|| 14

1.4K 129 5
                                    

Selamat Membaca!
.
.
.
.
.

Pagi ini, Evan dan Shani sudah siap untuk berangkat ke rumah Melody. Untuk dua hari ke depan, keduanya akan menginap di sana. Selama dua hari di sini, Shani menyempatkan waktu belajar masak dengan Bibi, tentunya beberapa olahan masakan yang disukai oleh suaminya.

"Kalian jadi berangkat sekarang?" ujar Cindy menghampiri anak dan menantunya.

"Iya. Mama baik-baik di rumah, kalau ada apa-apa segera hubungi kita. Reva dan Shani siap 24 jam untuk Mama," ucap Evan memeluk sang Mama erat.

"Kalian tenang aja, lagian Mama di rumah sama Bibi dan Papa juga udah jarang lembur, jadi kalian gak perlu khawatir. Oh ya, Rev, rumah yang kamu tawar waktu itu jadi kamu beli?" ucap Cindy.

"Belum jadi sih Ma, Reva mau minta pendapat Shani dulu," balasnya sembari menatap istrinya.

"Pendapat apa?" tanyanya bingung.

"Kamu mau tinggal di rumah lamaku atau beli rumah baru? Aku ikut kamu aja," ucap Evan, hatinya masih sangat ingin menempati rumah lamanya, tapi kenyamanan istrinya paling penting.

"Kalau masih bisa ditempati, kenapa enggak. Lagipula, sama-sama rumah kan, aku yakin di sana masih tertinggal kenangan indah bersamanya. Aku nggak masalah mau tinggal di mana pun, asal sama kamu.." ucap Shani sembari mengelus lembut rahang tegas suaminya.

"Yakin?" tanyanya dengan mata berembun.

Shani lantas mengangguk. "Makasih ya," ucap Evan langsung membawa Shani masuk kedalam pelukannya.

Cindy ikut tersenyum senang, "Semoga Shani bisa jadi penyembuh untuk putraku."

Skip kamar Shani...

Pada saat keduanya sampai, yang menyambutnya ialah Bibi. Soalnya Liam dan Melody sedang keluar ada urusan. Makanya, keduanya langsung mengistirahatkan tubuhnya di kamar. Saat ini, Evan lagi manja pada sang istri. Lihatlah Evan yang tiduran di paha Shani sambil minta dielus-elus kepalanya.

"Nanti mau dimasakin apa?"

"Aku lagi pengen Spaghetti Aglio Olio"

"Ishh aku kan baru belajar masakan kesukaanmu," ucap Shani mengejutkan bibirnya.

"Ya kan aku gak tau sayang, yaudah nanti aku ajarin dehh. Senyumnya mana atau mau aku cium," ucapnya sembari mengelus bibir istrinya.

Shani langsung memperlihatkan senyum terbaiknya, daripada tidak bisa jalan part 2. Yang ada ia akan semakin bosan kalau harus berdiam diri di kasur terus. Ia jadi teringat saat benda panjang dan besar itu masuk ke lubang senggamanya, uhh.. Karena membayangkan hal itu sampai-sampai ia mengigit bibirnya. Shani menggeleng beberapa kali guna menghilangkan pikiran yang mulai ngawur.

"Sayang, are you okay?" ucap Evan lalu duduk dan mengelus lembut pucuk kepala istrinya.

"Aku gapapa, cuma kepikiran sesuatu aja hehe.."

Evan mengangguk. "Kalau ada apa-apa bilang, jangan diam aja, soalnya aku gak bisa baca pikiran orang," ucapnya mengecup pipinya.

Kemudian Evan bangkit dari kasur lalu masuk ke kamar mandi, hanya untuk cuci muka saja. Ia akan turun menemui mertuanya yang baru saja tiba di rumah. Tadi ia mendengar deru mobil berhenti di halaman. Evan berganti pakaian yang lebih santai.

 Evan berganti pakaian yang lebih santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duda dan Keempat IstrinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang