Happy Reading🤗
Seperti biasa, setiap pagi nathan sudah bangun lebih awal daripada yang lain nya. Ia selalu melakukan rutinitas nya, seperti menyiapkan sarapan, membereskan barang sekolah nya, dan merapikan kamar nya. Kali ini nathan bangun tak terlalu pagi seperti pagi kemarin.
Sebelum menuju dapur, ia merapikan tempat tidurnya terlebih dahulu, setelahnya ia menuju dapur, untuk membuat sarapan. Sesampai nya, dia langsung membuka lemari es, untuk mengambil bahan yang dia inginkan, tapi..
"Loh ko gak ada bahan apapun? Perasaan tadi malam masih ada roti deh" kaget nathan sekaligus heran.
tidak ada bahan apapun di dalamnya, cuma ada kue nya yang semalam ia makan. Dengan langkah cepat ia berjalan menuju lemari lain, dia membuka satu per satu, tapi tetap saja dia tidak menemukan apa-apa. Nathan panik, dan pada akhirnya ia menyerah. Nathan nyerah, pagi ini ia tidak bisa membuatkan sarapan buat sang ayah dan abangnya.
"Apa tidak masalah, kalo aku tidak buat sarapan?"
"Ya ampun, baru kali ini aku mengalami ini"
"Huaaa~ aku takut ayah marah"
"Gimana ini? Kalo aku masak nasi buat nasi goreng, gak keburu" aaaargh, ucap nathan frustasi.Dengan langkah ragu, nathan kembali ke kamar nya, yang sebelum nya ia sudah memindahkan cake sisa itu ke tempat makan nya, untuk ia bawa ke sekolah. Dengan tergesa-gesa pula ia merapikan buku pelajarannya yang sesuai dengan jadwal. Dan pergi masuk kamar mandi, untuk membersihkan badannya dan bersiap.
Nathan panik seolah-olah di sedang melakukan kesalahan besar.Tak butuh lama, ia sudah siap dengan semuanya, nathan menggendong tasnya, dan menenteng sepatunya, ia pergi keluar kamar menuju teras depan rumah masih dengan tergesa gesa, dia akan menghindari resiko sebisa mungkin. Sepatu sudah terpakai, dan dia siap menuju sekolah.
Seperti biasa, sekuriti rumah itu menyapa tuan tuan nya dengan sofan.
"Selamat pagi den?" Sapa pak somad dengan sofan. Sembari membuka gerbang.
"Selamat pagi pak" balas nathan. Dan ia langsung pergi keluar.
.
Jam 6 lewat nathan sudah sampe di sekola nya, kali ini sudah ada beberapa siswa yang sudah berada di lingkungan sekolah, dan mungkin itu osis.
Nathan memasuki kelasnya, ia menatap heran kelas nya itu, merasa tumben udah ada orang.
"Tumben lo datang agak siangan nath" tanya siswa perempuan itu, selaku teman sekelasnya.
"Ah, seharus nya gue yang tanya, ko lo tumben banget masuk sepagi ini?, biasanya juga siang" balas nathan yang malah bertanya balik.
"Gue lagi pengen aja" jawab siswa perempuan itu. Yang ternyata di ketahui namanya mira.
"Oh, gitu ya, oke deh" balas nathan.
Nathan, melanjutkan langkah nya menuju bangkunya yang berada di bangku kedua dari belakang. Posisi itu sahabatnya lah yang memilihkannya. Nathan ? Tentu ia tidak menolak nya.
Nathan menelusupkan wajah nya di tumpukan tangan nya yang ia simpan atas mejanya.
Setengah jam nathan sudah berada di posisi itu, ia tidak tidur tapi ia sedang merasa gelisah, dia memikirkan keadaan ayahnya di rumah."Ayah dan abang sarapan belum ya? Mereka sarapan apa pagi ini? " Benak nya
Nathan tidak hentinya memikirkan itu dari tadi, apakah ayah dan abang nya sudah sarapan atau belum, dan satu lagi, apakah ayah nya kan marah? Karna dia tidak membuat sarapan? Nathan terlalu takut untuk membuat kesalahan. Tidak buat salah saja ia dipukuli, apalagi buat salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Dan Bahagia 'NATHAN
Teen FictionBagaimanasih, rasanya beranjak remaja yang selalu di support keluarga?! Yang selalu menjadi rumah untuk anak-anak nya pulang, dengerin semua keluh kesah dan selalu memberikan solusi untuk anak-anak nya jikalau ada masalah atau pun kesulitan dalam su...