Cemburu

174 14 0
                                    

"Ma Alea berangkat dulu"

"Ngga sarapan dulu"

Alea menggeleng menyalimi tangan sang mama "Alvarka udah nungguin"

"Lah ada Alvarka, kenapa ngga di suruh masuk"

"Takut telat" Alea berlari mendekati Alvarka yang duduk di atas motor sembari memainkan ponselnya

Alvarka menatap Alea tersenyum "pagi pacarnya Alvarka"

"Apa sih Al" kesal Alea salah tingkah

Alvarka mengacak pelan Alea nya sepertinya ini merupakan rutinitas nya setiap pagi melihat ekspresi kesal yang terpampang di wajah cantik gadis nya

Ekspresi kesal di wajah nya kini di gantikan dengan wajah yang bersemu merah saat Alvarka mengikat jaket  pada pinggang rampingnya dan memasangkan helm dengan telaten nya, rasanya Alea ingin terbang sungguh Alvarka sangat manis memperlakukannya

Alvarka mengambil tangan Alea gunu melingkar pada tubuhnya "takut jatuh"melajukan motornya dengan kecepatan sedang, takut membahayakan sang kekasih jika ia ngebut

Alea menyandarkan kepalanya pada punggung tegap Alvarka memeluk erat pemuda itu, nyaman itulah yang di rasakan Alea

"Udah atuh pelukannya" goda Bagas saat Alvarka memarkirkan motornya

Alea hanya tersenyum canggung menanggapi untungnya parkiran masih sepi begitupun dengan lapangan sehingga tak begitu banyak yang melihatnya meskipun itu sudah sering terjadi mengingat Alvarka sering mengantar jemput nya, namun Alea merasa banyak yang tak suka dan dengan terang terangan menyindir dirinya "gue ke kelas duluan"

"Yoi bu bos" jawab mereka serentak

"Al, Kevin ngajak tawuran, habis pulang sekolah" ujar Sagara

"Tumben biasanya ngga ngasih tau tiba tiba langsung ribut" dengus Nathan

Black wolf salah satu geng yang suka mencari masalah kepada phoenix sama seperti Dark devil, bedanya Dark devil jika ingin mengajak ribut mereka selalu memberi tahu tempat dan waktu sedangkan Black wolf sebaliknya

"Terima ngga Al?"

"Terima lah udah lama juga kita ngga baku hantam, terakhir sama geng abal abal" ujar Theo yang di angguki oleh yang lain

"Kasih tau sama yang lain, kalian duluan ke kelas gue masih ada urusan" ujar Alvarka


                                     ***

"Ampun Al gue ngga bermaksud ngusik lo"Devan berusa melepaskan tangan Alvarka dari kerah serangannya

Alvarka menatap Devan datar "nyata nya lo udah ngusik gue"

"Al gue ngga bisa nafas"

Dengan kasar Alvarka menghempas tubuh Devan sedang Devan pemuda itu menghirup rakus oksigen luka lebam pada wajahnya tampak menggenaskan

"Devan Amir Cakrawala, main lo kurang rapi" Alvarka mengeluarkan dua buah benda dari saku celananya kemudian melemparnya ke arah Devan

Devan menegang saat matanya melihat alat penyadap suara salah satunya berbentuk pena "sumpah Al gue ngga bermaksud buat ngusik lo"

"Lo pasang alat penyadap itu di meja kantin phoenix dan lebih parahnya lo naruh alat itu di tas gue dan lo sering ngikutin gue, jadi bagian mananya lo ngga bermaksud ngusik gue"
Suara datar itu berhasil membuat Devan menelan salivanya kasar

Devan diam tak berkutik mau menjawab pun ia takut salah bicara, tidak mungkin ia jawab kalau dia salah menaruhnya? Bisa bisa Alvarka curiga

"Kesalahan terbesar lo nganggap kalau gue ngga akan ngungkit masalah ini hanya gara gara gue biarin lo kabur dari kantin waktu itu, so mau apa lo?"

AlvarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang