7. maaf ayah

276 21 23
                                    

Happy Reading🤗

"Apa kamu tuli? Kenapa tidak menjawab?" Tanya mahen kembali.

------------

Mahen mendekati nathan, ia mengangkat tangannya, nathan sangat ketakutan, ia takut ayahnya akan memukul nya kembali.

Siapa sangka, mahen mengangkat tangan nya guna mengusap lembut surai milik nathan, ia mengusapnya lembut. Mahen menatap intens nathan. Nathan tetap setia menundukan kepalanya.

Sambil mengusap surai hitam nan lebat milik nathan itu, mahen menanykan yang ingin dia tanyakan.

"Apa kou yang membereskan ruangan depan?" Tanya mahen dengan tangan yang masih setia mengusap rambut itu.

"I i ya ayah, i i itu aku" balas nathan dengan suara tersendat sendat seolah ada sesuatu yang menghalangi tenggorokannya.

"Apa kou membuangnya juga?" Tanya mahen lagi.

"Jawab dengan benar, atau kou bakal tau akibatnya" lanjut mahen sedikit mengancam

"A aku membakarnya ayah" jawab nathan

Tangan yang tadi mengusap dengan begitu lembut, seperti ada kasih sayang di dalamnya, dengan singkat begitu cepat berubah menjadi kekerasan.

Mahen menarik surai hitam, lebat dan indah itu dengan kuat, sehingga wajah nathan mendongak ke atas dengan jelas.

"Arrrggghhh" pekik nathan,, ia begitu terkejut dengan tindakan ayahnya.

"Apa kou tau, betapa pentingnya kertas kertas itu buat saya?" Tanya mahen dengan nada rendahnya.

"Apakah saya menyuruh mu membereskannya?"

"Apakah saya menyuruh mu untuk menyentuhnya?"

"DENGAN BERANINYA KAMU MENYENTUH DAN KAMU MALAH MEMBAKARNYA" aaiissh SIAL teriak mahen frustasi.

"Anak sialan ini, cih, aku harus memberimu pelajaran" mahen begitu kesal dan murka.

Nathan hanya diam, dia kepalang takut, manik manik bening itu sudah meluncur hebat dari tadi.

Dengan begitu teganya, mahen menarik dan menyeret anak bungsu nya itu, ke dalam gudang. Dia membawa nya dan melemparnya, bugh.. suara benturan badan anak lelaki itu dengan lantai begitu keras.

"Sini kamu" mahen menyeret kembali badan nathan untuk mendekati tiang di ruangan itu.

Mahen mengambil tali untuk mengikat tangan nathan di tiang itu, dan mahen juga mengambil cambukan untuk mencambuk.

Terikat sudah tangan nathan kebelakang, dan ia hanya bisa menangis sendu, Tak ada yang bisa ia lakukan sekarang.

Cetas...Cetas...Cetas... (maaf aku tidak tau pasti cara penulisan dari suara cambukan)

"Akh" suara kesakitan nathan. Ia menerima 10 cambukan, di dadanya. Dengan menggila nya seorang ayah terus mencambuk anaknya itu, sampai baju putih sekolah nya yang masih ia kenakan itu robek robek juga terdapat banyak noda darahnya. Mahen mencambuk nathan 50 kali cambukan dan itu hanya setengah dari rencana.

Tidak puas disitu, mahen lepas ikatan tangan nathan, brug.. suara jatuh badan nathan, kaki nya sudah tidak kuat menopang badanya lagi.

"Apa kou menyukainya?" Haha~ tawa mahen

Cetas...Cetas...Cetas... Cetas

Dengan membabi buta nya mahen mencambuk nathan, anak yang malang, kesian.

"Akh..hiks..hiks" tangisan nathan makin menjadi.

"Ayah maaf kan nathan, nathan minta maaf yah" suara parau nathan itu begitu lirih nan kecil, hampir tidak terdengar.

Luka Dan Bahagia 'NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang