Happy ReadingJam sudah menunjukan jam 08.00 pagi, namun nathan belum juga mengisi perutnya dengan makanan. jam 8 pagi itu, udah paling siang buat ia yang selalu sarapan di pagi buta. Tapi lihat!, sekarang anak lelaki itu sedang di sibukan dengan membereskan meja makan dan piring-piring bekas makan sang ayah juga abangnya tadi, begitupun gelas yang kotor itu untuk ia bawa ke dapur, tidak lupa nathan mengumpulkan makanan yang masih tersisa.
Nathan mengumpulkan makanan sisa itu untuk ia makan, karna memang belum sarapan kan tadi.
"Alhamdulillah, masih ada sedikit sisa makanan" ucap nathan dengan senyum bahagia.
Hari minggu.
Seharusnya di hari _weekend_ seperti ini, banyak keluarga yang menghabiskan waktunya bersama orang tersayang nya. Namun, beda dengan keluarga Asgar. Sang kepala keluarga lebih memilih berdiam diri di kamar dan si sulung sedang pergi bersama teman-teman nya.
Sementara si bungsu, duduk bersimpuh di lantai dapur seraya memakan makanannya yang ia kumpulkan tadi dengan terburu-buru. Takut kalau ayah nya keluar dari kamar, atupun Abang nya pulang cepat.
Saking terburu-buru nya, tak ada rasa nikmat saat memakan makanan itu, tapi natan tetap bersyukur. Karna dipikiran nathan bukan nikmatnya, yang penting perut kenyang.
Nathan melirik jam didinding, "astaga jam 8.15" ucapnya panik. Nathan panik Karena dia belum memulai satupun pekerjaan rumahnya, yang biasa Nathan lakukan setiap hari nya. Nathan melihat piring,gelas, yang masih belum ia cuci.
"Waw banyak juga ya, heheee" ucap nathan. Lalu segera ia mencuci alat-alat masak yang di gunakan tadi. Sekaligus perabotan rumah dan peralatan makan yang kotor juga..
Tangan Nathan terangkat untuk menghapus jejak keringat nya. "Akhirnya selesai juga cuci piring nya. Dan peralatan peralatan ini. Oke, sekarang waktunya bersihin yang lain." Ucap nathan semangat.
Setelah menyelesaikan acara mencuci perabotan perabotan itu nathan mulai beranjak dan pergi ke ruangan lain guna membersihkan ruangan itu. Sesampainya diruangan tersebut, nathan baru ingat kalo dia belum membawa apapun untuk mendukung kegiatan membersihkan rumahnya.
Lalu nathan membawa langkahnya ke lantai atas, tempat untuk mencuci pakaian seluruh keluarga nya, dan tempat penyimpanan peralatan kebersihan.
"Ya ampun akupun belum mencuci baju" ucap nathan serasa ingin menangis. karna kalo ayah nya tau, ia pasti akan di marahi habis habisan.
Pembantu? Dulu ada pembantu sewaktu ibunya masih hidup. Semenjak ibu nya sudah tiada, pembantu itu di pecat oleh ayah nya sendiri dengan alasan tak mampu membayar gaji bibi tersebut.
Padahal itu sebenarnya adalah alibi Mahen. Karena, ia sudah mengetahui satu fakta yang menyakitkan baginya dan putra sulungnya.
Anak lelaki itu, memasukan seluruh baju kotor ke dalam baskom yang berukuran besar dan air ke dalamnya, tak lupa rinso juga.
Jika di tanya apa tidak ada mesin cuci? Jawabannya ada. Memang Mahen sendiri yang menyuruh Nathan untuk mencuci pakaian dengan tangan nya saja.
"_tangan mu masih ada kan? Pergunakan tangan mu itu."_ itu lah perkataan ayah nya dulu.
Nathan adalah anak yang sangat penurut. Jadi, ia mengikuti apa yang ayah dan Abang nya katakan. Selagi itu menurut nya baik, maka dengan lapang dada pasti ia lakukan dengan hati yang sangat iklas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Dan Bahagia 'NATHAN
Teen FictionBagaimanasih, rasanya beranjak remaja yang selalu di support keluarga?! Yang selalu menjadi rumah untuk anak-anak nya pulang, dengerin semua keluh kesah dan selalu memberikan solusi untuk anak-anak nya jikalau ada masalah atau pun kesulitan dalam su...