25 - Jaka Wangsa

94 5 0
                                    

Mohon memberikan dukungannya....







"Sejujurnya kau membuatku sedikit kecewa Hans..."

Pada hari rabu ketua mengajak Hans untuk bermain golf di pekarangan rumahnya yang luas. Tentu saja Hans bersedia lagipula dia memiliki banyak hal yang ingin disampaikan pada ketua. Meskipun pergerakannya jauh lebih lambat dari Julian tapi dia jelas memiliki alasan tersendiri.

"Apa karena akhir-akhir ini saya terlihat hanya diam saja ketua?" Tanya Hans tidak berbasa-basi sama sekali.

"Kau sendiri sudah tahu jawabannya.... meski begitu aku tak mau berspekulasi sendiri dan ingin mendengar langsung penjelasannya darimu"

Hans melempar bola golf dengan tongkat sejauh mungkin dan sedang menyiapkan sebuah jawaban yang tepat agar ketua tidak marah. Pria itu mengusap wajahnya yang penuh keringat dan mulai tersenyum. Pantang sekali bagi Hans menunjukkan emosinya pada siapapun.

"Saya tahu anda akan selalu memberikan kesempatan agar saya bisa menjelaskan semuanya, mari ketua sepertinya kita harus istirahat sejenak di dalam...."

"Baiklah sepertinya kau memiliki banyak hal yang ingin disampaikan padaku"

Ketua dan Hans menuju rumah hingga keduanya segera duduk di sofa yang empuk. Para maid sudah menyiapkan banyak camilan yang lezat namun jelas Hans merasa tak berselera. Lagipula Hans jarang sekali memakan camilan yang ada di rumah ketua karena mana tahu camilan itu memiliki racun didalamnya. Sedangkan ketua tampak memberi kode agar para bodyguard pergi meninggalkan mereka berdua sekarang juga.

"Selama dua minggu ini saya terus mengamati pergerakan Zaffra dan Jaka Wangsa ketua, tampaknya mereka dengan sengaja membuat Prawoto kelelahan dan terus berada di luar negeri akhir-akhir ini"

"Jadi maksudmu Jaka Wangsa menempatkan Zaffran di dalam negeri agar makin dikenali rakyat sedangkan Prawoto dijauhkan posisinya?"

"Betul sekali... dia sangat licik dan ambisinya sangat besar untuk menjadikan Zaffran sebagai presiden tahun 2029, tentu saja target mereka adalah rakyat kecil yang ekonominya sulit, toh jumlah rakyat miskin sangat banyak dibandingkan yang kaya"

Ketua menghela nafas panjang dan terlihat marah. Sejauh ini belum ada yang berhasil mengenyahkan Jaka Wangsa dan antek-anteknya. Kabarnya kini koalisi mereka malah makin kuat dan sulit untuk dihancurkan. Sudah lama ketua ingin menghancurkan si kurus sok polos itu tapi belum mendapatkan kesempatan sama sekali.

"Aku harus segera melakukan sesuatu dan bertemu Prawoto lagi..."

"Kalaupun anda mau bertemu dengan Prawoto saran saya cobalah bertemu juga dengan Marawati karena dia pun sangat membenci Jaka Wangsa"

"Maksudmu si nenek peyot itu?"

"Dia adalah ketua umum Partai Merah Perjuangan yang sampai saat ini bertahan di puncak, ketua... jelas anda tidak lupa bukan?"

"Cih tapi dia pun bisa-bisanya dikibuli oleh si Jaka!"

Ketua berdecih dan tertawa hambar karena seorang pria kurus nan udik macam Jaka Wangsa sangat lihai. Dia berhasil membuat Prawoto tunduk dan dia pun berhasil menipu Marawati. Tampangnya sih kampungan tapi dia sungguh licin seperti belut.

"Selama ini banyak yang meremehkan Jaka Wangsa karena tampak polos.... yah brandingnya kan memang seperti itu sehingga kita malah tak merasa waspada padanya"

Ketua tampak setuju dengan ucapan Hans dan kini pria jangkung itu mulai mendapatkan kepercayaan ketua lagi. Informasi yang Hans dapatkan memang amat sangat berguna.

"Aku akan berbicara dengan Prawoto kalau dia setuju setelahnya aku akan mencoba bertemu Marawati, lalu kau teruskan pekerjaanmu Hans...."





***********






"Kami sudah menutup galeri lukisan kontroversial itu pak dan dipastikan tidak akan ada pameran bagi lukisan tersebut"

Bawahan Jaka Wangsa melaporkan segalanya termasuk dengan meyakinkan Jaka agar dia tak usah risau lagi dengan kritikan. Tapi meski pameran lukisan kontroversial itu gagal terlaksana nyatanya ada yang menyebarkan foto lukisan itu ke media sosial dan viral. Semua lukisan itu memuat wajah Jaka Wangsa jelas dia merasa geram sekaligus malu. Apalagi semua lukisan itu sarat akan kritikan keras soal kinerjanya sebagai presiden dan saat ini setelah menjadi mantan presiden.

"Sudah ditutup tapi semua rakyat telah melihat itu, sialan!"

"Itu di luar kuasa kami Pak Jaka..." balas anak buahnya sedikit bodoh.

"Enyahlah kalian dariku sekarang!!"

Jaka Wangsa merasa marah karena rakyat sipil selalu memiliki cara untuk mempermalukan namanya. Namun selama ini Jaka mencoba hanya diam seolah tidak terusik. Semua orang boleh menghinanya tapi tetap saja dia sampai saat ini masih berada di puncak kekuasaan dan belum ada yang bisa menyingkirkannya. Toh semua hinaan itu hanya bersifat sementara meski mentalnya terus tergerus habis-habisan.

"Bapak iki gimana yo, media Tanpo ini gencar sangat ingin menghancurkan aku!!"

Zaffran tiba-tiba datang ke ruang kerja Jaka dan mengadu seperti anak kecil. Dia bahkan tidak bisa berpidato bahkan menyampaikan sebuah sambutan saja kacau balau. Ingin menjadi wapres tapi public speaking saja masih amburadul. Jelas saja tingkahnya menjadi sasaran empuk media oposisi macam Tanpo.

"Yoo ini kesalahanmu, anak lanang macam kamu ini memang bodoh gak ketulungan! Kamu kalau masih melakukan hal yang memalukan macam ini gimana bisa jadi presiden nanti?"

"Aku dadi wapres yo maunya bapak, wong bapak yang ambisi" ucap Zaffran menyebalkan.

"Jadi kamu mau mundur saja dari kursi wapres sekarang???"

"Ndak gitu pak..."

"Yowes... sana kamu urusi masalah kamu sendiri bapak sudah pusing!!!"

Jaka mengusir anak sulungnya itu dengan perasaan jengkel namun belum selesai dia menghela nafas panjang lagi-lagi ada sebuah skandal mengenai keluarganya. Anak bungsunya yang gagal menjadi gubernur itu tengah viral karena disinyalir menyuruh mantan pacarnya untuk menggugurkan kandungan. Tentu saja Jaka mulai mengumpat dan kesal karena seolah tak punya waktu untuk bernafas sebentar saja. Dia harus segera bertemu 8 naga sekarang juga karena hanya mereka yang bisa membantunya. Belum lagi kasus korupsi yang dia lakukan saat menjadi presiden terancam akan disebarluaskan oleh pihak Marawati.

Berbekal mobil dan ajudan yang setia menunggu akhirnya Jaka sampai di kediaman salah satu 8 naga. Dia bergegas masuk dan tidak mau membuang banyak waktu begitu saja.

"Ini kan masih kabar burung dan belum ada bukti jadi santai saja, kenapa kau risau sekali Jaka" ucap salah satu anggota 8 naga tampak santai setelah duduk di sofa.

"Kali ini saya sedang diserang oleh berbagai pihak pak yo mosok saya diam saja!"

"Dalam dunia politik itu adalah hal yang biasa, lakukan saja seperti dulu-dulu cukup kau hanya diam dan semua berita itu toh akan hilang sendiri!!"

"Kalau tidak hilang opo yang harus saya lakukan?"

"Kita bicarakan nanti bersama anggota 8 naga lainnya.. sekarang sudah malam lebih baik kau pulang saja..."

Jaka merasa kesal karena tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Dengan hati yang gondok pria tua itu akhirnya pulang ke rumah. Dia yakin sekali semua perlawanan ini datang dari banteng merah alias Marawati. Tapi Jaka tidak akan menyerah dan sekuat tenaga akan melawan partai merah itu meskipun saat ini dia independen dan tidak ikut partai manapun.

Sementara itu diam-diam Prawoto telah bertemu lagi dengan Wisnu Wicaksono. Tentu saja pertemuan ini bersifat rahasia dan tidak boleh diketahui pihak Jaka Wangsa......






Bersambung.....






Ini masih panjang banget kayanya untuk tamat

Sugar Baby Mr. SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang