kepingan 15

0 0 0
                                    

HAPPY READING ^^

---------

Siang hari yang cukup terik ini membuat senyuman riang terpatri di wajah gadis yang tengah menjemur beberapa pakaian yang dicucinya pagi hari tadi.

"Lin"

Panggilan itu membuatnya menoleh, disana sang sahabat tengah berdiri dengan pakaian rapi dan eskrim cone ditangan kanannya.

"Kok lo udah siap? kelas masih satu jam lagi" ucap Alin memandang jam dinding pada ruang tamu kos

"Gapapa, biar gak diomelin si Ora" ucap Sandra mengambil duduk pada bangku yang ada di depan pintu kos Alin

"Lah si Ora juga belum tentu udah bangun" ucap Alin kembali fokus pada cucian didepannya

"Lo gak usah terlalu keraslah sama dia Lin, kaget anak orang" ucap Sandra melihat masih ada rasa marah pada diri Alin

"Kapan gue keras? gue cuma memperingatkan aja San" ucap Alin masih pada aktivitas menjemurnya

"Gak ada salahnya tawaran dari bu Aurel Lin, emang aneh?" tanya Sandra membuat Alin menatap sahabatnya yang masih santai dengan ponselnya di bangku Alin

"Lo sama anehnya San, gak ada salahnya apa maksud lo?" tanya Alin tak terima

"Loh bukannya itu bisa buat Ora pelan pelan berdamai sama mimpi buruknya itu?" tanya Sandra juga tak mau kalah

"Lo gak tau bagaimana cara orang berdamai dengan masa lalunya San" ucap Alin kembali melanjutkan aktivitasnya

"Kalau gue gak tau, emangnya lo tau?" tanya Sandra santai

Sandra adalah gadis yang tak mau kalah dan selalu membalas ucapan teman temannya dengan santai. Diantara mereka bertiga, Sandra lah yang sering menjadi musuh Alin dalam debat tentang apapun.

"Mending lo bangunin Ora gih" ucap Alin mulai mengakui kekalahannya pada Sandra

"1 - 0 broo" ucap Sandra lalu bangkit dan berjalan menuju tangga untuk membangunkan gadis yang biasanya sangat tepat waktu itu

Alin telah menyelesaikan aktivitas menjemurnya, ia masuk untuk bersiap siap untuk kelas siang hari ini.

Pagi tadi kelas yang harusnya mereka hadiri namun dosen telah memberi kabar bahwa ia berhalangan hadir dari beberapa hari yang lalu.

"ALIIIINNN" teriakan Sandra membuat Alin menoleh pada pintunya yang semula tertutup

"Lo kayaknya demam kalau sehari gak teriak" ucap Alin kembali melanjutkan aktivitasnya pada cermin dihadapannya

"Temen lo kemana? kok gak ada di kamarnya" ucap Sandra saat sudah mendekati ranjang Alin

"Mau kemana temen lo? masih tidur kali" ucap Alin santai

"Pintunya ke kunci, kalau masih tidur mana mungkin dikunci" ucap Sandra membeberkan kebiasaan sahabatnya yang sangat jarang mengunci kamarnya jika tak pergi meninggalkan kamar kos itu

"Dikunci?" tanya Alin mulai heran

"Aneh kan? keluar kali temen lo" ucap Sandra santai

"Kemana?" tanya Alin bingung sebab sangat jarang Ora berani keluar sendiri tanpa mencoba menawarkan ajakan pada dirinya

"Mana gue tau, yang sekos sama dia kan elu" ucap Sandra membuat Alin kembali memikirkan kemana kira kira gadis itu

"Gausah banyak mikir Alin, lo telpon aja" ucap Sandra santai

Alin membenarkan saran Sandra, ia mengambil ponselnya yang tergeletak diatas nakas dekat ranjangnya.

Ia coba mendial nomor Ora, tak butuh waktu lama suara panggilan itu tersambung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERKEPINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang