|| 01

2.7K 214 15
                                    

New story, selamat membaca!
|

|

|

|

Bruk!

"Eh maaf saya tidak sengaja," ucapnya sembari membantu membereskan belanjaannya yang jatuh.

"Iya gak papa mas," kata si perempuan itu.

Pemuda itu pergi sebentar untuk mengambilkan troli, karena belanjaan perempuan ini sangatlah banyak. Setelah semuanya kembali masuk, pemuda itu berlalu ke lemari pendingin untuk mengambil minuman. Saat ke kasir, antrian begitu panjang.  Di tengah keriuhan, terdengar cek cok antara perempuan tadi dan mbak kasir. Pemuda itu mengerutkan kening, penasaran dengan apa yang terjadi. Dari raut wajah perempuan itu, terlihat jelas kekesalan.

"Sekalian aja mbak sama yang ini," ucap pemuda itu menunjuk belanjaan si perempuan itu.

"Eh gak usah mas," tolaknya.

"Udah mbak terima aja, kasihan yang di belakang mbaknya nunggu dari tadi," sahut ibu-ibu yang ngantri paling belakang.

"Totalnya 813.750," ucap mbak kasir.

Pemuda itu mengeluarkan cardnya lalu menyerahkan pada mbak kasir. Setelah dikembalikan, ia membantu membawakan belanjaannya, karena gak mungkin dibawa sendiri. Perempuan itu terlihat terkejut dan sedikit malu, namun ia tak menolak bantuannya.

"Dimana mobilmu?"

Si perempuan itu menunjuk mobilnya, "Makasih ya mas, maaf merepotkan nanti uangnya saya ganti."

"Udah gak perlu dipikirkan, itu bisa kapan kapan"

"Kalo ketemu"

"Semoga," ucap pemuda itu dalam hati.

"Sekali lagi makasih ya, kalo gitu saya duluan," ucap si perempuan.

Pemuda itu mengangguk dan kembali masuk ke mobilnya untuk pulang. Hanya perlu 10 menit untuk sampai ke rumahnya.

"Habis darimana Rev?" tanya Cindy yang merupakan mamanya.

"Beli minum doang ma," jawabnya sambil menunjukkan kaleng kosong.

"Hadeuh kan bisa buat sendiri yang kayak gitu Reva, biasanya juga lebih suka buat sendiri"

"Ya sekali-kali hamburin uang juga gitu, punya uang banyak tapi gak dipake"

"Makanya nikah, biar bisa nafkahin istri," ucap Kenzie selaku papa dari Reva.

"Ya gimana, jodohnya belum ketemu," ucap Reva.

"Oh ya, soal sekertaris udah dapat?" tanya Kenzie.

"Belum, besok baru penyerahan CV sekaligus interview. Mau aku gabungin aja, biar bisa cepat masuk karena ketetaran kalo kerjain semuanya sendiri, apalagi kerjaan lagi banyak," jelas Reva.

"Lebih cepat lebih baik, biar kamu juga gak kebanyakan lembur. Pulang subuh paginya udah berangkat lagi, jadi jarang ada waktu buat kumpul kayak gini," ucap Cindy.

"Habis ini Reva usahain buat pulang lebih awal," ucap Reva menggenggam tangan Cindy. Ia jadi merasa bersalah, meninggalkan mamanya sendirian dirumah, pasti Cindy merasa kesepian.

"Malam ini aku mau tidur sama kalian boleh nggak?"

"Astaga gak malu apa sama umur," ucap Kenzie geleng-geleng.

"Mama boleh kaannn.." ucap Reva merengek seperti anak kecil. Cindy dan Kenzie mengangguk, mereka juga sangat merindukan tidur bertiga.

"Ayo tidur, kamu besok juga mau ke kantor kan," ucap Cindy dibalas anggukan olehnya.

"Maaf ya Reva ganggu waktu kalian berdua"

"Gak ganggu sama sekali," ucap Kenzie mengusap surai rambutnya, kemudian mereka bertiga terlelap dengan Reva berada di tengah-tengah keduanya.

Duda dan Keempat IstrinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang