HAPPY READING ^^
-------
Bau ini benar benar tak mengenakkan, ruangan yang selalu Aro tak ingin kunjungi. "dr. Rommy A. Pandu, Sp.JP" nama yang bosan Aro baca, dan wajah yang membuat Aro menghela nafas pelan.
"Aro, ini tidak seperti janji kamu bulan lalu" ucap seorang pria setengah paruh baya yang mengenakan jas putih dan kacamata bertengger di tengah hidungnya.
"Kamu bilang tidak akan kambuh untuk waktu yang lama, tapi baru satu bulan saja kamu sudah datang kemari" lanjutnya
"Orang kambuh mah gak ada yang mau dok, tapi kan ini takdir" ucap Aro menjawab dengan pelan
"Dari pemeriksaan tadi, ini sudah harus ditangani intensif Aro"
"Di Rumah Sakit ini tidak mendukung untuk perawatan kamu, saya sudah berkali kali sarankan untuk ke luar negri"
"Dokter Rommy" panggilan Aro membuat dokter itu menatap Aro dalam.
"Saya sudah berdamai dengan keadaan, biarin aja saya seumur hidup dengan obat obatan, saya nyaman" ucapan Aro membuat Dokter Rommy menggeleng pelan
"Aro, banyak orang yang sayang kamu, banyak yang mau kamu pergi untuk perawatan intensif, tapi kenapa kamu keras kepala" ucap Dokter Rommy
"Dok, dirawat atau tidak, penyakit ini tidak akan sembuh" ucapan Aro membuat Dokter Rommy termenung sekejap
"Setidaknya kamu bisa bertahan lebih lama Aro" ucap Dokter Rommy setelah diam sebentar
"Kalau saya mati, artinya Tuhan sayang sama saya" ucap Aro tenang dengan bergerak menyenderkan punggungnya
"Nampaknya kamu memang benar benar suka akan penyakit kamu ya" ucap Dokter Rommy tak mau kalah, ikut menyenderkan punggungnya.
"Bukan suka, namun terpaksa suka dan akhirnya terbiasa" ucap Aro pelan sambil memainkan bekas lebam ditangan sebelah kirinya
"Kamu juga nampak suka lebam dikulit putih kamu, suka nyeri perut dan dada, serta kamu sangat suka saat tubuh kamu bergetar" ucap Dokter Romny menjabarkan gejala gejala yang Aro alami.
"Saya yakin, kalau saya mati hari ini pasti Dokter yang arwah saya datangi pertama" ucap Aro mulai jengkel berbicara dengan Dokternya ini.
"Aro, saya sudah bosan bertemu kamu, jadi tolong turuti keinginan saya untuk merujuk kamu ke Rumah Sakit di luar negri" ucap Dokter Rommy kini mulai serius
"Pilihannya hanya itu Aro, tidak ada lagi keringanan untuk kamu, badan kamu sudah lelah dengan obat-obatan" ucap Dokter Rommy lagi
"Obat-obatan yang kini kamu minum sudah tidak begitu berpengaruh, itu sudah tidak bisa kamu andalkan Aro"
"Dok, kalau saya mati, saya ingin mati disini bukan di negara orang" ucap Aro membuat Dokter Rommy menghela napas beratnya
"Stop membahas kematian Aro, cukup pergi berobat dan serahkan saja semua usahamu pada Tuhan" ucap Dokter Rommy mulai lelah berbicara pada kepala batu Aro
"Padahal Dokter yang bilang penyakit ini tidak bisa disembuhkan, sekarang malah suruh saya berobat, buat apa?" tanya Aro
"Memangnya kalau ke luar negri, jantung saya bisa sembuh? bisa berfungsi lagi? gak kan?" ucap Aro juga mulai lelah membicarakan hal yang itu itu saja.
"Sampai saya mati pun, saya akan tetap di Indonesia, karena saya mau ketemu dokter terus" ucap Aro dengan kekehan diakhir kalimatnya
"Saya duluan ya Dok, resep obatnya masih sama kan? semoga bulan depan kita tidak berjumpa" ucap Aro lalu beranjak dari duduknya
KAMU SEDANG MEMBACA
BERKEPING
Teen Fiction"surga itu indah ya" "indahh, indahh bangett, besok kesananya sama sama ya jangan duluan" -selalu temukan cerita dalam setiap kepingan- (nalfyyyy)