kepingan 10

4 2 2
                                    

HAPPY READING ^^

--------

Bau menyengat dan sinar cahaya putih menembus indra penglihatan dan penciuman Aro. Mata Aro berusaha menerima cahaya yang masuk.

Menatap sekeliling dan mengunci tatapan pada gadis yang kini tengah sibuk dengan buku bacaan disamping ranjang brangkar Aro.

Gadis yang tadi Aro dengar suaranya samar, kini masih menemaninya dan nampak tak lagi takut dengannya.

"Hallo" sapa Aro membuat si gadis menutup bukunya dan mulai mendorong mundur kursi tempat duduknya menjauhi brangkar Aro.

Ternyata salah, Dia masih takut pada Aro.

Ora menunduk mulai takut karena tak berpikir Aro akan kembali sadar secepat ini. Ara menyuruhnya untuk menunggu sebentar karena jalan yang ia lewati sedikir macet.

"Ternyata lo masih takut sama gue" ucap Aro lalu menatap langit langit putih khas rumah sakit.

Ora berjalan keluar kamar inap untuk mencari dokter, sebab tadi dokter berpesan untuk mengabarinya jika pasien itu sudah siuman.

Tak lama, Ora berjalan kembali ke kamar inap dengan beriringan dengan pria paruh baya yang sangat Aro kenali.

"Selamat siang Aro" ucap Dokter Rommy yang juga pasti kalian kenali

"Siang" ucap Aro enggan untuk menatap balik Dokter kesayangannya itu.

"Saya berdoa agar tidak bertemu kamu bulan depan, malah bertemunya hari ini" ucap Dokter dengan jas putih dan stetoskop yang mengalung dilehernya.

"Jangan hubungi Mama Papa dok, nanti saya hubungi Ara aja" ucap Aro tak ingin kedua orang tuanya harus jauh jauh datang kemari

"Aku sudah menghubungi Kak Aurel, dia sedang dalam perjalanan kesini" ucap Ora memberitahu

"Tuh, gausah diobatin segala lah dok, nanti Ara dateng saya langsung pulang" ucap Aro membuat dokter Rommy tertawa

"Diobati saja kamu masih pingsan, apalagi tidak" ucap Dokter Rommy tak lagi percaya bualan Aro

"Aahh tadi kesalahan teknis dok" ucap Aro membela diri

Derap langkah seseorang memasuki ruangan membuat semua menoleh, disitu ada Ara dengan nafas terengah engah dan peluh di dahinya sebab dari larinya.

"Udah gue bilang, ikutin omongan Mama, kalau belum kuat gak usah sok sokan kuliah" ucap Ara marah dengan mata berairnya

"Kalau gini semua lo buat khawatir, mikir dikit Abimanyu Aro" ucap Ara kini berjongkok menelungkupkan wajahnya, nampaknya gadis itu menangis.

"Raa, gue gapapa" ucap Aro menatap Ara yang kini ditenangkan Ora yang tak tahu menahu apa yang tengah terjadi

"Lo selalu bilang gapapa gapapa, lo sakit jadi stop bilang gapapa" ucap Ara masih dengan posisi jongkok di dekat brangkar yang Aro tempati

"Ara, Kabari Mama kamu ya, saya tunggu di ruangan" ucap Dokter Rommy lalu berjalan keluar ruangan, tak ingin melihat perdebatan saudara kembar itu.

"Raa, gak usah libatin Mama Papa lah, ini gue udah gapapa" ucap Aro membuat Ara berjalan mendekatinya

Tangan Ara dengan cepat membuka kemeja lengan panjang Aro, disana sudah ada beberapa lebam yang serupa seperti kemarin.

"Ini lo bilang gapapa? stop pura pura gapapa Aro" ucap Ara marah

Jangan tanya ekpresi Ora sekarang, gadis itu ternganga melihat beberapa lebam Aro yang tak ia tahu datang dari mana, seingatnya laki-laki itu tak terjatuh cukup keras.

BERKEPINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang