Chapter 1 Wang Yibo : One of the Famous One

255 10 12
                                    

Xie Fan masuk ke dalam mobil. Penampilannya sangat rapi dengan stelan rompi berwarna abu-abu dengan kemeja putih dan blazer berwarna hitam yang sengaja dilemparnya di sebelahku. "Ayo, jalan."

Du Xuan mengikuti arahan. Matanya melihat ke arah kami berdua melewati kaca spion depan. Perhatiannya kembali mengarah ke jalan setelah aku dan Xie Fan balas memperhatikannya melewati kaca yang sama.

"Apa Peggy sudah sampai?" Xie Fan melihat keluar kaca mobil.

"Aku rasa dia masih di jalan." Gumamku pelan.

Xie Fan mengangguk, kemudian membuka-buka tabletnya. Dia tampak kesal saat menarik-narik scroll dengan jarinya. Beberapa kali telepon yang masuk ke ponselnya dia tutup tanpa melihat siapa nama yang tertera di sana. Xie Fan sudah seperti itu sejak kemarin. Seseorang yang mengaku wartawan meneleponnya beberapa kali meminta untuk diberikan waktu wawancara. Orang itu mengancam akan membeberkan fotoku yang tidak pantas ke media jika Xie Fan tidak bersedia memberinya kesempatan untuk bertemu dan melakukan wawancara denganku. Aku tidak tahu foto apa yang dimaksud orang itu. Dalam ingatanku, semua kegiatanku tidak membuatku harus berpose keterlaluan. Apartemenku juga sangat tertutup dengan pengamanan luar biasa yang bahkan tidak sembarangan orang diperbolehkan mengakses tempat itu sesuka hati mereka. Terkecuali penghuni setempat, dan orang-orang yang dikenal penghuni apartemen.

Xie Fan mengangkat telepon itu setelah dia kehilangan kesabarannya. "Tidak bisakah kau berhenti meneleponku? Apa kau tidak diajarkan orang tuamu kalau orang yang kau ganggu itu kadang sedang membicarakan hal penting dengan orang lain?" Xie Fan menutup telepon dengan marah sambil berbalik ke arahku.

Dari gerakan bibirnya aku tahu, dia tidak sedang benar-benar marah padaku.

"kau! kau benar tidak melakukannya, kan?"

Lagi? Aku justru ingin bertanya, apa aku pernah lepas dari pandanganmu meski setengah hari saja? Bahkan semua pertemuanku diatur. Aku seperti anak kuda yang dipaksa ikut pacuan karena di perusahaan hanya aku yang banyak menghasilkan uang. Bahkan kau menyadap teleponku.

Aku memalingkan wajah ke depan. Aku malas berdebat. Aku sudah terlalu sering berdebat dengan Xie Fan dan selalu berakhir dengan kalah. Meskipun Du Xuan berpura-pura tidak mendengar dengan masih fokus ke jalan, aku yakin pendengarannya tertuju pada kami berdua.

"Aku tidak tahu gambar apa yang dimaksud. Aku sebenarnya juga ingin tahu."

"Benar kau yakin tidak tahu?"

Aku menggeleng. Kulihat Xie Fan terus memandangi Du Xuan yang masih memperhatikan kami berdua dari spion depan.

"Du Xuan, apa kita bisa lebih cepat? Aku tidak ingin kita terlambat."

"Ya ... ya, Mr. Xie." Du Xuan mempercepat lajunya.

• • • • • • • • • • • •

Aku melihat ada barisan wartawan saat kami memarkir mobil di basement. Xie Fan langsung menghalangi pandanganku dari jepretan kamera. Dia dengan sigap membawaku masuk melewati pintu lift. Du Xuan masih berupaya menghalangi orang-orang yang berusaha ikut masuk ke dalam lift. Kami baru bernafas lega saat lift sudah bergerak naik ke atas.

Aku menggerak-gerakkan jemari kakiku sambil berjinjit-jinjit ringan menanti lantai lift yang masih bergerak ke atas dari lantai 2. Xie Fan terlihat masih berusaha menemukan kontak seseorang di ponselnya. Hanya ada aku dan Xie Fan di dalam lift. Dan 2 orang wanita dengan berkalungkan kartu tanda masuk studio di lehernya. Mereka saling berbisik sesekali melihat ke arahku. Saat aku melemparkan senyum, mereka berdua hampir terlihat melompat-lompat kecil sambil masih saling setengah berbisik. Saat pintu lift terbuka, yang kulihat ada Peggy di sana. Dia langsung mendorong ke depan punggungnya dari sandarannya di dinding saat melihatku dan Xie Fan keluar dari lift.

Be My Boyfriend ( YiZhan Fanficion )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang