HAPPY READING^^
--------
Angin malam yang dingin mulai menyapa langkah kaki Ora, gadis dengan balutan jaket dan celana panjang serta tak lupa kantong belanja di tangan kanannya.
Jalannya pelan sambil bersenandung santai, ingin menikmati suasana malam yang sudah lama tak ia hirup dinginnya.
Ora berjalan sendirian tanpa Sandra ataupun Alin yang biasanya selalu mengintilinya. Alin yang tengah sibuk dengan tugasnya yang menumpuk dan Sandra yang tentu tengah rebahan di kasur kamarnya yang empuk.
"Permisi mbak" suara itu membuat Ora sedikit terkejut.
Dua laki-laki tampak seusia Ora tengah berdiri di dekatnya. Raut wajah Ora nampak bingung dan sedikit takut.
"Tenang mbak, kita orang baik kok gak maksud jahat" ucap salah satu diantara mereka
Tak dapat respon apapun dari Ora, laki-laki sebelahnya buka suara.
"Kita mau nyari alamat mbak" ucapnya
Ora yang sedari tadi nampak datar kini merubah ekspresinya, gadis itu menampakkan raut terkejut yang lebih dari ekspresi awalnya.
Bahkan kini mata Ora nampak membulat sempurna dan mulutnya sedikit menganga, entah apa penyebabnya.
"gue rasa ni orang sarap Ro"
"omongan lo Ga"
Jika di otak kalian berfikir bahwa dua lelaki itu adalah Aro dan Arga, yap kalian benar. Dua lelaki itu adalah Aro dan Arga.
"Jadi mbak tau alamat ini?" Tanya Aro lagi dengan kini menyodorkan ponselnya yang menampilkan tulisan alamat yang mereka cari
Ora masih diam tak bergeming, kini gadis itu malah nampak tengah menahan tangisnya, dengan satu tangannya meremas ujung baju melampiaskan rasa takutnya.
"mbakk?" Panggil Aro dengan takut takut
"Roo, jangan jangan ni mbak bukan orang" ucap Arga berjalan pelan ke belakang Aro, penakut.
Lama tak bergeming, Ora kini perlahan mundur menjauhi dua lelaki itu. Tak lama dari itu Ora berjalan cepat semakin menjauhi keduanya.
Aro nampak bingung dengan apa yang gadis itu lakukan, dia hanya ingin menanyakan alamat, apakah salah?
"tuhkan Ro, gue bilang juga apa, itu orang bukan manusia" ucap Arga masih pada posisi meringkuk di belakang Aro
"mulut lo bau, diem deh" ucap Aro lalu berjalan menuju mobilnya di seberang jalan.
Sementara itu, gadis dengan kantong belanja itu semakin mempercepat langkahnya untuk sampai tujuan. Tangannya bergetar membuka gerbang besar berwarna hitam di depannya. Langkahnya gusar menaiki anak tangga untuk sampai di kamarnya.
Getaran tangannya tak mampu ia kontrol, kunci kos yang akan ia raih pun menjadi susah ia gapai. Bayang bayang suara itu kembali menghantui Ora, tangisnya pecah saat dirinya tak kunjung dapat membuka pintu dihadapannya.
Ora pasrah, mendudukkan dirinya di depan pintu sambil memeluk kedua lututnya dengan tangisan. Kantong belanjanya entah dimana, yang Ora mau kini hanya bersembunyi dibalik pintu yang tak kunjung dapat ia buka.
Senandungan dan langkah kecil kaki Alin berjalan ke tangga untuk menuju ke kamar sahabatnya, ingin memeriksa sang sahabat selamat sampai kos atau tidak.
Namun betapa terkejutnya Alin, pemandangan yang justru ia lihat adalah Ora dengan tampilan berantakan tengah memeluk lututnya dan menangis di depan pintu kamar kosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERKEPING
Novela Juvenil"surga itu indah ya" "indahh, indahh bangett, besok kesananya sama sama ya jangan duluan" -selalu temukan cerita dalam setiap kepingan- (nalfyyyy)