Terik matahari mulai membakar kulit, Freen dan Becky baru saja tiba dipantai terdekat dengan lokasi pengadilan. Genggaman tangan itu tidak terlepas sedetikpun, Freen memberikan topinya kepada Becky agar kepalanya tidak tersengat sinar matahari.
"Pake topinya, panas. Makan dulu yaa? Kamu belum makan kan?"
Becky mengangguk dan tersenyum manis, mau dulu atau sekarang Freen tetap memperlakukannya dengan sangat baik. Cintanya benar benar tulus, terlihat dari sorot matanya.
Mereka berjalan beriringan menuju sebuah kedai yang bertulisan makanan seafood. Mereka masuk dan duduk sedikit lebih dalam agar obrolan mereka tidak terdengar orang lain.
Becky tidak mengatakan apapun yang ingin ia makan, tapi Freen sudah tau semua yang Becky suka.
"Eh, ada salmon. Pesen salmon ya?" Ujar Freen. Becky mengangguk setuju.
Setelah mencatat semua pesanan Freen pelayan itu pergi, tapi Freen memanggilnya sebentar.
"Mbak, mbak"
Pelayan itu berbalik sambil tersenyum ramah,
"Mau pesan yang lain mbak?"
"Engga, tapi minta tolong yaa, minyak yang akan dipakai buat pesanan kita jangan yang bekas udang. Pacar saya alergi udang dan sudah parah. Bahkan minyak bekas menggoreng udang saja ia tidak bisa. Jadi tolong ya mbakk."
Pelayan itu mengangguk,
"Baik, ditunggu sebentar yaa"Freen Becky mengangguk bersamaan, ia saling menantap. Rasa haru mulai Becky rasakan. Setiap detail benar benar Freen ingat.
"Waktu itu kamu ga bilang sih, langsung gatel gatel kan."
"Hehehe iya lupa, sayang. Maaf"
Tangan Freen terulur kedepan mengusap pucuk kepala Becky pelan.
"Udah gapapa, aku udah tau sekarang. Jadi ga akan kecolongan lagi kaya kemarin."
Tak lama seorang pelayan yang berbeda datang, membawa minuman pesanan mereka.
"Silahkan"
Keduanya berterimakasih sambil tersenyum, Becky meminumnya sedikit dan sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya kepada Freen.
"Sayang," Panggil Becky takut.
"Kenapa? Ada apa?" Semua perhatian Freen kini berpusat pada Becky, membuat Becky seakan ragu untuk mengatakannya. Tapi, ia juga tidak bisa terus memendamnya.
"Maaf, untuk kesalahanku kemarin. Maaf telah berbohong kepadamu beberapa bulan kemarin. Sejak awal kita bertemu, aku bisa melihat dengan jelas. Semuanya."
Freen tersenyum kecil, ia tidak menjawab apa apa. Hanya mendengarkan apa yang akan Becky ceritakan.
"Dan satu fakta yang harus kamu tau Freen."
Becky menarik nafasnya pelan lalu menghembuskannya.
Becky POV
"Aku adalah anak angkat dari Arlan."
Aku menunduk ketika mengucapkan kenyataan yang selama ini aku sembunyikan, tidak ada respon dari Freen. Tidak ada suara. Aku memberanikan diriku untuk menatapnya, Menatap matanya.
Wajahnya tersenyum, tapi aku tau bahwa sorot matanya memendam kekecewaan terhadapku, aku tau mungkin ia juga ingin marah dan merasa tidak adil karena dibohongi oleh kekasihnya sendiri.
"Maaf Freen."
"Tidak apa-apa. Ceritakan semuanya kepadaku. Jangan ada yang ditutupi. Aku sudah tidak ingin kamu berbohong padaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Freen! - END
FanfictionTidak pernah aku sangka bahwa aku bisa mendapatkan cinta yang tulus dari seorang psikopat sepertimu. Tapi, apa ini adalah cinta? Atau... Kamu hanya merasa kasian terhadapku? Apapun itu. Freen, aku mencintaimu.