kepingan 1

8 3 2
                                    

HAPPY READING ^^

------

"Ora, lihat itu surga" ucap laki laki itu sambil menarik tangan Ora untuk berlari

"ayoo" ucapnya lagi ketika melihat Ora tak bergeming

"Aku gak mau, disana indah tapi kata Nina kita harus meninggalkan dunia untuk kesana, aku gak mau ninggalin Nina" ucap perempuan bernama Ora itu

"lihat ada Ibu dan Ayah kamu" ucap laki laki itu lagi

"aku gak mau ketemu mereka, kakak saja yang kesana" ucap Ara lalu menghempas tangan laki laki itu

"Ora surga itu indah"

itu kalimat terakhir yang perempuan itu dengar sebelum dirinya kembali ke alam sadarnya, iya dia bermimpi.

Nafasnya berderu kencang, laki laki itu datang lagi ke mimpinya. Dering telepon di nakas sebelah ranjangnya menyadarkannya.

"Kenapa?" tanya Ora ketika sudah menekan tombol hijau untuk menjawab

"gue di depan, cepet bangun gue bawain makanan" ucap seseorang di seberang sana

"tunggu" ucap Ara lalu membuang ponselnya di atas kasur

Annaura Adniye Estelle atau yang kepar disapa Ora, gadis mini yang kini menduduki semester 2 di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Gadis berambut bondol hitam pekat dan selaly terurai.

kakinya sedikit berlari menuju pintu kamar kosnya yang tak seberapa ini, namun ini kos mewah di kawasannya.

"Aliinnn" ucapnya memeluk kencang teman di depannya

"ape nih? lo kenapa?" ucap gadis yang tadi disebut "Alin" itu

"kakak itu lagii" ucap Ora bergetar

Alin paham apa yang dimaksud kawannya itu, gadis itu membawa tubuh yang kini masih setia memeluknya masuk ke dalam kos.

"gak usah dipikirin, cuma bunga tidur" ucap Alin menenangkan

Namun sepertinya Ora tak bisa ditenangkan dengan ucapan itu, buktinya kini dia masih memeluk Alin, bahkan lebih kencang.

"mending makan Ra, ayoo" ucap Alin berusaha membujuk

"dia gak akan datang lagi" ucap Alin yang akhirnya membuahkan hasil

"kalau dia datang lagi?" tanya Ora kini mengusap pipinya yang basah akibat air mata

"kita pukulin bareng bareng" ucap Alin yang membuat senyum dari kawannya itu mulai muncul

"Kamu bawa apa Lin?" tanya Ora melihat kresek hitam yang kini ada diatas meja belajarnya

"Nasi kuning" ucap Alin lalu mulai membuka kresek hitam itu

"Aku mauu" ucap Ora lalu berlari menuju dapur kamar kosnya untuk mengambil piring

"Ra, kita kelas jam 10, ingat ya" ucap Alin mengingatkan

"okayy, habis makan aku mandi" ucap Ora dengan tangan yang sibuk membuka bungkusan Nasi kuningnya

"makasihh Alinn, kamu sahabat terbaikku" ucap Ora lalu melahap cepat Nasi kuningnya.

Naddline Asyra atau yang sering Ora panggil dengan sebutan Alin, tetangga kos Ora yang sudah menjadi sahabatnya setelah mereka berkenalan disaat ospek jurusan dahulu.

--------

Berbanding 180° dengan kehidupan Ora, kehidupan seorang remaja laki laki ini bisa dikatakan sangat cukup bahkan sangat mewah.

BERKEPINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang