Becky POV
Aku menghembuskan nafasku pelan, Freen benar benar menyebalkan. Bagaimana bisa dia malah menggenggam tangan Love disaat aku disampingnya? Apa dia benar benar cinta padaku?
Aku melihat ke belakang dan tidak mendapati Freen dimanapun, seorang pria menghampiriku.
"Mana Freen?! Bukankah dia bersamamu?"
Aku melihat ke belakang sekali lagi dan mendapati Freen sedang berjalan bersama Love, tapi aku tidak mendapati dimana Milk.
"Ah, terus awasi dia Becky, saya tidak ingin dia lepas pengawasan dan malah melarikan diri. Tempat ini luas , su-"
"Iya pak, saya mengerti. Lebih baik bapak pergi" Ucapku memotong perkataan orang didepanku ini. Dia hanya menambah rasa kesalku, apa dia tidak tahu bahwa aku marah pada Freen?
"Huft, jangan cepet cepet dong jalannya sayang. Kamu liat Milk? Kasian Love nan-"
"Gatau, dan gamau tau" Potongku cepat. Aku melihat wajah polos Love, dia celingukan mencari keberadaan Milk.
Melihat itu membuatku tidak tega, aku melunak saat berhadapan dengan Love."Coba telpon, siapa tau dia mau mengangkat"
Love mengangguk dan menempelkan benda pipih itu ditelinganya, wajahnya masih khawatir.
"Ga diangkat, aku harus gimanaa.. Milkk" Rengeknya seperti anak kecil, melihat itu Freen malah mencoba menenangkan Love.
"Udah udah yaa, jangan nangis. Nanti kita cari Milk. Coba kamu telpon lagi."
"Sayang" Ucapnya sambil melihatku. Aku hanya menaikan alisku sebelah menanggapi panggilannya.
"Ayo cari Milk, bantu Love."
Aku memutar kedua bola mataku, 'malas, tapi kasian juga'
Akhirnya kaki ini melangkah mendekati Love, mengusap pundaknya."Udah yaa, yuk cari Milk"
Aku berjalan didepan Freen dan Love,
'Milk tinggi, seharusnya bisa terlihat diantara kerumunan orang'"Milk..." Rengek Love lagi, aku melihat ke belakang. Love sangat ketergantungan terhadap Milk. pikiranku melayang, apa jika Freen tidak ada aku akan merengek seperti itu? Apa aku yakin akan kuat menjalani hari hariku?
"Itu Milk!" Teriak Freen menunjuk orang yang berjalan pelan ke arah mereka, Love segera berlari kecil menuju Milk yang terlihat cengengesan dengan kedua tangan berada dibelakang punggungnya.
Aku dan Freen melihat dari kejauhan, Milk memberikan bunga sambil tersenyum manis dengan beberapa ucapan yang tidak terdengar olehku. Aku menatap Freen yang juga tersenyum.
"Coba pacarku Milk, mungkin aku bakal dibawain bunga setiap hari" Sindirku mengingat Freen tidak pernah membelikanku bunga.
"Pernah loh, waktu kita mau ke makam?"
"BUKAN BUNGA ITU FREENNNN!!"
Freen tersenyum jahil ke arahku, dia menggenggam tanganku erat dan sedikit membungkukkan badannya.
"Kamu kalo cemburu makin cantik yaa? Hihihi gemes banget."
"Y..yang cemburu siapa?"
"Kamu, cemburu tadi aku pegang tangan Love kan?"
"Yaiyalah, orang kamu kalo takut kan bisa pegang tanganku bukan orang lain"
Aku menjawab dengan kejujuran sekarang. Persetan dengan gengsi.Respon Freen malah tertawa lebar.
"Yaudah yaudah" Kedua tangannya menggenggam tanganku.
"Mulai sekarang, aku ga akan lepasin tangan kamu. Selamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Freen! - END
FanfictionTidak pernah aku sangka bahwa aku bisa mendapatkan cinta yang tulus dari seorang psikopat sepertimu. Tapi, apa ini adalah cinta? Atau... Kamu hanya merasa kasian terhadapku? Apapun itu. Freen, aku mencintaimu.