Bagian sembilan - Sidang

150 17 0
                                    

Tiffany tidak ingin kembali ke pondoknya gadis itu hanya mau ditemani oleh Sonya, Harriet dan Aris. Kini mereka berempat sementara berkumpul di ruangan penyimpanan obat obatan di Med Jack. Bahkan tidak sekalipun dengan Thomas, dia tidak mau ada laki-laki lain yang menemuinya kecuali Aris.

Harriet mengepalkan tangannya rasa marah terlihat jelas di sorot matanya. Pemimpin glade perempuan itu menyimpan dendam pada Wicked semenjak mereka menjadi bahan percobaan, terlebih sekarang Tiffany. Walau sebenarnya gadis itu belum menceritakan semuanya. Yang mereka tau sekarang gadis itu hamil. Sementara Sonya dan Aris memandang iba pada Runner-nya itu.

"Jadi sebenarnya apa yang terjadi saat kau diculik, kau tidak pernah bicara pada kami Tiffany"

 Aris akhirnya bersuara. Memang benar semenjak mereka tinggal di Safe Haven Tiffany tidak pernah menceritakan secara gamblang tentang apa yang dilaluinya di wicked, mereka bertiga hanya tau gadis itu sering berteriak dimalam hari karena trauma. Hal itu karena Tiffany fokus merawat Newt di Med Jack.

"Aku mengalami neraka" ucapnya pelan.

"Aku dipaksa melihat traumaku berulang kali, sampai rasanya aku menjadi gila. Mereka melakukan itu untuk mengambil serum pada otakku" lanjutnya.

"Aku dipaksa melihatnya meninggal berkali-kali, aku dipaksa terus berlari meninggal tubuhnya yang terkoyak, sorry Bianca" air matanya mendadak tumpah. Sonya membawa Tiffany dalam pelukannya.

Baik Harriet maupun Sonya langsung kaget sosok Bianca langsung muncul dihadapan mereka. Bianca dan Tiffany tak pernah terpisahkan, bahkan semenjak kematian Bianca Tiffany menjadi lebih menyendiri, dia menjadi lebih ambisius untuk memetakan labirin. Agar dia tau siapa dalang dari semua ini. Sedangkan Aris masih mematung karena dia datang jauh setelah Bianca meninggal.

"Aku sering mimpi buruk semenjak itu. Aku mengalami neraka itu berbulan - bulan. Jika tidak karena Minho mungkin aku sudah tiada" tambahnya.

"Jadi maksudnya kalian benar benar tidur bersama?" Harriet bertanya hati hati. Tiffany mengangguk tubuhnya masih terus dirangkul Sonya dan pundaknya digosok pelan oleh Aris.

"Aku tidak mau tidur dimalam hari karena mimpi itu terasa begitu nyata. Aku juga sering mendengar Minho mengigau. Akhirnya Kami saling bicara dan mengunjungi satu sama lain. Hingga akhirnya Tiap malam Minho tidur di sampingku" lirih gadis itu. Mereka bertiga masih mencoba mencerna kalimat Tiffany.

"Setidaknya saat aku terbangun karena mimpi buruk aku melihat orang lain di sampingku, aku jadi tidak merasa kesepian, aku menganggapnya sama seperti kita tidur bersama Aris di glade dulu" lirih Tiffany.

Harriet mengangguk, walau sedikit berfikir mereka tidur bersama Aris dalam satu ruangan adalah hal yang wajar, karena mereka bersama sama, sedangkan kasus Tiffany mereka hanya berdua. "Tapi tidakkah kalian berfikir Minho melecehkan Tiffany saat tertidur" Sonya membuka suaranya.

"Tidak mungkin Sonya, pasti Tiff akan sadar. Kalian tidak ingat saat kita tertidur dan Brittany kambuh asmanya yang mendengar pertama kali Tiffany, dia bisa mudah terbangun karena suara" Harriet mencoba menjelaskan ketidak mungkin itu.

"Apalagi jika itu goncangan" Harriet keceplosan dan mereka beretiga seketika tertawa. Aris memandang ketiganya dengan menggelang dasar para wanita. Sedikit tawa itu memecahkan suasana agar tidak terlalu berlarut-larut dalam kesedihan.

"Berati pengakuan Minho benar. Mereka melakukan inseminasi buatan padamu, tapi salahnya Minho adalah dia memberikan apa yang diinginkan Janson" Aris memandang ketiga sahabatnya itu.

"Kenapa dia memberikan spermanya?"

"Jika tidak Janson menyuruh beberapa orang untuk menghamili ku secara paksa, setidaknya itu pembelaannya semalam" jelas Tiffany.

OBLIGATION | The Maze Runner FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang