"Milk?"
"Iya , apa kamu ingat?"
Freen berpikir sejenak sambil mengingat wajah Milk dan Love seperti yang diceritakan Becky.
"Ahh, si tinggi dan si pendek itu. Aku beberapa kali melihat mereka bersama saat masa OSPEK dulu. Tapi, kenapa aku tidak melihatmu ya?" Tanya Freen kebingungan.
Senyum tercetak dibibir Becky.
"Karena aku memang menghindari bertatap muka denganmu, jika dari jauh aku melihatmu. Aku akan bersembunyi. Lagipula kamu dulu terlihat sangat tidak memperdulikan lingkungan sekitar. Kamu akan berjalan lurus tanpa melihat kiri , kanan"
"Benar juga, lalu peristiwa apa yang dilihat Milk?"
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Becky POV
"Maksudnya?"
Aku bertanya dengan mata terbelalak. Milk terdiam sejenak sambil menelan ludahnya dengan susah payah, pandangannya kini melihat Love seperti meminta pendapat, apa yang dia lakukan benar atau tidak.
Sedangkan aku mulai merasakan debaran debaran yang tidak tahu disebut apa, perasaan senang, perasaan takut bercampur jadi satu.
"A-aku melihatnya memukul kucing sampai mati, tidak ada rasa bersalah yang tersirat dari wajahnya, ia mengerjakan itu dengan sangat rapih. Bahkan tidak ada jejak sama sekali, jika saja aku tidak melihat. Mungkin tidak akan pernah ada yang tau bahwa Freen pernah membunuh hewan tidak berdosa."
Aku mencengkram tanganku kuat, jika apa yang dilihat Milk bisa di buktikan aku akan mengintai Freen dan mulai menyelidikinya secara bertahap.
"Kapan kamu melihat itu?" Tanya Anda membuat fokusku teralihkan.
"SMA kejadiannya sudah cukup lama. Tapi entah kenapa aku tidak bisa melupakannya begitu saja."
Setelah percakapan itu, aku memilih bungkam dan menikmati makananku. Anda dan kedua orang didepanku mulai membicarakan orang lain. Sedangkan aku makan dengan pikiran yang penuh dan analisis analisis yang belum bisa dibuktikan benar tidaknya.
Hingga tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, senja sudah menyapa kami dengan warna orange nya yang indah. Kami keluar restoran dengan senyum menyembang. Memiliki teman seperti mereka sangat menyenangkan, terlebih Anda yang bisa mencairkan suasana.
Milk dan Love sudah menaiki motornya masing masing, keduanya berpamitan lalu meninggalkan aku bersama dengan Anda.
"Apa benar yang diucapkan Milk tentang orang yang bernama Freen itu?"
Aku menggeleng, "tidak tahu. Tapi, mereka sudah mengenal Freen sejak di SMA. Bukankah cukup kuat informasinya?"
Anda mengangguk,
"Ayo pulang, ini sudah sangat sore."
Becky POV end
.
.
.Malam sudah menyapa, Becky sudah duduk dengan rapi dimeja makan bersama dengan ibu dan ayahnya. Pikirannya mulai memikirkan dan menyusun rencana yang tepat lalu konsekuensi yang mungkin akan diterimanya.
Keadaan hening malam ini, selain memang kedua orang tua nya mengajarkan agar saat makan tidak berbicara, Becky pun sibuk dengan pikirannya sendiri. Setelah menghabiskan makanannya, Becky hendak beranjak menuju kamarnya. Agar ia bisa berpikir dengan leluasa.
"Becky"
Arlan memanggil Becky denga pelan, Becky berbalik dan kembali duduk sedangkan ibunya mulai membereskan piring yang mereka pakai.
"Bagaimana?"
Becky tau arah pembicaraan ini kemana,
"Aku belum bisa memastikan siapa pela-"
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Freen! - END
FanfictionTidak pernah aku sangka bahwa aku bisa mendapatkan cinta yang tulus dari seorang psikopat sepertimu. Tapi, apa ini adalah cinta? Atau... Kamu hanya merasa kasian terhadapku? Apapun itu. Freen, aku mencintaimu.