Happy Reading🤗
Pagi hari sudah tiba, matahari sudah mulai menyingsing. Banyak orang orang sudah berlalu lalang di mana-mana, berbagai kegiatan juga kerjaan sudah mereka lakukan, lain hal dengan lelaki paruh baya yang saat ini masih menyelami alam mimpinya, ia begitu terlihat nyaman dan damai di atas kasur kamar nya.
Handphone milik nya yang berada di atas nakas itu terus berbunyi, menandakan telpon masuk, tak henti-hentinya si penelpon itu untuk terus menerus menelpon.
Mahen yang merasa terganggu, akhirnya membuka mata nya, dan ia mengambil handphone nya itu, tanpa melihat siapa yang menelpon.
"Hmm..."
"Bos, akhir nya bos jawab juga" ucap semangat si penelpon."Apa?" Tanya mahen.
"Bos, tikus itu sudah tertangkap" jawab si penelpon memberi kabar.
"Bagus, bawa dia ke gudang villa" suruh mahen pada haris sekertarisnya.
Ya si penelpon itu adalah haris seketaris mahen. Dan mahen cukup semangat kali ini, karna dia sudah mendapat kan tikus yang sudah lama ia cari. Ia dengan cepat membersihkan diri, dan mengenakan kemeja putih, dasi berwarna coklat dan dengan jas berwarna abu yang ia padukan.
Mahen dengan semangat, melenggang pergi meninggal rumah nya, ia tidak kekantor ia akan ke tempat dimana si tikus itu di simpan.
Dengan senyum semirik nya ia memasuki mobil nya, kali ini ia mengemudikan mobil nya sendiri. Ia melaju dengan kecepatan tinggi, hati yang memburu tidak sabaran mahen semakin menancapkan gas mobil nya semakin kencang.
Tidak butuh waktu lama, sampai lah ia di villa yang cukup luas, dan villa itu terletak di pinghir hutan dekat pantai, akan tetapi sangat jauh dari keramaian.jarang orang tau ada villa di tempat itu.
Mahen memarkirkan mobil nya sembarang, ia keluar mobil dan memasuki villa nya itu, yang sebelum nya ia melemparkan kunci mobio nya ke penjaga villa itu untuk memarkirkan mobil nya dengan benar. Mahen terus masuk ke vila itu semakin dalam, di sana sudah ada haris, ia menundukkan sedikit badan nya untuk menyapa bos nya itu.
"Bawa saya padanya" perintah mahen.
"Lewat sini bos" ucap haris, seraya menuntun jalan ke arah gudang.
......
Di dalam gudang sudah terdapat lelaki hampir paruh baya, dengan tangan dan kaki yang di ikat kuat mulut yang di lakban, mata yang di tutup kain, dan muka yang sudah setengah babak belur itu sudah tidak sadarkan diri, dia terkulai lemah di lantai yang cukup kotor itu.
Mahen cukup senang melihat itu semua, tetapi belum puas. Dia begitu dendam pada lelaki itu, karna dia perusahaan nya hampir mengalami kebangkrutan, karna dia mahen hampir menjadi gelandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Dan Bahagia 'NATHAN
Teen FictionBagaimanasih, rasanya beranjak remaja yang selalu di support keluarga?! Yang selalu menjadi rumah untuk anak-anak nya pulang, dengerin semua keluh kesah dan selalu memberikan solusi untuk anak-anak nya jikalau ada masalah atau pun kesulitan dalam su...