnya.
..
"Kak Kei, itukan punya Souta." Souta berteriak kepada Kei yang sekarang sudah menaiki tangga rumah, ia melihat Kei membawa beberapa permen dalgona yang sudah pasti itu sedang dibuat oleh Caine untuk nya.
"Punya kamu di dapur tuh, lagi dimasukin ke toples, Kak Kei gak percaya kamu bisa ngabisin itu sendiri, makanya kak Kei minta sama Caine."
Kei yang tadi berhenti untuk menjawab teriakan Souta kini kembali melangkah untuk menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous City
De TodoSekelompok orang yang penasaran tentang kota yang mereka kunjungi. Yang ternyata menyimpan banyak misteri didalam nya, lalu mereka mulai mencari tau tentang kota ini, dan mereka bertekad untuk masuk kedalam sisi gelap kota yang mereka anggap indah d...