Lanjut lagi nih. Selamat Membaca!
|
•
|
•
|
•
|"Lo bilang ke Shani kalo mau ada meeting. Nanti kalo udah mau mulai bangunin ya," ucap Evan menutup matanya.
"Tidur di kamar aja sana," ucap Roland.
"Disini aja, bentar doang kok," balasnya tanpa membuka matanya.
Roland membiarkan Evan dan beralih ke ruangan sebelah untuk menyerahkan semua tugas yang dia kerjakan sebelumnya.
Tok.. Tok.. Tok...
"Masuk"
"Shan, semua jadwal Evan gue serahin ke lo dan nanti sebelum makan siang kita ada meeting," ucap Roland.
"Baik pak," balas Shani.
"Roland aja gak perlu embel-embel"
"Oke, nanti mau bahas apa ya?"
"Di berkas warna biru itu udah gue bikin materinya nanti lo pelajari dulu. Ini meeting pertama lo jadi jangan buat kesalahan, mengerti!"
"Siap Land, gue pastiin ini meeting paling berkesan dari sebelumnya," ucap Shani percaya diri. Roland hanya mengangguk dan pamit kembali ke ruangannya.
Skip...
Roland melangkah dengan mantap menuju ruang pertemuan, niatnya untuk mengecek kesiapan ruangan sebelum rapat dimulai. Namun, langkahnya terhenti saat berpapasan dengan Kenzie di ambang pintu.
"Mana Reva?" tanya Kenzie.
"Kayaknya masih tidur om," jawabnya.
"Yaudah om mau ke ruangannya dulu," ucap Kenzie berlalu meninggalkan Roland yang berjalan masuk ke ruang meeting.
Kenzie melangkah masuk ke ruangan, matanya langsung tertuju pada Reva yang masih tertidur pulas. Senyum tipis terukir di wajah Kenzie, ia jadi tak tega untuk membangunkannya. Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya memasuki ruangan dan ternyata itu Cindy istrinya.
"Loh ma mau ngapain?" tanya Kenzie.
"Mau makan siang bareng lah," jawabnya sedikit mengangkat rantang isi makanan yang ia bawa.
"Papa sendiri mau ngapain?" ucapnya balik bertanya.
"Meeting tapi anaknya lagi tidur"
"Duh kasian banget sih, gak bisa ditunda dulu gitu," ujar Cindy menghampiri dan mengusap lembut kepalanya.
"Harusnya bisa kalo ada yang gantiin"
Ceklek...
Pintu utama dan pintu samping terbuka secara bersamaan. Roland melangkah masuk, sementara Shani yang ingin menuju ruang pertemuan, terhenti di ambang pintu.
"Shan udah mau mulai," ujar Roland.
"Kamu siapa?" tanya Cindy.
"Saya Shani sekertaris baru pak Evan," jawabnya.
"Kalau gitu papa meeting nya sama dia aja, biarin Reva tidur," ujar Cindy.
"Yaudah ayo"
Mereka bertiga berjalan beriringan menuju ruang pertemuan. Rapat pun dimulai, suasana serius menyelimuti ruangan. Kenzie tampak sangat puas dengan materi yang disusun oleh Roland, presentasinya sangat menarik dan informatif. Penyampaian Shani, yang masih tergolong baru dalam tim, juga sangat memuaskan. Ia mampu menjelaskan konsepnya dengan jelas dan lugas. Rapat pun selesai, kini hanya tersisa Kenzie, Roland, dan Shani di dalam ruangan.
"Kalian berdua makan siang bareng kami aja," ujar Kenzie.
"Emangnya gak ngerepotin nih om," ucap Roland.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda dan Keempat Istrinya
Teen FictionHafizhan Revan Adelio, seorang duda dengan paras tampan dengan kesuksesan diatas orang tuanya, harus merelakan istrinya pergi bertemu sang Pencipta. Umur pernikahan mereka hanya terhitung beberapa bulan. Sang istri meninggal karena penyakit yang mem...