• Mantan Istri Andra

344 12 0
                                    

“Udah bangun, Sayang?”

Zia menoleh dengan mata yang masih sipit. Di depan kaca, Andra sudah selesai mandi dan tengah mengenakan deodoran dengan handuk menutup sepinggang, menampilkan otot dada yang begitu menggoda. Zia langsung bangkit dan berdiri di depan cermin dengan rambut berantakan. Andra terkekeh kecil dan mengambil jepit rambut, merapikan rambut istrinya dengan lembut.

Zia hanya tersenyum menikmati perlakuan Andra. Ia tak menyangka menikah dengan duda ternyata semenyenangkan ini. “Kenapa nggak bangunin aku tadi.”

Andra mengecup dahi Zia lembut. “Kamu keliatan nyenyak banget tidur, mas nggak mau repotin kamu. Udah cuci muka sana, sikat gigi biar kita sarapan bareng.” Andra membuka lemari dan mengeluarkan setelan kerja.

Zia menguap lebar dan buru-buru pergi ke kamar mandi.

“Mas, hari ini aku mau keluar sama Endang ya, ada barang yang harus dibeli,” ucap Zia di sela-sela sarapan mereka.

Pria itu menoleh dan tak langsung menjawab. Ia meletakkan sendoknya di atas piring yang sudah kosong. “Nanti aja, mas yang temani.”

Zia merengutkan bibir. “Ih, aku sama Endang loh, Mas. Udah setuju juga, kan nggak enak tiba-tiba ngebatalin.”

Andra menghela napas pendek. Zia itu sosok keras kepala, kalau ia ingin apa pun caranya pasti akan didapatkan. Andra hanya bisa menganggukkan kepala. “Tapi janji ya, jangan pulang malam.”
Zia mengacungkan jempol tanda setuju. Andra menggeser kursi dan bangkit. Zia juga mengekor, mengantar sang suami yang akan pergi kerja hingga ke garasi. Zia mencium tangan Andra, pria itu mengecup dahinya sebagaimana hubungan romansa pasangan suami istri.

“Dah, Sayang. Hati-hati nanti piginya, jangan lupa kabari mas.” Andra melambaikan tangan lalu melajukan mobil meninggalkan pekarangan rumah mereka. Sedangkan Zia bergegas masuk untuk bersiap-siap menunggu dijemput Endang.

Benar saja, tak sampai setengah jam Endang sudah datang membawa sedan miliknya. Mereka berencana berkeliling kota sebelum belanja di mall. Ini hanya perayaan kecil karena mereka berdua sama-sama tak lagi lajang. Endang bahkan sudah mengundang Zia double date jika suami keduanya tak sibuk.

“Ini cantik banget!” Zia berjalan mendekat ke arah gaun merah muda yang terpampang di sudut toko baju. “Ini cocok nggak?” Sebelah tangannya menyentuh gaun, tatapannya berbelok pada Endang.

“Em, e itu. anu ….” Endang tak menyelesaikan omongannya, dagunya bergerak-gerak seolah menunjukkan sesuatu.

“Apa sih?” Zia sontak melepaskan genggamannya pada gaun itu begitu melihat seorang wanita cantik dan seksi juga menyentuhnya. “Ma-maaf, Mbak, ini udah dipilih, ya?”

Wanita itu tak merespons Zia, ia tampak tak senang dan menarik tangannya serta menepis jemari yang menyentuh benda itu dengan tangan satu lagi. Lalu ia melenggang pergi setelah mengomel beberapa kata yang tak jelas didengar Zia. Wajah itu tak asing, Zia merasa seperti pernah melihatnya, tetapi entah di mana.

“Mbak,” panggil Zia sebelum wanita itu makin jauh.

“Kenapa?" Suaranya sangat jutek, tetapi tak membuat Zia berhenti.

Zia mengembangkan senyuman kecil sebelum berkata, “Kenapa ya, muka Mbak kayak nggak asing. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?”

Wanita itu hanya menaikkan alis dan menggelengkan kepala dengan senyuman sinis. “Ya wajarlah muka gue familiar sama lo, gue itu artis internasional.” Ia berdecih kemudian kembali berbalik.

“Artis internasional?” Zia menoleh pada Endang yang juga sudah berada di sampingnya. “Lo kenal sama dia?”

Endang menepuk dahinya pelan dan menarik tangan Zia menjauh. “Dia itu artis yang lagi naik daun. Masa lo nggak tahu.”

Nikah Dengan Duda? SIAPA TAKUT! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang