kepingan 14

4 2 3
                                    

HAPPY READING ^^

---------

"Kamu masih tidak mau ke surga bareng?"

"Tidak, tidak akan pernah" ucap gadis itu dengan kaki mundur beberapa langkah

"Jangan takut denganku, aku hanya ingin mengajakmu ke surga"

"Kenapa ajak aku? Aku jelas tidak mau"

"Dunia itu keras, jahat padamu, jadi ayo tinggalkan"

"Banyak yang sayang sama aku" bentak gadis itu

"Siapa? bahkan kau tak memiliki satupun keluarga disana"

Gadis itu diam, laki-laki itu benar, ia tak memiliki keluarga.

"Nina, aku masih memiliki Nina" ucapnya mengingat ia masih memiliki neneknya

"Mari ajak juga Nenekmu menuju surga"

"Aku gak mauu" teriak gadis itu

Laki laki itu maju mendekat, membuat gadis itu mundur perlahan dan mulai takut dengan tatapan serta senyum mengintainya itu.

"Aku gak mauu"

Ora terbangun dari mimpi yang sudah lama tak mengunjunginya itu, hari ini mimpi itu datang lagi.

Ora dengan peluh di keningnya meringkuk pada pojok ranjang, merasa was was dengan apa yang ada di dalam mimpinya itu. 'Kakak' itu nampak sangat menyeramkan pikir Ora.

"Suaranya benar benar mirip, namun aku tak bisa melihat seluruh wajahnya, hanya senyum yang menyeramkan itu" ucap Ora masih dengan suara bergetarnya

"Siapa kamu sebenarnya? aku takutt" ucap Ora menangkup wajahnya pada dua lututnya

"Apa keputusanku kemarin sudah benar? Apa aku akan kuat untuk bertemu dia?" tanya Ora pada dirinya sendiri

Entah karena apa gadis itu menerima tawaran kakak tingkatnya itu, tapi Ora nampak dapat dorongan untuk mengatakan iya.

"Tolong setelah ini jangan pernah muncul lagi"

----------

Cerah langit indah menyambut pagi yang cukup dingin menyapa tubuh. Cuitan burung pun baru mulai terdengar saling bersahutan.

Hari ini adalah hari kedua Aro dirawat dan sang laki laki belum juga ada tanda bangun dari tidur panjangnya. Ara tersenyum menatap Aro didalam sana. Gadis itu tak pulang, ia menginap untuk menjaga saudara satu satunya itu.

"Ara, sudah sarapan?"

Ara menoleh pada suara yang bertanya padanya. Disana ada sang Mama yang nampak baru selesai bebersih diri dan baru kembali setelah tadi pulang sebentar.

"Belum" ucap Ara kembali menaruh fokus matanya pada Aro

"Makan dulu, Aro sedih tuh liat kamu belum makan" ucap Sarah membuat Ara menoleh

"Memangnya Aro sudah makan?" tanya Ara

"Sudah dong, kan Aro makan nutrisi dari infus itu" ucap Sarah dengan tangan menunjuk infus yang terpasang pada tangan kanan Aro

"Nanti aja Ma, aku mau jadi yang pertama dilihat kalau Aro bangun" ucap Ara dengan senyum manisnya

"Mama toleransi sampai jam 10 pagi ya Ara, jika lebih dari itu Mama yang akan seret kamu ke kantin" ucap Sarah mendapat anggukan dan acungan jempol dari Ara

Benar saja, Ara tak kunjung meninggalkan bangku di depan ruang ICU tempat Aro terbaring lemas. Ia dengan bersemangat terus menunggu sang kembaran untuk membuka matanya.

BERKEPINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang