Happy Reading
" Ayah, abang, ayo kejar nathan. Hahahaaaa~. aaaa ibu tolong nathan, ada penjahat yang lagi kejar nathan, hahahaaaaa~"
Nathan tertawa dengan riang. Dia sangat bahagia, tentunyah dengan dia yang bisa bermain dan menghabiskan waktu bersama dengan keluarga kecilnya di taman piknik."Sudah sudah mari kita makan dulu sini, nanti dilanjut lagi main nya, ayo makan". Ajak sang ibu dengan tersenyum.
"IYA BU". Jawab serentak kedua anak nya.
"Ibu, ibu bawa makanan apa aja tadi dari rumah?"
Tanya nathan dengan semangat.Sang ibu tersenyum, lalu menjawab "ibu tadi bawa roti tawar saja dengan selai jeruk".
"Itu aja bu, yang ibu bawa? Gak ada yang lain gitu?" Tanya nathan dengan sedih yang di buat buat. Sang ibu hanya tersenyum pada nathan.
"Ini loh dek, ibu bawa buah buahan juga buat kita" timpal sang abang, membantu ibunyah.
"Udah ayo dimakan makanannya, nanti bisa lanjut main lagi" sela sang ayah.
Mereka memakan makanannya dengan tenang di bawah pohon yang rindang, di tambah dengan angin yang sejuk di taman itu.
"Aku berharap momment ini akan selamanyah" ucap hati kecil nathan.
"Lanjut main?" Tanya sang abang. Dengan senyum yang tak pernah luntur, nathan bangun dari duduk nya, ia berlari sambil menarik tangan sang ayah dan abang nya untuk bermain kembali. Tak terasa waktu sudah mulai sore saja."
DAN?
Byuuuuurrrr......nathan terbangun kaget dengan rasa dingin dan basah di tubuhnya. Ya, itu ternyata ulah sang ayah, mahen. Mahen lah yang sudah menyiram se-ember air untuk membangunkan nathan dari tidurnya.
"Enak sekali kamu jam segini masih tidur. Bangun! Pergi kedapur dan masak buat saya dan anak saya!" Perintah mahen. "Udah saya kasih hidup, tapi gak berguna, dasar anak haram" ucap sinis mahen.
"Maaf in nathan ayah" ucap nathan dengan rasa bersalahnya. "Jangan panggil saya ayah, saya bukan ayahmu" jawab mahen dengan ketus. Nathan meringis mendengar ucapan sang ayah."Maaf" ucap nathan lagi. Nathan hanya bisa meminta maaf.
Mahen tak menggubris ucapan anak lelaki itu, ia langsung pergi keluar dari kamar, dengan menutup pintu kamar tersebut dengan cukup keras, untuk melampiaskan rasa kesalnya terhadap nathan. Sedangkan yang empu kamar, ia hanya mengulus dada sabar serasa menenangkan jantung nya yang berdegup dengan kencang karna kaget juga takut terhadap ayahnya.
"Tenang nathan tenang"
"Huh pagi - pagi sudah dibikin jantungan" monolog nathan.
.
Saat nathan sedang membereskan tempat tidurnya dan menggantikan sprei kasur dengan yang baru, nathan terlonjat begitu kaget dengan suara pintu yang tiba-tiba di buka dengan kencang. Baru aja jantungnya tenang, sudah kembali memompanyah lagi, bahkan lebih kencang dari sebelumnya.
Buggg!! Suara pintu yang menabrak dinding. Di ambang pintu menampakan sesosok anak lelaki tinggi, tampan tapi juga bermuka masam, dia adalah marchel. Ya, pelakunyah adalah marchel sianak sulung sekaligus anak kesayangan ayahnya yaitu mahen.
Marchel tidak masuk ke dalam kamar, dia hanya berdiri di ambang pintu kamar."Heh anak haram, keluar loh cepetan, lelet lo. Gue udah laper, cepat masak". Ucap marchel dengan arogan.
"Iya bang, sebentar" nathan masih sibuk mengganti sprei.
"A*jin* loh" marchel menarik paksa tangan nathan ke dapur dengan tidak sabaran.
Perlu di ingat, marchel yang sekarang bukan lah orang yang sabar, bahkan dia itu begitu arogan, kasar, dan sombong. Berbanding dengan-nya dulu.
Marchel mendorong nathan dengan kuat hingga menabrak meja kompor. Beruntung nathan menahan diri agar tidak jatuh lebih parah.
"MASAK" ucap marchel dengan teriak, Lalu pergi.
.
Nathan memulai acara memasaknya dengan cukup lihai. Tak butuh waktu lama, ia sudah menyelesaikan semuanyah. Dari mulai memasak, menyajikan, menata piring, menuangkan air minum, dan membereskan dapur nathan lakukan sendiri.
"Ayah, abang, makanannyah sudah siap. Panggil nathan kepada ayah dan abangnya yang berada di ruang tv.
"Hmm" jawab mahen. Nathan hanya tersenyum tipis dengan jawaban mahen.
Mahen dan marchel menduduki kursi meja makan tersebut, begitu juga dengan nathan. Hening, di meja makan itu tidak ada yang memulai untuk makan. Dengan suara kesalnya mahen bertanya pada nathan."Ngapain kamu duduk disini?" Tanya mahen. Yang di tanya tak tau kenapa sang ayah bertanya demikian. "Aku hanya ikut makan yah" jawab nathan, yang mendapatkan tatapan tidak suka dari marchel.
"Pergi, lo siapa? Lo hanya anak haram" sela marchel.
"Pergi dari sini, makan dibelakang! Anak haram kaya lo jangan soso'an mau makan bareng. Bikin gue gak berselera" ucap panjang marchel.Gak ada sanggahan apapun dari mulut nathan. Ia hanya menuruti ucapan sang abang. Dia beranjak pergi kebelakang.
.
Apakah menurut kalian di dapur, nathan sedang makan ?
Oh tentu tidak. Dia sedang melamun sekarang. Kenapa tidak makan makanan yang ada di dapur ? Di dapur tidak ada makanan lagi. Semua makanan ada di atas meja makan, ya nathan menyajikan semuanyah, karna dia pikir dia akan ikut serta di meja makan, nyatanyah itu hanya angan. Natahn hanya berniat menunggu sisa makanan dari ayah dan abangnya."Semoga ada makanan yang tersisa" harap nathan.
Tbc.
Peluk nathan🫂🥹
Typo tolong tandain ya!
Jangan lupa voment juga ya! 😊
Karna voment kalian semangatku❤️🩹
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Dan Bahagia 'NATHAN
Novela JuvenilBagaimanasih, rasanya beranjak remaja yang selalu di support keluarga?! Yang selalu menjadi rumah untuk anak-anak nya pulang, dengerin semua keluh kesah dan selalu memberikan solusi untuk anak-anak nya jikalau ada masalah atau pun kesulitan dalam su...