Kini kami sudah sampai ditoko emas yang Freen pilih, aku menyusuri setiap etalase berharap menemukan cincin yang menawan dan menjadi kenang kenangan terakhir untukku dan dia
"Udah ketemu?"
Aku menggelengkan kepalaku, tidak ada cincin yang menarik perhatianku hingga aku tiba di etalase terakhir. Ku susuri setiap baris cincinnya dan menemukan apa yang aku cari.
"Ini!"
Freen menghampiriku dan melihat cincin yang ku tunjuk, modelnya sederhana bahkan terlihat seperti mainan. Hingga Freen meminta petugas untuk mengecek apa cincin itu asli atau tidak.
Petugas itu mengeluarkan beberapa alat dan cairan untuk menguji apakah itu emas asli atau tidak, dan hasilnya keluar.
"Ini asli Freen!"
Freen mengangguk beberapa kali dan meminta cincin yang sama untuk dipakai berdua. Sedangkan aku masih berkeliling toko mas melihat lihat koleksi yang mereka punya.
"Yuk, udah selesai"
Aku berbalik dan tersenyum, kami kembali ke dalam mobil dan membuka cincin yang sudah kami pilih bersama.
"Mana sini tangan kamu"
Aku menjulurkan tanganku dan dia memasangkan cincin itu dijari manisku.
"Terlihat sangat sempurna. sekarang, Kamu sah menjadi istriku" Klaim nya dengan penuh percaya diri. Aku tersenyum lebar dan mengambil cincin yang lainnya. Ku pasangkan dijari manisnya lalu mencium tangannya lama.
"Aku mencintaimu" Ucapku tulus, dengan pandangan yang lurus ke arah matanya. Mata teduh dan penuh cinta itu kini mulai berkaca kaca.
Wajah kekasihku -maksudku istriku- mulai memerah , mata itu tidak bisa bohong. Dia merasa tertekan dan sedih. Tapi, dengan cepat dia mengusap air matanya yang akan jatuh itu.
"Sudah dua permintaan aku kabulkan, apa permintaan terakhir anda?"
Aku tersenyum sambil berpikir, aku harus minta apa supaya rasa bahagia ini terus menerus bisa aku rasakan.
Setelah beberapa saat terdiam, aku menggenggam tangannya erat.
"Berjanjilah padaku.."
"Berjanji apa?" Tanyanya bingung.
"Berjanjilah padaku, untuk tetap hidup didunia ini. Aku, tidak akan pernah bisa tanpamu"
Tangan Freen terangkat dan mengusap kepalaku pelan,
"Jika saja kita bertemu lebih cepat, aku akan pastikan bahwa kamu adalah wanita paling bahagia didunia ini. Aku mencintaimu dengan seluruh hatiku. Tapi, jika aku tidak seperti kemarin, mungkin Tuhan juga tidak akan mempertemukan kita."
Aku terdiam mendengar perkataannya.
Benar. Andai saja aku bertemu dengannya lebih cepat, mungkin kisah kita tidak akan semenyedihkan ini, tidak akan sesakit ini dan aku yakin dia bisa membahagiakanku selamanya."Tapi, Beckyku sayang. Jika ragaku sudah tidak bisa kamu pegang, tidak bisa kamu lihat, aku berjanji akan terus mencintaimu selamanya. Hingga mungkin dikehidupan yang lain aku akan kembali bertemu denganmu. Jika aku kembali terlahir ke dunia yang sama denganmu, aku akan selalu mencari sosokmu, dan jika kita bertemu kembali dengan cerita yang berbeda. Akan ku pastikan bahwa kita bisa bahagia selamanya."
Kini akulah yang menahan air mataku, rasanya sakit sekali ketika tau istrimu akan meninggalkanmu selamanya tapi kamu tidak bisa berbuat apa apa. Terlebih ayahku seorang polisi. Apa aku tidak bisa melakukan sesuatu untuk meringankan hukumannya?
"Bec"
Dia menarik daguku untuk membuatku menatap mata teduhnya.
"Berjanjilah kamu akan selalu bahagia, berjanjilah tidak akan ada air mata lagi setelah ini. Aku mencintaimu bahkan ketika aku sudah tidak ada didunia ini. Carilah seseorang yang lebih baik dariku, carilah sosok yang bisa mendampingimu selamanya. Aku akan lebih tenang jika ada yang bisa menemanimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Freen! - END
FanfictionTidak pernah aku sangka bahwa aku bisa mendapatkan cinta yang tulus dari seorang psikopat sepertimu. Tapi, apa ini adalah cinta? Atau... Kamu hanya merasa kasian terhadapku? Apapun itu. Freen, aku mencintaimu.