kepingan 2

2 2 4
                                    

HAPPY READING^^

-------

Sudah dua hari ini Ora terus memandang benda kecil berwarna pink ditangannya. sampai hari ini dia belum pernah lagi bertemu dengan asisten dosen yang mengajarnya tempo hari.

"Oraaa" teriakan itu membuat gadis dengan rambut bondol itu menoleh pada pintu

"iyaa masuk" ucap Ora ikut sedikit berteriak

"lo udah siap?" tanya Alin tanpa aba aba saat sudah membuka pintu

"sudah" ucap Ora lalu buru buru berdiri

tangan Ora bergerak mematikan lampu dan menutup lalu mengunci pintu kosnya.

langkahnya berjalan sejajar dengan Alin untuk menuruni anak tangga, tangan Ora masih setia menggengam flashdisk kecil berwarna pink yang kini ikut menggantung di kunci kamar kosnya.

"Alin, hari ini kita cari ibu dosen ini lagi ya" ucap Ora menunjukkan gantungan kunci kosnya pada Alin.

"aduhh Ora, kan gue udah bilang titip di pak Mamat aja, pasti dibalikin" ucap Alin nampaknya sudah lelah mencari asisten dosen yang Ora maksud

"bagaimana kalau bapak Rahmat tidak amanah? siapa tau isi flashdisk ini penting Lin" ucap Ora membela diri

"tapi kan sampai sekarang aja kita gak ketemu ibu itu, paling ketemunya minggu depan Ra"

"gimana kalau ibunya butuh itu flashdisk?" tanya Alin membuat Ora terdiam

"ya sudah, nanti kita titip saja" ucapan Ora membuat Alin bernafas lega akhirnya bisa membujuk temannya yang keras kepala ini

--------

"Sandra lagi lagi kamu bikin kita terlambat masuk kelas, aku gak mau lagi nunggu kamu" ucap Ora mengomel tak henti henti pada Sandra yang baru datang

"Lin, gue baru dateng, kasih nafas dulu kek" ucap Sandra masih dengan nafasnya yang tidak teratur

"ayo, aku gak mau duduk dibelakang lagi" ucap Ora mendahului langkahnya menuju ruangan kelas mereka

langkah tergopoh Ora membuatnya menabrak seseorang yang tampaknya juga tengah terburu buru.

"maaf" ucap Ora menunduk

"gapapa, maaf juga"

langkah laki laki itu lebar meninggalkan Ora dan kedua temannya. hal itu membuat Ora bernafas lega dan kembali melanjutkan jalannya.

"gila temen lo, cowo cakep loh itu malah nunduk" ucap Sandra masih setia menatap punggung laki laki itu

"Ora bukan kayak lo, Matanya jelalatan" ucap Alin kini menarik tangan Sandra untuk kembali menyusul jalan cepat Ora.

dosen nampak tak ada saat Ora dan kedua sahabatnya memasuki kelas, bangku dengan juga baru terisi beberapa orang.

senyum lebar nampak dari wajah Sandra, hilang sudah bayang bayang omelan Ora jika ia tak dapat duduk di bangku depan.

-------

langkah lebar laki laki dengan jaket denim itu mendapat protes dari temannya yang tertinggal dibelakang.

"itu kaki atau apa sih, cepet amat jalannya"

"kalau lo mau diamuk Ara, silahkan jalan pelan pelan"

Aro dan Arga, dua laki laki yang kini ditugaskan untuk menjemput Ara, namun sialnya mereka lupa dengan tugas itu.

ini sudah hampir 40 menit sejak Ara mendarat di bandara Soekarno Hatta, sudah dapat dipastikan Aro dan Arga akan mendapat omelan panjang.

langkah Aro memelan saat sudah melihat sang kembaran berkecak pinggang dengan koper kabin di sebelah kanannya.

BERKEPINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang