Pagi ini di awali dengan pelajaran yang menguras otak dan banyak tidak di sukai murid laki laki maupun perempuan, tak sedikit murid yang sibuk dengan urusan masing-masing namun guru tersebut tak ambil pusing
Biasanya guru matematika terkenal killer, namun berbeda dengan guru yang satu ini, mungkin karena faktor umurnya yang sudah menginjak kepala empat
guru yang kerap di panggil bu Leni terkenal pilih kasih guru ini hanya mengingat murid yang pintar saja, dan dia terkenal pelit nilai
Alvarka menatap malas guru yang membahas logaritma yang membuat kepalanya pusing
Alvarka mulai menenggelamkan wajah nya diantara lipatan tangan nya menyusul Theo yang sudah terlelap beberapa menit yang lalu
Bagas dan Sagara tampak asik menonton live idolanya, blackpink. Gavan yang sibuk membuat pesawat kertas, dan Nathan yang tampak mengganggu murid
PerempuanBu Leni sudah keluar sejak 5 menit yang lalu, kini murid murid tampak ricuh karena berita bu Welmi selaku guru bahasa Indonesia berhalangan hadir karena ada acara keluarga
Theo menggeliatkan tubuhnya guna merenggang kan otot ototnya, ia mengangkat kursi mendekati Alvarka yang baru bangun tidur
"Gas ikut dong" Theo mengintip layar ponsel Bagas yang digunakan untuk menonton pacar halu nya
"Orang udah selesai juga" ujar Bagas meletakkan ponselnya diatas meja selesai menonton live
"Parah lo gak ngajak ngajak" sungut Theo
"Lo tadi udah kita ajak ya anjing, lo nya aja yang asik bikin pulau" dengus Bagas jengkel
Theo memijit pelipisnya tampak berpikir "kapan? Gak ada ya"
"Serah lu dah" pasrah Bagas
"Ini apaan dah" ujar Sagara menatap meja Alvarka yang sudah banyak di penuhi pesawat kertas
Alvarka menatap pesawat dan Gavan bergantian, sedikit heran "mau lo apain sebanyak ini"
"Mau gue bagi bagiin sama gebetan gebetan gue"
"Bagi bagi itu duit bukan pesawat butut lo ini" ujar Bagas menelisik setiap inci pesawat tersebut
"Serah gue lah" sinis Gavan
"Udah biarin Gas, biar bocil senang" sindir Sagara
"Ini juga pesawat kenapa sayapnya besar sebelah" ujar Nathan
Gavan menatap pesawat kertasnya "ini namanya seni"
"Mana ada seni begini, lo aja kelewat tolol" maki Nathan
Gavan menatap Nathan dan Theo kesal "mending kalian berdua balik ke meja kalian sono, berisik"
"Suka suka kita dong" balas Nathan dan Theo kompak
"Cewek itu lebih suka bunga cokelat bukan kertas kayak gini" Sagara mengambil salah satu pesawat kertas buatan Gavan
Menurutnya pesawat buatan Gavan tidak ada bagus bagusnya dengan sayap yang besar sebelah, apa yang bisa dibanggakan?
"Biar mereka melihat ketulusan gue, jerih payah gue" bangga Gavan
"Jerih payah palak lo, ini kalau di terbangin bukannya ke atas" ujar Theo
"Malah ke bawah" sambung Bagas
"Eh kayak lo bisa bikin aja" sungut Gavan kesal
"Eh jangan kan pesawat kertas kayak gini, pesawat beneran aja gue..." ujar Bagas menggantung kan kalimat nya
"Kagak bisa" sambung Gavan sudah tau apa yang akan dikatakan Gavan selanjutnya
Bagas mendengus jengkel "kalau buat pesawat kertas gue lebih unggul ya dari lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarka
Novela JuvenilSempurna kata itulah yang cocok untuk menggambarkan sosok Alvarka emanuel ed Morgan Diminta menjadi pengganti ketua geng yang terkenal bernama phoenix untuk angkatan kesepuluh tidak pernah terlintas dalam benakny Pindah sekolah karna ingin mencari t...