Bertemu kembali

151 11 2
                                    


"What's up bro" sapa Nathan saat Alvarka berjalan kearah mereka dan berdiri di sampingnya "kena juga lo?" Namun Alvarka tetap diam tak mau repot repot menjawab

"Lo ngga nyapa gue" tunjuk Sagara pada dirinya sendiri

Nathan menatap Sagara tanpa minat "emang lo siapa"

Sagara dengan kesal menendang bokong Nathan cukup kencang yang mengakibatkan pemuda tersebut terjungkal ke depan yang mengundang tawa dari teman temannya bahkan Alvarka pun ikut menertawakan kesialan Nathan

"Sagara sialan"

"Bhahaha, anjir apes banget hidup lo Nath" tawa Bagas pecah

"Lo ngapain tengkurap di rumput Nath cosplai jadi kambing" ejek Gavan tertawa

"Wah parah lo Nath jangan jangan lo ngga di kasih makan sama bokap lo" Theo memandang perut nya yang keram akibat tertawa terlalu kencang

"Diam bu wita anjir" panik Bagas menatap bu wita berjalan ke arah mereka dengan penggaris kayu di tangannya di ikuti seorang gadis yang tak asing di penglihatan yang membuat pandangan Alvarka tak lepas dari gadis tersebut

Alvarka dan teman temannya berdiri dengan tegap layaknya tak terjadi apa apa begitu pula dengan Nathan yang sudah berdiri dengan seragam yang sudah lusuh

"Kancing seragam kalian" tunjuk bu wita dengan penggaris kayu nya "dan kamu Nathan habis ngapain kamu?, lusuh begitu seragamnya"

"Cosplai jadi gembel buk" timbal Bagas

"Kamu Bagas siapa yang nyuruh kamu ngomong" tunjuk guru tersebut yang membuat Bagas menutup mulutnya rapat rapat galak bener batinnya

Bu wita menghela nafas lelah menghadapi murid seperti Alvarka dan teman temannya mungkin umurnya tidak panjang lagi karena darah tinggi menghadapi tingkah bandelnya murid muridnya ini "kalian ini bisa tidak sehari aja ngga bikin ulah, pusing ibuk"

"Kalau ngga bikin ulah kami yang pusing jadi nya buk" jawab Gavan dengan entengnya

"Nge jawab kamu Gavan"

"Kalau saya ngga jawab, ibu kayak orang gila dong Gombong sendirian" ujar Gavan beralasan

Bu wita yang geram langsung mendisiplinkan Gavan dengan penggaris kayunya yang membuat Gavan mengaduh kesakitan "udah buk, sakit buk" teriak Gavan yang membuat temannya mati Marian menahan tawa

"Kamu lihatin apa Alvarka saya suruh hormat bendera tangan kamu di naikin" tegur guru tersebut membuat Alvarka Gelagapan

"Masa depan nya buk" goda Theo melirik Alvarka yang terus menatap gadis di hadapannya

"Kiw kiw bang Alvarka" timbal Gavan ikut menggoda

"Ternyata lihatin sang pujaan hati" Sagara manaik turunkan alisnya menggoda Alvarka

"Udah taken apa belum bos, kalau belum buruan sebelum di ambil orang" sambung Bagas melirik sinis Gavan

Gavan memutar bola matanya kesal "fitnah ae lo"

"Kenapa kalian ribut diam sebelum penggaris ibu melayang"ancam bu wita "Alea kamu berdiri di samping Alvarka"

Alvarka berdiri di samping Alvarka dengan sedikit canggung mengabaikan tatapan cowok tersebut yang terus menatapnya

"Long time no see, Alea"bisik Alvarka

Alea mengangguk kaku tak tau harus menjawab apa

"Tunggu bel istirahat baru hukuman kalian selesai"

Bagas membuka suaranya hendak protes sebelum suaranya keluar bu wita sudah menatap nya tajam "kamu mau protes Bagas"

Bagas menggeleng meneguk saliva nya kasar benar benar menakutkan batinnya

AlvarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang