Becky POV
Rintik rintik hujan mulai membasahi jendela ruangan ini, sepertinya diluar hujan deras. Seharusnya aku bisa merasakan dinginnya udara karena hujan.tapi, untuk sekarang tidak bisa, padahal aku tidak memakai sehelai benangpun ditubuhku ini.
Aku melengkungkan tubuhku ke atas ketika merasakan sentuhannya dibagian sensitifku yang mulai terasa perih.
"Freen~"
Si yang empunya namanya hanya berdehem sambil melanjutkan aktifitasnya, aku merapatkan kakiku ketika ku lihat kepalanya tenggelam diantara selangkangan.
Jika ku ingat kembali, ini sudah ketiga kalinya dia memainkan semua bagian sensitifku, seperti tidak ada puasnya.
Hanya suara desahan yang bisa aku keluarkan, tangannya mulai meraba kemana mana terutama bagian dadaku. Dia meremasnya pelan dan on the point, itu membuatku semakin tidak bisa mengontrol suara yang aku keluarkan.
Untungnya aku membuat kamar ini kedap suara hingga mau sekencang apapun aku berteriak dari luar tidak akan pernah terdengar apapun.
Mataku terbelalak kaget ketika merasakan sesuatu yang mulai masuk ke dalam bagian sensitifku, Freen merangkak naik dengan tangan yang memaksa masuk lebih dalam.
"Gera...kan!"
Aku melihat Freen tersenyum, "tenang sayang, biarkan dia beradaptasi terlebih dahulu. Tiga jariku disana merasakan kehangatan."
Dia menciumku pelan tepat dibibirku, membuatku melupakan rasa perih itu, tak berapa lama tangannya kini mulai bergerak pelan, membuatku tidak kuasa jika harus menahan suara kenikmatan duniawi ini. Tubuhku semakin melengkung ke atas, menikmati setiap tumbukan dari jarinya yang semakin lama semakin cepat.
Tentu saja bibirnya tidak tinggal diam, dia menjilat putingku yang mengeras dan mengigitnya pelan.
"Jangan digigit, sakit!"
Tawa pelan Freen terdengar,
"Mau bagaimana lagi? Ini sangat imut. Aku tidak bisa jika tidak mengigitnya."
Setelah mengatakan itu, tangannya kembali bergerak dengan cepat, mulutnya sibuk menghisap dadaku.
"Ohhhh~"
Harus aku akui bahwa Freen sangat pandai dalam memuaskanku, sentuhannya candu dan membuatku ingin terus melakukannya.
Tiba tiba dia mencabut tangannya dan tersenyum tanpa dosa."A..apa yang kamu laku..kan? Aayoo.. Teruskan Freen"
Dia mendekatkan bibirnya ke telingaku dan menjilatnya pelan.
"Memohonlah sayang, aku suka rengekan meminta kepuasan itu."
"Freeeennnn" Ucapku memelas, aku berada ditengah tengah bagaimana aku tidak memelas?
"Aku mohooonnn"
Dengan sekali anggukan, jari jemarinya kembali dimasukan ke dalam sana.
"Pelan pelan!"
Seperti tidak mendengarkanku Freen menambah kecepatannya dan semakin dalam memasukan tangannya. Tidak lama tubuhku bergetar hebat. Darahku seakan bergejolak didalam sana, jantungku berdetak dengan cepat.
"Ahh~~"
Aku mencapai klimaksku, Freen menarik tangannya, membiarkanku beristirahat untuk klimaks yang ketiga kalinya. Tubuhku sangat lemas sekarang.
"Puas sayang?" Tanyanya dengan senyum lebar. Aku mengangguk pasti, membuatnya tersenyum bangga.
Dia memelukku dari samping, menidurkan kepalanya didadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Freen! - END
FanfictionTidak pernah aku sangka bahwa aku bisa mendapatkan cinta yang tulus dari seorang psikopat sepertimu. Tapi, apa ini adalah cinta? Atau... Kamu hanya merasa kasian terhadapku? Apapun itu. Freen, aku mencintaimu.