Alea berjalan memasuki ruangannya dengan sedikit berhati hati matanya terus meneliti setiap inci ruangan
Matanya membola saat mendapati seoarang pemuda menatapnya dengan tajam, melangkah mendekati brankar nya mengabaikan pemuda yang sudah bersiap untuk menceramahi dirinya
Sebenarnya ia masih kesal dengan Gerhana yang memaksanya untuk kerumah sakit berakhirlah ia yang mengenakan baju rumah sakit
"Dari mana lo?" Tanya Gerhana datar
Alea menunduk sedikit menyembunyikan pergelangan tangan yang sudah di bersihkan oleh pemuda yang ia temukan di rooftop tadi "keluar bentar"
"Kenapa gak tunggu gue kalau lo mau keluar"
"Lama" cicit Alea takut takut
Gerhana menghela nafasnya meredakan emosinya "ngapain infus nya di lepas"
"Susah jalan kalau infusnya gak dilepas"
Seorang perawat masuk keruangan karena Gerhana sempat memanggilnya saat melihat infus yang sudah dilepas namun tak ada orangnya
Perawat tersebut mulai memakaikan kembali infus pada pergelangan tangan Alea, untungnya infus yang dipasang di pergelangan tangan yang tidak ia gores
Gerhana duduk diatas sofa rumah mengistirahatkan tubuhnya yang kelelahan
"Makasih kak" ujar Alea saat infus sudah terpasang
Perawat tersebut tersenyum mengangguk meninggalkan ruangan
"Mama udah pulang" tanya Alea menatap Gerhana yang memejamkan matanya
"Masih di rumah kakek, mau gue telpon" tawar Gerhana mendekati Alea memeriksa suhu tubuh gadis yang ada disampingnya ini, sudah tidak panas lagi
Alea menggeleng "gak usah"
"Udah makan sama minum obat"
Alea mengangguk menunjuk mangkok buburnya yang sudah bersih tak tersisa
Gerhana menatap bingung tumben sekali Alea mau makan dan minum obat tanpa ada nya paksaan
Gerhana berjalan menuju kamar mandi "Alea buburnya kenapa di buang" teriak Gerhana saat mendapati bubur yang sudah di buang
Gerhana menatap Alea tajam menghela napas menyodorkan bubur yang baru ia bawa tadi "makan"
Alea menggeleng pelan "gak mau"
"Makan Alea, nanti kalau udah sembuh gue turutin semau kemauan lo" bujuk Gerhana
Alea menatap Gerhana tampak tertarik dengan tawaran tersebut "apa pun"
Gerhana mengangguk mengiyakan "apa pun itu bakal gue turutin, selama seminggu tapi"
Alea mengangguk membuka mulutnya menerima suapan dari Gerhana "awas aja lo ingkar janji"
Gerhana diam memikirkan apa permintaan Alea, yang notabe nya manusia yang tidak tau diri, sepertinya dia harus merelakan uang tabungan yang ia kumpulkan beberapa tahun belakangan ini
***
"Gws Al" ujar Leo
"Thanks"
Leo mengangguk, mereka sedang berada di ruangan Alvarka dengan maksud menjenguk sahabatnya yang sakit
"Eh itu buah untuk Alvarka bego" Gavan memukul tangan Nathan yang bersiap ingin mengambil buah apel diatas nakas
"Orang Alvarka gak mau makan, dari pada mubazir mending gue makan" bela Nathan memasukkan potongan apel kedalam mulut nya
"Udah makan aja" ujar Alvarka
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarka
Novela JuvenilSempurna kata itulah yang cocok untuk menggambarkan sosok Alvarka emanuel ed Morgan Diminta menjadi pengganti ketua geng yang terkenal bernama phoenix untuk angkatan kesepuluh tidak pernah terlintas dalam benakny Pindah sekolah karna ingin mencari t...