Mati Lampu

1.6K 190 14
                                    

"kamu yang bener aja lah yang, masa aku gak boleh pergi sama keluarga aku." Selia dengan nada yang ketus membalas suara yang berada di panggilan telpon miliknya itu.

"Segitu gak percaya ya? Kamu sama aku?" Selia turun dan menuju ruang keluarga tempat semua orang berkumpul dimalam hari ini.

"Padahal juga besok aku pergi nya bukan sekarang." Mereka yang berada disitu menoleh kearah Selia, Karena suara nya yang sudah meninggi itu.

"Sumpah? Segitu nya kamu ngelarang aku buat sosialisasi sama yang lain, sedangkan kamu aja di sana malah kenalan sama beberapa orang, kalau orangnya cowok aku gak masalah ya, tapi setiap kamu kenalan sama orang, orang itu pasti aja cewek." Semua orang disitu hanya terdiam mendengar perdebatan sepasang kekasih itu.

"Terserah kamu lah, aku capek mau istirahat."
Selia membanting ponsel nya ke kursi sofa lalu mendudukkan dirinya, dan bersandar kepada Kei yang kini disampingnya.

"Kenapa? Ada masalah sama pacar Lo?" Kei bertanya sambil mengelus pelan rambut Selia dan menyisipkan nya ditelinga mungil milik Selia.

"Yang Lo liat aja gimana, gw lama-lama capek selalu dibatasin kalau gw lagi sama kalian, bahkan harus setiap hari gw harus ngabarin dia." Selia menghela napasnya dan memejamkan matanya.

"Posesif ya pacar Lo Sel?" Elya bertanya kepada Selia sambil menyeruput mie yang tadi dibuatnya.

"Gitu deh. Caine.., bisa gak kalau pacar gw masuk kesini." Selia menatap Caine yang sedang berkutat dengan laptop nya itu.

"Urusan itu, nanti kita bicarain bareng Rion." Caine membalas pertanyaan itu tanpa mengalihkan pandanganya.

Selia mengangguk-anggukkan kepalanya lalu memejamkan mata nya kembali.

"Daripada galau, mending kita maskeran gimana?"
Thia mengajak mereka semua untuk melakukan rutinitas malam para wanita biasanya.

"Mia ikut." Thia mengangguk dan menatap Kei Selia maupun Elya.

"Yaudah ayo." Setelah itu mereka semua pergi ke kamar Thia untuk melakukan kegiatan mereka.

..

"Guys, gabut nih nonton film horor yuk." Gin turun dari tangga sambil membawa beberapa camilan untuk ia makan bersama yang lain.

"Tumben? Bukannya Lo paling gak suka kalau ada unsur horor nya Gin?" Krow bingung menatap Gin yang kini sedang mengatur tv mereka untuk menonton film yang diinginkan nya.

"Tapi kalau yang ini, gw penasaran sama alur ceritanya, jadi kita tonton bareng-bareng."

"Gw ikut." Rion baru saja tiba di rumah setelah pertemuan nya dengan seseorang yang akan membeli produk mereka besok.

"Mandi dulu lu anjirr."

"Tungguin tapi, awas aje mulai duluan."

..

"Woi Rion, lu mandi ape semedi dikamar mandi anjir, lama bener mandi lu." Krow berteriak guna memanggil Rion, yang kini sudah berganti pakaian.

"Sabar napa seh." Riont turun dari tangga lalu ikut bergabung bersama mereka.

"Udah semua kan?"

"Udah mulai aja Gin film nya."

Mereka menonton film horor itu bersama, tetapi ada satu orang yang memiliki ide jahil nya setelah, ia mengingat bahwa, anggota keluarganya yang perempuan sedang melakukan rutinitas malamnya.
ia mengendap-endap keluar rumah, lalu meraih saklar yang berada diatas dinding, untuk ia turunkan, dan seketika seluruh rumah itu gelap. Ia tertawa mendengar teriakan semua anggota keluarganya yang berada didalamnya.

Dangerous City Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang