Happy Reading🤗
"Dek,.. abang pamit ya, kamu udah baik-baik saja sekarang, jaga dirimu baik-baik ya setelah ini, abang sayang adek" ucap marchel berpamitan pada adiknya itu. Lalu ia pergi keluar ruangan itu, ia meninggalkan nathan sendiri dengan perasaan yang berat.
Malam itu, marchel meninggalkan adik nya nathan di rumah sakit sendiri, ia memang sayang dengan nathan tidak bisa melihat nya terluka parah, tapi ia tidak bisa untuk berada di sisi-nya. Ia akan menarik diri tuk menjauh dari nathan jika nathan baik-baik saja, dan tugas dia cukup memantaunya dari jauh, hanya untuk memastikan kalau adik nya itu baik-baik saja.
Di malam waktu adik nya si hakimi ayahnya, dia memutuskan untuk melindungi nathan dari jarak jauh, jika dari dekat ia takut ayah nya akan semakin menyakitinya.
Marchel, melangkah kan kaki nya semakin jauh dari ruangan nathan, menuju parkiran, dan mengendarai motornya. Marchel berhenti di tengah perjalanan, ia meronggoh saku celananya untuk mengambil handphone nya, di otak-atik nya layar handphone itu dan mencari nomor kontak salah satu teman nya..
"Bro, lu di rumah?.." tanya marchel singkat.
"Iya.."
"Gue jalan kesana" ucap marchel
"Oke"
Marchel melanjutkan perjalanan nya, malam ini ia menuju rumah teman nya, tidak ingin pulang, dia akan mengajak teman nya untuk minum.
Dengan kecepatan tinggi, motor yang marchel kendarai akhir nya sampai di kediaman teman nya itu, satpam rumah disana membukakan gerbang untuk marchel. Marchel pun memasuki pekarangan dan memarkirkan motor nya di rumah tersebut. Ia memasuki rumah itu tanpa permisi, ha karna dia memang sudah sangat terbiasa dengan itu, bahkan bukan hanya dia, tetapi teman-temannya yang lain pun, juga begitu.
"Woi..rul" panggil marchel pada teman nya yang bernama arul, sekaligus sang tuan rumah.
"Pa'an?" Jawab singkat arul.
"Yang lain mana?" Tanya marchel
"Udah gue telpon, paling bentar lagi sampe" jawab arul.
Dan benar saja, tak lama masuk lah teman marchel yang lain, dia adalah davit, aldi, dan kriss, mereka teman sekampus dengan marchel.
"Ada apaan si anjink, gue lagi pdkt juga tadi ah, lo ganggu bet sumpah" omel mulut aldi."Iya ada apaan rul?" Timpal davit.
"Kriss lo bawa yang gue minta gak?" Arul bukan nya menjawab pertanyaan aldi dan davit, tapi dia malah menanyakan sesuatu pada kriss, yang hanya diam saja.
"Beres" jawab nya singkat.
"Mana anaknya?" Tanya kriss lagi.
"Noh lagi meremin mata" jawab arul sambil menunjuk ke arah marchel yang memang sedang memejamkan matanya.
"Apa yang terjadi? Kenapa tu anak kaya, setres berat" heran aldi.
"Dah, ayo cepetan"
Mereka ber lima sekarang sedang berada di ruang tamu, marchel yang tadi memejamkan mata, sekarang sudah bangun karna aldi membangunkannya.
Mereka menanyakan berbagai pertanyaan pada marchel, tetapi marchel hanya diam, mereka cukup jengah dengan kediaman marchel. Dan pada akhir nya mereka saling diam dari satu sama lainnya, hanya suara jarum jam dinding yang terdengar di ruangan itu. Tapi pada akhirnya..
"Gue sayang adek gue, tapi gue gak bisa menolak ayah gue, kalian paham kan?" Ucap marchel frustasi.
Arul, davit, aldi, dan kriss, hanya mengangguk paham, mereka cukup tau kisah kehidupan marchel dan keluarganya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Dan Bahagia 'NATHAN
Teen FictionBagaimanasih, rasanya beranjak remaja yang selalu di support keluarga?! Yang selalu menjadi rumah untuk anak-anak nya pulang, dengerin semua keluh kesah dan selalu memberikan solusi untuk anak-anak nya jikalau ada masalah atau pun kesulitan dalam su...